Home » Arsip untuk April 2014
Download Skripsi - Pengaruh Suplemen Campuran Jamur Lingzhi (Ganoderma lucidum), Kromium Organik, Dan Kedelai Sangrai Terhadap Kandungan Kolesterol Dan Kromium Dalam Serum Dan Telur Ayam
selayangpandang 21:38 Admin Bandung Indonesia
selayangpandang 21:38 Admin Bandung Indonesia
Usaha
peternakan ayam broiler terlihat mulai kembali berkembang setelah Indonesia
dilanda krisis pada tahun 1997. Hal ini dapat dilihat dari terjadinya
peningkatan populasi broiler dari tahun 2004 sampai tahun 2008 sebesar 16,58%,
dari sekitar 779 juta ekor menjadi 902 juta ekor (Ditjenak, 2009) seperti yang
diperlihatkan pada Tabel 1.
Tabel
1. Jumlah Populasi Ayam di Indonesia pada Tahun 2004 - 2008
Jenis
Ternak
|
Tahun
(juta ekor)
|
||||
2004
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
|
Ayam
Buras
|
276.989.054
|
278.953.778
|
291.085.191
|
272.251.141
|
243.423.389
|
Ayam
Ras Petelur
|
93.415.519
|
84.790.411
|
100.201.556
|
111.488.877
|
107.955.170
|
Ayam
Ras Pedaging
|
778.969.843
|
811.188.684
|
797.527.446
|
891.659.346
|
902.052.418
|
Sumber
: Ditjenak (2009)
Usaha
peternakan ayam sering dijadikan sebagai sumber penyebab utama yang ikut
mencemari lingkungan. Oleh karena itu, agar peternakan ayam tersebut menjadi
suatu usaha yang berwawasan lingkungan dan efisien, maka tatalaksana
pemeliharaan, perkandangan, dan penanganan limbahnya harus selalu diperhatikan.
Menurut Deptan (1991) dan Deptan (1994) usaha peternakan dengan populasi
tertentu perlu dilengkapi dengan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Untuk usaha peternakan ayam ras pedaging, yaitu populasi lebih dari 15.000 ekor
per siklus terletak dalam satu lokasi, sedangkan untuk ayam petelur, populasi
lebih dari 10.000 ekor induk terletak dalam satu lokasi.
selayangpandang
18:18
Admin
Bandung IndonesiaUsaha Peternakan Ayam Broiler Pada Tahun 2004-2008
Usaha
peternakan ayam broiler terlihat mulai kembali berkembang setelah Indonesia
dilanda krisis pada tahun 1997. Hal ini dapat dilihat dari terjadinya
peningkatan populasi broiler dari tahun 2004 sampai tahun 2008 sebesar 16,58%,
dari sekitar 779 juta ekor menjadi 902 juta ekor (Ditjenak, 2009) seperti yang
diperlihatkan pada Tabel 1.
Tabel
1. Jumlah Populasi Ayam di Indonesia pada Tahun 2004 - 2008
Jenis
Ternak
|
Tahun
(juta ekor)
|
||||
2004
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
|
Ayam
Buras
|
276.989.054
|
278.953.778
|
291.085.191
|
272.251.141
|
243.423.389
|
Ayam
Ras Petelur
|
93.415.519
|
84.790.411
|
100.201.556
|
111.488.877
|
107.955.170
|
Ayam
Ras Pedaging
|
778.969.843
|
811.188.684
|
797.527.446
|
891.659.346
|
902.052.418
|
Sumber
: Ditjenak (2009)
Usaha
peternakan ayam sering dijadikan sebagai sumber penyebab utama yang ikut
mencemari lingkungan. Oleh karena itu, agar peternakan ayam tersebut menjadi
suatu usaha yang berwawasan lingkungan dan efisien, maka tatalaksana
pemeliharaan, perkandangan, dan penanganan limbahnya harus selalu diperhatikan.
Menurut Deptan (1991) dan Deptan (1994) usaha peternakan dengan populasi
tertentu perlu dilengkapi dengan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Untuk usaha peternakan ayam ras pedaging, yaitu populasi lebih dari 15.000 ekor
per siklus terletak dalam satu lokasi, sedangkan untuk ayam petelur, populasi
lebih dari 10.000 ekor induk terletak dalam satu lokasi.