Menurut
Parakkasi (1995) pakan merupakan semua bahan yang bisa diberikan dan bermanfaat
bagi ternak. Pakan yang diberikan harus berkualitas tinggi yaitu mengandung
zat-zat yang diperlukan oleh tubuh ternak untuk kehidupannya seperti air, karbohidrat,
lemak, protein, mineral dan air
Pakan
merupakan sumber zat gizi yang diperlukan untuk hidup pokok dan pertumbuhan.
Karena pakan merupakan sumber zat gizi, ternak sapi tidak saja perlu pakan
dalam jumlah yang cukup (kuantitasnya) namun juga diperlukan pakan yang
berkualitas. Pakan yang baik (berkualitas) banyak mengandung zat gizi yang
diperlukan ternak, sehingga kombinasi pakan yang berkualitas dengan jumlah
(kuantitas) yang cukup akan memberikan peluang kepada ternak yang dipelihara
untuk mendapatkan sejumlah zat gizi untuk keperluan pertum-buhannya. Pakan
utama ternak ruminansia adalah hijauan yaitu sekitar 60-70%; namun demikian
karena ketersediaan pakan hijauan sangat terbatas maka pengembangan peternakan
dapat diintegrasikan dengan usaha pertanian sebagai strategi dalam penyediaan
pakan ternak melalui optimalisasi pemanfaatan limbah pertanian dan limbah
agroindustri pertanian (Anonim, 2012).
Pakan yang digunakan pada pemeliharaan intensif
biasanya konsentrat penuh atau 60% konsentrat dan 40% hijauan (Blakely dan
Bade, 1991). Parakkasi (1995) menambahkan bahwa rasio pemberian pakan dalam
sistem intensif yaitu 95% konsentrat dan 10-15% hijauan makanan ternak.
Berdasarkan Parakkasi (1999) sapi dewasa (finish-sedang) dapat mengkonsumsi
pakan bahan kering sebesar1,4 % bobot badan sedangkan untuk sapi steer sampai 3
% bobot badan.
Syamsu dkk (2000) menyatakan
bahwa limbah pertanian tanaman pangan memiliki potensi yang cukup besar sebagai
sumber pakan ternak ruminansia. Meskipun demikian limbah pertanian seperti
jerami mengandung serat kasar yang tinggi dan palatabilitasnya sangat rendah,
sehingga perlu diupayakan peningkatan kualitas supaya dapat dimanfaatkan secara
maksimal pada penggemukan sapi secara feedlot.
Salah satu upaya yang tepat dilakukan untuk memperbaiki kualitas jerami adalah
pengolahan secara fisik, kimia dan biologis.
Pakan komplit merupakan pakan yang cukup
mengandung nutrien untuk ternak dalam tingkat fisiologis tertentu yang dibentuk
dan diberikan sebagai satu-satunya pakan yang mampu memenuhi kebutuhan hidup
pokok dan produksi tanpa tambahan substansi lain kecuali air (Hartadi, dkk 2005).
Keuntungan dari penggunaan pakan komplit
antara lain memberikan nutrisi yang seimbang bagi ternak, dapat mengontrol
keseimbangan hijauan dan konsentrat, dapat meningkatkan nilai guna limbah
pertanian sebagai sumber serat, meningkatkan konsumsi bahan pakan yang kurang
palatabel serta dapat mencegah seleksi oleh ternak (Susetyo, 2001). Sedangkan
menurut Suryadi (2006) keuntungan pembuatan pakan komplit diantaranya
meningkatkan efisiensi dalam pemberian pakan hijauan dengan palatabilitas
rendah setelah dicampur dengan konsentrat dapat
meningkatkan konsumsi, untuk membatasi konsumsi konsentrat, mudah dalam
pencampuran antara hijauan dan konsentrat, memudahkan ternak menjadi kenyang
dan mengurangi debu pada pakan. Hal ini sangat diperlukan mengingat ketangguhan
agribisnis peternakan adalah mengutamakan menggunakan bahan baku lokal yang tersedia didalam negeri dan sedikit
mungkin menggunakan komponen impor (Saragih, 2000).
Daftar Pustaka
Anonim , 2012 http://uripsantoso.wordpress.com/2010/01/17/beternak-sapi-bali-3/ Diakses
tanggal 10 Februari 2012
Blakely,
J. dan D.H. Bade. 1991. Ilmu PeternakanEdisi Keempat. Gadjah Mada University Press,Yogyakarta.
Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo
dan A.D. Tillman. 2005. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Gajah Mada University Press,
Yokyakarta.
Parakkasi,
A.1995. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Penerbit Universitas
Indonesia, Jakarta.
Parakkasi,
A.1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Saragih,
B. 2000.
Kebijakan pengembangan agribisnis di Indonesia berbasiskan bahan
bakulokal. Bull. Peternakan edisi Tambahan hlm. 6 – 11.
Suryadi,
U. 2006. Pengaruh bobot potong terhadapkualitas dan hasil karkas sapi Brahman
Cross.J. Pengembangan Peternakan Tropis. 31 (1):21 – 27.
Susetyo.
2001. Hijauan Pakan Ternak. Direktorat Peternakan Rakyat, Direktorat Jendral Peternakan Departemen Pertanian. Jakarta
.Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan. Volume VIII (4):291- 301.
Syamsu.
J.A., L.A. Sofyan, K. Mudikdjo, dan E. Gumbira Said. 2000. Daya dukung limbah
pertanian sebagai sumber pakan ternak ruminansia di Indonesia. Wartazoa, 13 (1) : 30 – 37.
0 Comment for "Pakan Sapi Bali "