Informasi Dunia Peternakan, Perikanan, Kehutanan, dan Konservasi

Penggunaan Zeolit dalam Bidang Peternakan

Zeolit adalah sejenis batuan yang mengandung beberapa mineral. Nama zeolit diambil dari bahasa yunani, yaitu zein yang berarti membuih dan lithos yang berarti batu. Nama ini disesuaikan dengan sifat mineral yang bersangkutan, yaitu akan membuih bila dipanaskan dalam tabung terbuka pada temperatur antara 100oC hingga 350oC (Harjanto, 1983). Mineral zeolit sudah ditemukan sejak tahun 1756 oleh seorang ahli mineralogi Swedia Freihern Axel Fredrick Cronsted. Sejak saat itu lebih dari 45 zeolit sintesis sudah dibuat di laboratorium (Holmes dan Pecover, 1987).

Potensi penggunaan zeolit sangat baik untuk dikembangkan di Indonesia, karena sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari batuan vulkanik atau rempah-rempah gunung berapi, termasuk batuan piroklastik berbutir halus (tufa) yang merupakan sumber mineral zeolit (Harjanto, 1983). Indonesia berada dalam wilayah rangkaian gunung api mulai dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku sampai Sulawesi. Secara geologi Indonesia berpotensi besar menghasilkan zeolit seperti yang terdapat di Sumatera (Lampung), Jawa (Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur), Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi. Zeolit yang telah dieksploitasi dan digunakan untuk keperluan berbagai industri diantaranya dijumpai di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur (Kartawa dan Kusumah, 2006).

Menurut Harjanto (1983), dalam bidang peternakan, mineral zeolit dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan antara lain : (a) mengurangi bau kotoran dan mencegah pencemaran udara, (b) menciptakan lingkungan sehat bagi ternak dan masyarakat sekitar, (c) mengatur derajat kekentalan kotoran ternak, (d) meningkatkan mutu pupuk kandang (pupuk organik) yang berasal dari kotoran ternak yang bersangkutan, (e) memurnikan gas metan yang dihasilkan oleh pembusukan kotoran ternak yang dipelihara.

Azhari dan Murdiati (1997) melaporkan bahwa penaburan zeolit 15 dan 30% menyebabkan konsentrasi gas amonia yang terbentuk dari manur ayam nyata lebih rendah (p<0 0="" 10="" 15="" 30="" 6="" 8="" akan="" amonia="" ayam="" bahwa="" berkurangnya="" besar="" dalam="" dan="" dengan="" dibandingkan="" gas="" hal="" hari="" hasil="" hingga="" ini="" kadar="" ke="" kelembaban="" konsentrasi="" kontrol="" lama.="" lebih="" manur="" masing-="" masing-masing="" masing="" menunjukkan="" menyebabkan="" o:p="" p="" pada="" penaburan="" pengamatan.="" rendah.="" rendah="" semakin="" terbentuk="" tinggi="" tingkat="" waktu="" yang="" zeolit="">

Sumber :
Azhari dan T. B. Murdiati. 1997. Pengaruh penaburan zeolit dan klorin terhadap pengurangan dampak negatif manur ayam. Jurnal Teknologi dan Kesehatan. Lembaga Penelitian Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh, Darussalam. Hal 66-67.
Harjanto, S. 1983. Bahan Galian Zeolit , Penggunaan dan Penyebarannya di Indonesia. Direktorat Sumber Daya Mineral, Direktorat Jenderal Pertambangan Umum. Departemen Pertambangan dan Energi.
Holmes, G. G. and S. R. Pecover. 1987. Natural Zeolitean Information Package for Exploration and Development in New South Wales. NSW Geological Survey Report 1987/145. Department of Mineral Resource, Sydney, NSW.
Kartawa, W. dan K. D. Kusumah. 2006. Potensi zeolit di daerah sangkaropi-mendila, tana toraja, sulawesi selatan. http://www.grdc.esdm.go.id/index.php?option=com_content& task=view=&id=41&itemid=30. [24 Januari 2007].



Labels: Bahan Pakan

Thanks for reading Penggunaan Zeolit dalam Bidang Peternakan. Please share...!

0 Comment for "Penggunaan Zeolit dalam Bidang Peternakan"

Back To Top