Penggemukkan saat ini telah
banyak dilakukan oleh peternak maupun pedagang dengan prinsip memberikan
perlakuan selama pertumbuhan untuk memperoleh nilai tambah yang lebih besar,
dalam bentuk pertambahan bobot badan (Suharya dan Setiadi, 1992). Istilah
penggemukkan berasal dari kata fattening yang berarti pembentukan lemak,
dan istilah tersebut dewasa ini tidak sesuai lagi karena sistem produksi dan
selera konsumen yang berubah. Hewan yang dipotong semakin muda, sehingga
dagingnya semakin empuk. Penggemukkan yang dimaksud adalah penggemukan yang
tidak berlebih-lebihan tetapi penggemukkan seperlunya saja sesuai dengan tujuan
penggemukan. Tujuan program penggemukan adalah untuk memperbaiki kualitas
karkas dengan cara mendeposit lemak seperlunya saja. Bila ternak yang digunakan
belum dewasa, maka program tersebut sifatnya adalah bersifat membesarkan sambil
menggemukkan atau memperbaiki kualitas karkas (Parakkasi, 1999).
Sistem
pemeliharaan secara intensif merupakan pemeliharaan ternak dalam tempat yang
terkurung dan makanan dibawa ke ternak (ke kandang) (Parakkasi, 1999). Sistem
pemeliharaan secara intensif dapat memperbaiki pertambahan bobot badan harian
karena pemberian pakan yang cukupsesuai dengan kebutuhan domba. Pemeliharaan
secara intensif ini, ternak domba dikandangkan penuh sehingga dapat menghemat
energi dan dapat dimanfaatkan penuh untuk produksi daging (Mathius, 1998).
Pemeliharaan secara intensif ini diharapkan agar produksi yang dihasilkan
tinggi dan waktu produksi yang dibuthkan relatif singkat.
Usaha
penggemukan domba sangat digemari oleh petani sebagai usaha ternak komersial
karena dinilai lebih ekonomis, relatif cepat, rendah modal, serta lebih
praktis. Bakalan yang dipilih adalah domba bakalan yang kurus dan sehat serta
berkerangka besar. Penentuan kapan suatu program penggemukkan akan diakhiri,
karena sudah mencapai titik optimum dan merupakan sesuatu yang tidak mudah
(Parakkasi, 1999). Jika titik tersebut dapat ditentukan secara baik, maka
peternak dapat mengurangi bahan makanan yang terbuang, sehingga mendapatkan
karkas yang tidak banyak lemaknya dan mempercepat turnover usaha.
Kondisi masa pertumbuhan yang relatif kurus dari pasar akan cukup ideal untuk
penggemukan domba yang berlangsung sekitar 2-3 bulan (Yamin, 2001). Penggemukan
pada umumnya terdapat tiga kategori yaitu penggemukan jangka waktu pendek
(kurang lebih 1 bulan), jangka waktu sedang (kurang lebih 2 bulan) dan jangka
waktu panjang (kurang lebih 3 bulan) (Parakkasi, 1999). Waktu penggemukan yang
semakin lama akan menghasilkan pertambahan bobot badan menurun, tetapi
persentase karkas akan meningkat seiring dengan lama panggemukkan.
Penggemukan
dapat dilakukan dengan berbagai macam pakan sesuai dengan keinginan
peternaknya. Pakan yang digunakan selama penggemukan akan sangat berpengaruh
terhadap pertambahan bobot badan harian yang dihasilkan. Selain faktor pakan,
ada faktor lain yang juga berpengaruh yaitu bangsa dan jenis kelamin domba
serta manajemen pemeliharaan dan kondisi lingkungan. Faktor pakan, bangsa dan
jenis kelamin mempunyai pengaruh yang saling berkaitan satu sama lain, jadi
faktor yang satu akan saling berkaitan dengan faktor lainnya untuk mendapatkan
PBBH yang optimal.
Daftar
Pustaka
Suharya,
E. & R. Setiadi. 1992. Pembinaan produksi ternak domba dan kambing di Jawa
Barat. Prosiding Sarasehan Usaha Ternak Domba dan Kambing Menyongsong Era PJPT
II. Ikatan Sarjana Ilmu-Ilmu Peternakan Indonesia (ISPI) Cabang Bogor dan
Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) Cabang Bogor, Bogor.
Parakkasi,
A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. Universitas Indonesia
Press, Jakarta.
Mathius,
I. W. 1998. Jenis dan nilai gizi hijauan makanan ternak domba dan kambing di
pedesaan Jawa Barat. Balai Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor.
Yamin,
M. 2001. Budidaya penggemukan ternak domba. Makalah Seminar. Yayasan Husnul
Khatimah, Jakarta.
0 Comment for "Penggemukkan Domba"