Daging
didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil pengolahan
jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak menimbulkan
gangguan kesehatan bagi yang memakannya. Daging yang dihasilkan dari seekor
ternak sangat ditentukan oleh bangsa atau tipe ternaknya sendiri, umur, jenis
kelamin dan bobot karkas, yang pada gilirannya akan mempengaruhi persentase
masing-masing jenis potongan daging yang dihasilkan Kualitas daging dipengaruhi
oleh faktor sebelum dan setelah pemotongan.
Faktor sebelum pemotongan antara lain genetik (spesies, bangsa, tipe
ternak, jenis kelamin), umur, dan pakan (Soeparno, 1992). Daging juga merupakan bagian
dari karkas setelah tulang-tulangnya dan sebagian lemaknya (lemak subcutan dan
lemak intermusculer) dikeluarkan (Wello, 1986).
Semakin tinggi bobot badan seekor
ternak, maka presentase dari bobot karkasnya akan semakin tinggi pula. Meatiness (daging yang mengandung
beberapa bagian lemak intramuskular dan lemak subcutan yang dapat diterima oleh
konsumen) dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya bangsa, bobot tubuh,
umur, tingkat kegemukan, bobot karkas, homon dan jenis kelamin (Awaluddin,
2006).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persentase Daging
Bangsa.
Perbedaan kemampuan genetik mencapai dewasa tubuh pada bangsa yang berbeda
memungkinkan perbedaan dalam proporsi potongan daging dan komposisi karkas.
Ternak dari suatu bangsa cenderung tumbuh dan berkembang dalam suatu sifat khas
dan menghasilkan karkas dengan sifat khasnya sendiri, sehingga merupakan sifat
khas bangsanya, sebagai contoh bangsa sapi Angus terkenal dengan sifat khasnya
menyimpan lemak intramusculer. Bangsa sapi masak dini akan menghasilkan karkas
yang beratnya lebih rendah dibanding dengan bangsa sapi yang masak lambat.
Bobot Tubuh
Pertambahan
bobot tubuh akan diikuti oleh peningkatan bobot karkas dan menyebabkan pula
produksi karkas meningkat. Dilaporkan bahwa 75-80% dari keragaman karkas
ditentukan oleh bobot tubuhnya.
Tingkat
Kegemukan
Tingkat
kegemukan berpengaruh terhadap persentase karkas, dimana pada tingkat kegemukan
yang sama persentasenya tidak berubah dengan meningkatnya bobot tubuh . Juga
pada taraf lemak yang sama persentasenya tidak berubah dengan meningkatnya
bobot tubuh.
Makanan
Perbedaan
kualitas makanan tidak saja mengakibatkan perbedaan pertumbuhan secara umum,
tetapi juga perbedaan jaringan- jaringan dan organ tubuh. Karena itu perbedaan
kualitas makanan walaupun pada bangsa dan bobot yang sama akan meyebabkan
perbedaan yang sangat nyata dalam bentuk komponen karkas.
Jenis Kelamin
dan Hormon
Sapi betina lebih ringan jika dibanding dengan sapi jantan pada umur yang
sama, dan sebagian pada hewan mamalia perbedaan jenis kelamin meyebabkan
perbedaan proporsi badan. Karkas sapi jantan lebih banyak mengandung lean
kira-kira lemaknya lebih rendah 5-12% dari pada sapi jantan kebiri pada berat
yang sama, sedangkan proporsi tulang merata hampir sama sehingga sapi jantan
memiliki lean lebih banyak, sedangkan sapi dara lebih berlemak dibanding sapi
jantan kebiri pada berat yang sama. Persentase edible meat dan tulang pada sapi
jantan kebiri lebih tinggi, jika dibandingkan dengan sapi dara dan induk sapi,
(Wello, 1986).
Daftar Pustaka
Awaluddin,
2006. Korelasi Antara Berat Femur Dengan Berat Edible Meat Kualitas III. J.Agrisains 7(3) :
177-182.
Soeparno.
1992. Ilmu dan Teknologi Daging. Gajah Mada University Press. Yogyakarta
Wello,
B. 1986. Produksi Sapi Potong. Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin Ujung
Pandang.
Labels:
daging,
Sapi Potong
Thanks for reading Persentase Daging Sapi dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Please share...!
0 Comment for "Persentase Daging Sapi dan Faktor Yang Mempengaruhinya"