Fermentasi bahan pangan adalah
sebagai hasil kegiatan beberapa jenis mikroorganisme baik bakteri, khamir, dan
kapang. Mikroorganisme yang memfermentasi bahan pangan dapat menghasilkan
perubahan yang menguntungkan (produk-produk fermentasi yang diinginkan) dan
perubahan yang merugikan (kerusakan bahan pangan). Dari mikroorganisme yang
memfermentasi bahan pangan, yang paling penting adalah bakteri pembentuk asam
laktat, asam asetat, dan beberapa jenis khamir penghasil alkohol (Suprihatin,
2010).
Dalam industri fermentasi
diperlukan substrat yang murah, mudah tersedia dan efisien penggunaannya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan substrat
untuk fermentasi adalah tersedia dan mudah didapat, sifat fermentasi, harga dan
faktor harga (Suprihatin, 2010).
Aspergillus niger
Aspergilus niger adalah
kapang anggota genus Arpergillus, family Eurotiaceae, ordo
Eutiales, subclass Plectomycetetidae, kelas ascomycetes, subdivisi ascomycotina
dan divisi amastigmycota. Aspergillus niger dalam pertumbuhannya
berhubungan langsung dengan zat makanan yang terdapat dalam medium. Aspergillus
niger menghasilkan beberapa enzim ekstraseluler seperti amylase,
amiloglukosidase, pektinase, selulase, katalase dan glukosidase (Hardjo, et
al., 1989). Lehninger (1991) menambahkan Aspergillus niger menghasilkan
enzim urease yang memecahkan urea menjadi asam amino dan CO2 yang
selanjutnya digunakan untuk pembentuk asam amino.
Aspergillus niger bersifat
aerob, sehingga membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya. Temperatur optimum
bagi pertumbuhannya adalah antara 350C – 370C. Kisaran pH antara 2,0-8,5 dengan pH optimum antara
5,0-0,7 dan membutuhkan kadar air media antara 65-70%. Aspergillus niger mempunyai
cirri yaitu berupa benang-benang tunggal yang disebut hifa berupa kumpulan
benang-benang padat menjadi suatu bahan yang disebut miselium, tidak mempunyai
klorofil dan hidupnya heterotrof serta berkembang biak secara vegetative dan
generative (Fardiaz, 1989).
Penelitian
yang dilakukan oleh Susyawati et al., (2014), memperoleh hasil bahwa
kadar protein meningkat selama proses fermentasi oleh Aspergillus niger.
Hal tersebut berarti bahwa selama proses fermentasi berlangsung, Aspergillus
niger melakukan biosintesis protein. Untuk melakukan proses biosintesis
protein, Aspergillus niger memerlukan sumber karbon sebagai komponen
utama pembentuk protein. Unsur karbon diperoleh Aspergillus niger dari
substrat fermentasi. Selama proses fermentasi berlangsung, Aspergillus niger
memproduksi enzim ekstraseluler yang dihasilkan di dalam sel dan
dikeluarkan dari sel ke medium fermentasi untuk menghidrolisis dan mendegradasi
komponen kompleks substrat menjadi senyawa yang lebih sederhana. Aspergillus
niger memproduksi enzim amilase yang berfungsi untuk menghidrolisis pati
yang terdapat dalam substrat fermentasi.
Semakin
tinggi populasi Aspergillus niger akan menghasilkan besaran enzim
selulase yang semakin tinggi pula sehingga kuantitas serat kasar yang dirombak
oleh enzim selulase semakin tinggi (Laskin dan Hubert, 1973). Enzim selulase
yang akan mengubah serat kasar (selulosa) menjadi molekul yang lebih sederhana
sehingga tidak lagi sebagai polisakarida (Wardani, 2014).
Enzim
selulase termasuk sistem multienzim yang terdiri dari tiga komponen yaitu
endoglukanase, yang mengurai polimer selulosa secara random untuk menghasilkan
oligodekstrin dengan panjang rantai yang bervariasi, eksoglukanase yang
mengurai selulosa dari ujung pereduksi dan non-pereduksi untuk menghasilkan
selulosa ikatan pendek atau selobiosa, dan β-glukosidase yang mengurai
selobiosa untuk menghasilkan glukosa (Ikram et al., 2005).
0 Comment for "Fermentasi Bahan Pangan "