Informasi Dunia Peternakan, Perikanan, Kehutanan, dan Konservasi

Pemeliharaan Angsa

Langkah awal yang diperlukan dalam pemeliharan angsa adalah pemilihan bibit angsa. Memilih bibit tergantung dari tujuan pemeliharaannya, bila untuk sekedar hobi maka akan banyak pilihan karena sifatnya kesukaan pribadi. Untuk keperluan produksi daging atau telur, pilihan menjadi lebih terbatas karena harus memperhitungkan faktor ekonomis yaitu ongkos produksi yang harus lebih rendah dari harga jual (Dinas Peternakan Jawa Timur, 2006).

Buckland dan Guy (1999) menyatakan bahwa keberhasilan dalam memelihara angsa adalah tergantung pada pemeliharaan periode brooding. Pengaturan suhu adalah salah satu yang dibutuhkan dan pada angsa pengaturan suhu ini dibutuhkan sampai tiga minggu setelah lahir. Sedapat mungkin dalam pemanasan tidak terjadi perubahan suhu yang besar dan tiba-tiba. Oleh sebab itu disarankan suhu pemanas harus stabil dan menyala selama 24 jam. Sesaat setelah lahir suhu yang baik untuk anak angsa adalah 36-37°C dan dapat diturunkan menjadi 32-33°C pada akhir minggu pertama, serta sampai 23-25°C pada minggu kedua. Setelah memasuki minggu ketiga tidak ada suhu yang disarankan, namun batasan suhu yang diijinkan
adalah diatas 20°C karena pertumbuhan bulu akan sempurna pada umur lima minggu.

Jenis pakan yang digunakan untuk anak angsa biasanya memiliki perbandingan yang hampir sama dengan bebek, tapi karena angsa menunjukan pertambahan bobot badan yang cepat selama empat minggu pertama, maka memerlukan pakan dengan kandungan protein yang lebih tinggi (Nowland dan Bolla, 2005). Pada periode starter secara normal angsa membutuhkan protein kasar antara 16-18 % dan energi metabolis antara 2.600-2.900 kkal ME/kg. Angsa pada periode ini akan mengkonsumsi sebanyak 7-8 liter. Ruang untuk tempat pakan dan tempat minum yang dibutuhkan pada periode ini adalah 1,5 cm dan 2 cm setiap satu angsa (Buckland dan Guy, 1999). Angsa varietas besar dapat mencapai pertambahan bobot badan 85-100 g per hari (Nowland dan Bolla, 2005). Pakan angsa 80% berasal dari rumput, sehingga suatu usaha peternakan angsa akan sangat membutuhkan padang rumput (Bartlett, 1995).

Secara naluriah, angsa tergolong binatang yang tidak suka di kandangkan, biasanya mereka berkeliaran di halaman rumah. Kandang diperlukan sebagai tempat berteduh dari hujan lebat dan angin kencang, disamping sebagai tempat tidurnya. Ukuran kandang yang dianggap memadai untuk tiap ekor angsa adalah 1x1 meter persegi ditambah 3x1 meter persegi sebagai pekarangannya. Atap kandang diusahakan tidak bocor agar waktu hujan kandang tetap kering. Makanan sebaiknya diberikan dalam baskom atau wadah plastik yang terbuka yang disimpan di dalam kandang. Air minumannya diusahakan berada di luar kandang untuk menjaga agar kandang tetap kering. Angsa sering dianggap tidak bisa dipisahkan dengan air (kolam). Sebenarnya tidak demikian, angsa dapat menjadi ternak peliharaan yang baik dipekarangan rumah (Dinas Peternakan Jawa Timur, 2006).

Sumber :

Ashton, C. dan M. Ashton. 2005. Chinese Geese - one of the most popular breeds of domestication goose. http://www.ashtonwaterfowl.net.
Bartlett, T. 1995. Ducks and Geese “A Guide to Management”. The Crowood Press. Marlborough.
Buckland, R. dan G. Guy. 1999. Goose production systems. http://www.fao.com.
Dinas Peternakan Jawa Timur. 2006. Cara memelihara Angsa disekitar rumah. http://www.disnak-jatim.go.id/
Nowland, W. dan G. Bolla. 2005. Agfact A5.0.2 - Part E, 6th edtion. New South Wales Department of Primary Industries. New South Wales. http://www.agric.nsw.gov.au.
Yuwanta, T. 1999. Goose production in Indonesia and Asia. http://www.fao.com.


Labels: Ternak Unggas

Thanks for reading Pemeliharaan Angsa. Please share...!

0 Comment for "Pemeliharaan Angsa"

Back To Top