Beberapa penelitian terdahulu
memberikan ulasan bahwa harga, kualitas dan diversifikasi merupakan link bagi
kelanjutan pengembangan kopi secara berkelanjutan. Namun pembentukan harga kopi
sebagai komoditas adalah melalui mekanisme pasar. Tidak demikian halnya untuk
produk selain biji kopi. Produk kopi olahan memiliki tingkat harga yang lebih
baik dan dengan demikian dapat dikatakan diversifikasi ekspor merupakan salah
satu cara dalam meningkatkan ekspor kopi.
Secara umum, literatur
perekonomian umum lainnya memberikan prediksi tentang hubungan antara
konsentrasi/kebergantungan ekspor, diversifikasi ekspor, pertumbuhan ekspor dan
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Penelitian tersebut memberikan
kesimpulan yang sama bahwa terdapat hubungan antara pertumbuhan ekonomi, ekspor
dan diversifikasi ekspor. Diversifikasi ekspor mendorong pertumbuhan ekonomi,
terutama bila diversifikasi produk ekspornya ke arah produk manufaktur.
Penelitian terkini
mengemukakan bahwa diversifikasi lebih penting bagi negara berkembang. Terdapat
beberapa alasan untuk hal ini, antara lain yang pertama melalui penelitian
Haddad et al. (2010) yang mengemukakan bahwa perdagangan terbuka dapat
mengurangi volatilitas saat suatu ekonomi negara terdiversifikasi dengan baik.
Negara berkembang umumnya terkonsentrasi untuk mengekspor kelompok produk yang
sama kepada pasar yang terbatas karena terbatasnya basis sumberdaya. Kenyataan
ini menyebabkan ketergantungan terhadap produk dan pasar tersebut sangat
tinggi. Bila terjadi goncangan dalam supply dan faktor eksternal lainnya maka
akan mempengaruhi terms of trade negara yang bersangkutan dan mengguncang
perekonomiannya. Di sisi lain, diversifikasi ekspor baik produk dan pasar
membantu untuk menghasilkan pendapatan ekspor yang stabil dan mengurangi resiko
ekonomi dan politik.
Kedua, Imbs dan Wacziarg
(2003) menyimpulkan bahwa level konsentrasi berubah seiring tingkat pendapatan
per kapita. Ditunjukkan bahwa berbagai pengukuran konsentrasi secara sektoral
mengukuti bentuk melengkung (U-shapped). Pada tahap awal, suatu negara harus
menemukan keunggulan komparatifnya, dan saat industri mulai beroperasi, sampai
suatu titik akan ditemukan ketidakefisienan yang akan menggeser produksi ke
arah yang memiliki keunggulan komparatif. Dengan demikian, saat proses ekonomi
dimulai, ekonomi justru lebih terdiversifikasi dan seiring dengan terjadinya
pengembangan, proses menuju spesialisasi lebih mendominasi. Temuan yang sama
juga dihasilkan Hesse (2008).
Hubungan diversifikasi ekspor
terhadap pertumbuhan ekonomi juga banyak diteliti dalam penelitian lainnya,
antara lain Chandra et al. (2007) serta Amiti dan Freund (2007) yang
menghasilkan kesimpulan bahwa diversifikasi ekspor penting terutama untuk
negara berkembang dan dengan itu dapat memicu peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Siregar dan Daryanto (2005) menyebutkan bahwa kinerja ekspor dapat dinilai dari
laju pertumbuhan baik dari sisi nilai maupun volume. Namun selain laju
pertumbuhan ekspor, sisi yang perlu diperhatikan adalah tingkat
diversifikasinya, baik produk maupun negara tujuan ekspor. Pengembangan ekspor
yang berhasil adalah jika laju pertumbuhan ekspor tinggi dan komposisinya tidak
didominasi negara tertentu dan produk tertentu.
Kesimpulan yang dapat diambil
adalah bahwa diversifikasi ekspor sangat penting bagi negara berkembang.
Bagaimana cara mengukur diversifikasi ekspor juga bervariasi dari tiap
penelitian. Literatur terkini mengungkapkan cara pengukuran diversifikasi
ekspor, yaitu melalui pembagian marjin ekspor kedalam marjin ekstensif dan
marjin intensif. Tingginya marjin ekstensif menunjukkan tingginya diversifikasi
dan marjin intensif yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat
spesialisasi/konsentrasi. Pembagian marjin ekspor ini juga memiliki manfaat
untuk menentukan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya perdagangan ke
arah marjin tersebut.
Sumber Artikel (Klik)
Labels:
Kopi
Thanks for reading Diversifikasi Ekspor Kopi Indonesia . Please share...!
0 Comment for "Diversifikasi Ekspor Kopi Indonesia "