Lamtoro adalah tumbuhan leguminosa tropis, berasal
dari Amerika Tengah. Disebarkan oleh orang-orang Mayan dan Zapotec ke seluruh
Amerika Tengah. Klasifikasi Leucaena leucocephala menurut Brewbaker dan
Hylin (1965) adalah, salah satu spesies dari genus Leucaena yang
termasuk sub Famili Mimosoideae, Famili Leguminoseae, sub Ordo Rosicae, Ordo
Rosales, sub Klas Dycotyledoea, Klas Angiospermopsidae, sub Divisio
Spermatophyta, Divisio Traceophyta dan sub Kingdom Embryobionta. Lamtoro (Leucaena)
terdiri atas 53 spesies yang digolongkan ke dalam 10 spesies yang telah
dikenal. Walaupun seluruh spesies tersebut mungkin sangat berguna bagi daerah
tropis, tetapi hanya Leucaena leucocephala yang telah dimanfaatkan
secara luas (NAS 1994). Tanaman lamtoro tumbuh baik di daerah dengan curah
hujan tahunan antara 1000-3000 mm3.
Sementara Garcia et al. (1996) menyarankan agar
tanaman lamtoro ditanam di daerah yang curah hujannya lebih dari 750 mm3 per tahun dan
ketinggian lebih dari 1500 m dpl. Selanjutnya dinyatakan pula bahwa tanah yang
sesuai dengan tanaman ini adalah tanah yang netral atau tanah basa. NAS (1994)
menyebutkan bahwa pada umumnya tanaman lamtoro dapat menghasilkan bahan kering
dari unsur-unsur yang dapat dimakan (daun dan ranting-ranting kecil) sebesar
6-8 ton per hektar per tahun atau sekitar 20-80 ton bahan segar per hektar per
tahun. TDL merupakan sumber daya hayati lokal yang potensial untuk digunakan
sebagai salah satu sumber protein nabati dalam pakan ikan karena mengandung
protein sekitar 25-30% (NAS 1994); 24% (Scott et al. 1982), yang
merupakan nilai tertinggi dibandingkan sumber protein nabati lainnya. Komposisi
asam amino daun lamtoro hampir seimbang dengan tepung ikan kecuali kandungan
lysin dan methionin yang lebih rendah. Apabila dibandingkan dengan bungkil
kedelai kandungan asam amino daun lamtoro cukup seimbang, hanya berbeda pada
kandungan asam glutamat.
TDL juga merupakan sumber vitamin A dan kandungan
-karoten yang relatif tinggi serta kandungan xantofil yang merupakan pigmentasi
pada kulit dan kuning telur. Perbandingan komposisi asam amino dan makro-mikro
mineral antara tepung ikan, tepung bungkil kedelai dan tepung daun lamtoro
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Perbandingan komposisi asam amino dan
makro-mikro mineral antara tepung ikan, tepung bungkil kedelai dan tepung daun
lamtoro
Jenis asam amino esensial
(g/16g N)
|
Tepung ikan
|
Tepung bungkil kedelai
|
Tepung daun lamtoro
|
||
Arginin
|
4,6
|
6,94
|
1,02-5,25
|
||
Histidin
|
2,0
|
2,64
|
0,40-1,44
|
||
Isoleusin
|
3,0
|
5,01
|
1,24-6,65
|
||
Leusin
|
5,5
|
7,54
|
1,60-6,65
|
||
Lysin
|
6,2
|
6,28
|
1,28-6,07
|
||
Methionin
|
1,6
|
1,38
|
0,23-1,19
|
||
Fenylalanin
|
3,2
|
5,03
|
1,07-3,92
|
||
Treonin
|
3,1
|
4,92
|
0,87-5,07
|
||
Triptopan
|
2,3
|
1,18
|
0,24-0,38
|
||
Valin
|
3,2
|
4,72
|
1,01-6,29
|
||
Makro & mikro mineral
|
|||||
Kalsium (%)
|
4,00
|
0,28
|
0,37-2,52
|
||
Fosfor (%)
|
2,60
|
0,68
|
0,07-1,47
|
||
Sodium (%)
|
0,87
|
0,08
|
0,00-0,04
|
||
Potassium (%)
|
0,70
|
1,92
|
0,80-1,99
|
||
Magnesium (%)
|
0,25
|
0,27
|
0,42-0,56
|
||
Klorin (%)
|
-
|
0,04
|
-
|
||
Mangan (mg/kg)
|
2,00
|
32,2
|
7,00-10,6
|
||
Besi (mg/kg)
|
246
|
186,5
|
181,0-407,0
|
||
Tembaga (mg/kg)
|
111
|
53,5
|
21,0-29,9
|
||
Cupper (mg/kg)
|
11,0
|
19,9
|
42,1-60,0
|
||
Selenium (mg/kg)
|
-
|
0,04
|
-
|
||
Iodin (mg/kg)
|
-
|
0,05
|
-
|
||
Bahan anti nutrisi (ANF)
|
Asam fitat
|
Mimosin
|
|||
Pemanfaatan TDL di dalam pakan dibatasi oleh adanya
ANF mimosin yang merupakan asam amino heterosiklik ( -amino- (N-(3-hidroxy-4-
piridon)(asam propionat). Berbagai usaha yang dilakukan untuk menurunkan daya
racun mimosin dalam daun lamtoro adalah dengan pemanasan, penambahan garam
sulfat, penambahan senyawa analog mimosin, pencucian, mendapatkan varietas baru
yang rendah kandungan mimosinnya. Disamping itu pemanfaatan bahan baku pakan
ikan nila dari daun tumbuhan khususnya daun lamtorogung dibatasi dengan kandungan
yang tinggi dari komponen neutral detergent fiber (NDF) 39,5% dan acid
detergent fiber (ADF) 35,10% (Garcia et al. 1996). Serat kasar
merupakan komponen karbohidrat yang kaya akan lignin dan selulosa yang bersifat
sukar dicerna. Selulosa merupakan kerangka sel tanaman yang terdiri dari rantai
-D-Glukosa dengan derajat polimerasi sebesar lebih kurang 14.000 (Baskoro
1996). Degradasi polisakarida yang terdapat pada dinding sel tanaman yang
merupakan bagian terbesar komponen serat kasar bervariasi bergantung kepada
jaringan tanaman, jenis tanaman dan umur tanaman (Amin 1997). Pada manusia
fungsi utama selulosa adalah untuk menyediakan bahan bulky (tidak dapat
dicerna) yang dapat meningkatkan efisiensi kerja saluran yang fungsinya dapat
disamakan dengan fungsi serat dalam pakan ternak (Djojosoebagio dan Pilliang
1996). Salah satu usaha untuk mengatasi kecernaan serat yang rendah adalah
penggunaan enzim eksogen untuk menghidrolisis serat.
Labels:
Bahan Pakan,
Hijauan
Thanks for reading Tepung Daun Lamtorogung Leucaena leucocephala. Please share...!
0 Comment for "Tepung Daun Lamtorogung Leucaena leucocephala"