Persentase karkas adalah perbandingan antara berat karkas dengan berat
hidup dikalikan 100%. Menurut Berg dan Butterfield (1976), persentase karkas
dipengaruhi oleh bobot karkas, bobot ternak, kondisi,bangsa ternak, proporsi
bagian-bagian non karkas, ransum yang diberikan dan cara pemotongan.
Bobot
karkas merupakan salah satu parameter yang penting dalam system evaluasi
karkas. Sebagai indikator, karkas bukanlah merupakan predictor produktivitas
karkas yang baik karena adanya variasi tipe bangsa, nutrisi dan jenis
pertumbuhan jaringan sehingga mengakibatkan penurunan tingkat akurasi. Untuk
memperkecil sumber keragaman tersebutbobot karkas perlu dikombinasikan dengan
variabel lain seperti tebal lemaksubkutan dan luas urat daging mata rusuk (loin
eye area) dalam memprediks ibobot komponen karkas dan hasil daging (Priyanto et al., 1993).
Persentase karkas sapi, dan bagian bagiannya |
Selanjutnya
Priyanto et al (1993) melaporkan
bahwa bobot setengah karkas dingin sebagai indikator tunggal tidak berpengaruh
nyata terhadap persentase daging sapi Brahman Cross yang dipotong pada kisaran
350-550 kg. Pengaruh bobot karkas menjadi nyata apabila dikombinasikan dengan
lemak subkutan dalam memprediksi persentase daging dengan tingkat akurasi yang
relatif tinggi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi peresentase karkas, yang utama yaitu
konformasi tubuh dan derajat kegemukan. Ternak yang gemuk, persentase karkasnya
tinggi dan umumnya berbentuk tebal seperti balok. Sedangkan ternak yang
langsing, badan panjang, leher panjang dan berbentuk segitiga seperti sapi
perah, persentase karkasnya umumnya rendah (Soeparno 1992).
Faktor lain yang berpengaruh terhadap persentase karkas adalah jumlah pakan
yang ada dan air pada saluran pencernaan ternak. Bila jumlahnya cukup banyak
maka persentase karkasnya akan rendah. Kulit yang besar dan juga tebal akan
berpengaruh terhadap persentase karkas (Soeparno 1992).
Menurut
Berg dan Butterfield (1978), beberapa faktor yang mempengaruhi produksi karkas
seekor ternak antara lain adalah bangsa, jenis kelamin, umur dan bobot potong
disamping faktor nutrisi. Bangsa yang memiliki bobot potong besar menghasilkan
karkas yang besar.
Soeparno
(1992) menyatakan bahwa bobot potong yang semakin meningkat menghasilkan karkas
yang semakin meningkat pula sehingga diharapkan bagian daging menjadi lebih
besar. Semakin tinggi bobot potong menyebabkan bobot karkas segar dan
persentase karkas semakin tinggi. Dalam kaitannya dengan faktor umur,
bertambahnya umur ternak yang sejalan dengan pertambahan bobot hidup maka bobot
karkas akan bertambah.
Persentase
Karkas dapat dihitung dengan rumus:
berat karkas / berat hidup x 100%
Daftar Pustaka
Berg
RT, Butterfield RM. 1976. New Conceptsof Cattle Growth. Sydney. Sydney
University Press.
Priyanto,
R, E. R. Johnson, & D. G. Taylor, 1993. Prediction of Carcass Composition
in Heavy Weight Grass Fed and Gain Fed Beef Cattle. Animal Production, 57 :
65-72.
Soeparno.
1992. Ilmu dan Teknologi Daging. Gajah Mada University Press. Yogyakarta
Labels:
karkas
Thanks for reading Persentase Karkas dan Faktor yang Mempengaruhinya. Please share...!
0 Comment for "Persentase Karkas dan Faktor yang Mempengaruhinya"