Silase
adalah hijauan pakan ternak yang mengalami proses fermentasi dan masih banyak
mangandung air, berwarna hijuan dan disimpan dalam keadaan anaerob. Hijauan
makanan ternak yang dibuat silase mengandung bahan kering 25-35% dengan
kandungan air 65-75%. Untuk memperoleh hasil silase yang baik, hijaun tersebut
dilayukan terlebih dahulu 2-4 jam (Reksohadiprodjo, 1995).
Tujuan
pembuatan silase adalah untuk mendapatkan bahan pakan yang masih banyak
mengandung air, bermutu tinggi serta tahan lama, untuk dapat dipergunakan pada
masa kekurangan makanan hijaun. Silase termasuk pakan hijauan yang baik untuk
ternak ruminansia karena palatabilitasnya masih baik dan akseptabel serta daya
racunnya kecil (Lubis, 1992).
Keuntungan
dalam pembuatan silase adalah jumlah zat makanan relatif lebih lama dapat
dipertahankan, pembuatannya tidak dipengaruhi cuaca dan kehilangan zat makanan
di lapangan dapat dikurangi. Semua bagian tanaman dapat dibuat silase dan dapat
dimakan oleh ternak. Batang hijauan yang biasanya dibuang pada pakan segar
setelah dibuat silase dapat dimakan ternak. Konsumsi silase bergantung dari
bahan keringnya, palatabilitasnya dan ukuran partikel (panjang pemotongan)
sedangkan daya cernanya berhubungan dengan aktivitas rumen dan ketersediaan
bakteri sellulosa dan hemisellulosa
(Cuilison, 1975).
Hijauan yang
dapat dibuat silase dapat berupa rumput atau legum, tetapi yang sering
digunakan adalah rumput gajah. Rumput gajah merupakan salah satu dari banyak
rumput tropis yang digunakan sebagai silase. Faktor-faktor yang mendukung
sehingga rumput gajah banyak dikomsumsi oleh ternak ruminansia dan mempunyai
palatabilitas yang cukup tinggi dan mudah dikembangkan dengan waktu pemotongan
berulang yang tidak terlalu lama, yaitu 4-5 minggu pada musim hujan dan 6-7
minggu pada musim kemarau (Rismunandar, 1989).
Silase Rumput Gajah. Sumber : https://cijulang2014.files.wordpress.com |
Prinsip
pembutan silase adalah mengeluarkan oksigen secepat mungkin sehingga
terbentuknya suasana asam dalam penyimpanan (terbentuk asam laktat), keadaan
hampa udara (anaerob). Untuk mendapatkan suasana anaerob dikerjakan dengan cara
ditekan. Baik dengan menggunakan alat atau diinjak-injak sehingga udara sekecil
mungkin (minimal) baik. Adapun beberapa syarat yang harus diperhatikan misalnya
kadar air, kecepatan dan kesempurnaan mengeluarkan udara selama (Perry, 1980).
Daftar
Pustaka
Reksohadiprodjo,
S. 1995. Produksi Tanaman Hijauan Makanan
Ternak Tropik. EdisiKe-III. BPFE: Yogyakarta.
Lubis,
D.A. 1992. Ilmu Makanan Ternak. PT
Pembangunan: Jakarta.
Cullison,
A.E. 1975. Feeds and Feeding.University
of Georgia.Resto Publishing Company Inc. A. Prentice-Hall-Company Reston:
Virginia.
Rismunandar,
1989. Mendayagunakan Tanaman Rumput. CetakanKe-III.
PT Sinar Baru: Bandung.
Perry,
T. W. 1980. Beef Cattle Feeding and
Management.5th ed. MacMIIIan Publishing.
Labels:
Bahan Pakan,
Fermentasi,
Hijauan,
Rumput,
Teknologi Pakan
Thanks for reading Silase Rumput Gajah Sebagai Pakan Ternak. Please share...!
0 Comment for "Silase Rumput Gajah Sebagai Pakan Ternak"