Luwak termasuk
ke dalam jenis karnivora atau pemakan daging, tetapi suka memakan buah-buahan
termasuk buah kopi sebagai makanan pelengkap. Petani kopi memberikan makanan
kepada luwak, selain buah kopi juga diberikan pakan lain berupa konsentrat
pakan kucing, buah-buahan, susu dan air gula dengan tujuan agar luwak tidak
merasa bosan terhadap makanan yang diberikan. Makanan selain buah kopi sangat
penting untuk menjaga kesehatan dan kesegaran luwak tersebut karena buah kopi
bukan makanan pokok luwak. Berdasarkan analisis proksimat diketahui biji kopi
luwak yang bercampur dengan feces luwak memiliki kadar air tinggi yaitu 38.89%
sehingga masih perlu dilakukan proses pembersihan dan proses pengeringan yang
sempurna. Standar kadar air biji kopi gabah berkisar antara 10% sampai 12%,
sedangkan kadar air biji kopi sesuai dengan Standar Nasional Indonesia No.
2907-2008 yaitu sebesar 12.5%.
Klasifikasi dan
distribusi musang menurut Schreiber et al. (1989), terdapat empat
spesies musang dari genus Paradoxurus, yaitu: Paradoxurus zeylonensis, menyebar
terbatas di Sri Lanka. Paradoxurus jerdoni, menyebar terbatas di negara
bagian Kerala, India Selatan. Paradoxurus lignicolor, menyebar terbatas
di Kepulauan Mentawai. Paradoxurus hermaphroditus (musang luwak),
menyebar luas di kawasan Asia. Sebagian besar musang luwak terdistribusi alami
di Asia Tenggara dan Asia Selatan meliputi India, Nepal, Bangladesh, Bhutan,
Myanmar, Sri Lanka, Thailand, Singapura, Semenanjung Malaysia, Sabah, Sarawak,
Brunei Darussalam, Laos, Kamboja, Vietnam, Filipina, Indonesia (Sumatera, Jawa,
Kalimantan), dan Cina Selatan. Wilayah yang telah diintroduksi musang luwak di Indonesia
meliputi Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku.
Taksonomi musang
luwak (Paradoxurus hermaphroditus) menurut IUCN (2011) termasuk dalam Kingdom
Animalia, Filum Chordata, Kelas Mammalia, Ordo Canivora, Famili Viverridae,
Subfamili Paradoxurinae, Genus Paradoxurus, Spesies Paradoxurus hermaphroditus
dan dengan nama umum Musang Luwak (Asian Palm Civet). Anatomi tubuh
musang luwak bertubuh sedang berukuran sekitar 54 cm dengan panjang ekor
mencapai 48 cm dan berat badan rata-rata 3.5 kg. Tubuh musang luwak ditutupi
rambut berwarna abu-abu sampai cokelat dengan garis berwarna gelap pada
punggungnya dan bintik-bintik pada sisinya. Musang luwak memiliki tanda khusus
yaitu adanya warna putih di daerah wajah yang
menyerupai
topeng. Tanda tersebut dapat digunakan untuk membedakan musang luwak dengan
musang spesies lain. Musang luwak memiliki moncong tajam dan gigi yang runcing
(Baker dan Kelvin 2008).
Musang luwak
merupakan hewan arboreal yang sebagian besar hidupnya berada di atas
pohon-pohonan (Vaughan et al. 2000). Hewan tersebut memilih pohon
tertinggi dan terbesar >10 m untuk aktivitasnya seperti beristirahat dan makan
(Su Su dan Sale 2007). Musang luwak merupakan hewan nokturnal (aktif pada malam
hari) untuk mencari makan dan beristirahat pada siang hari (Joshi et al.
1995). Habitat musang luwak banyak dijumpai mulai dari hutan primer di ketinggian
2 000 meter di atas permukaan laut hingga hutan sekunder, sekitar perkebunan,
dan lingkungan pemukiman yang masih terdapat banyak pohonpohonan (Vaughan et
al. 2000).
Luwak menurut
taksonomi diklasifikasikan ke dalam hewan pemakan daging (karnivora), tetapi
hewan tersebut juga menyukai buah-buahan sehingga dikelompokkan pula sebagai
hewan pemakan segala (omnivora). Musang luwak menyukai buah-buahan yang manis
seperti buah kelapa, pepaya, pisang, dan sawo serta buah-buahan yang berbiji
keras seperti buah kopi. Musang luwak hanya memakan buah kopi yang sudah
matang. Biji kopi yang dimakan tersebut tidak dapat dicerna, sehingga keluar
kembali dari pencernaan bersama feses. Biji kopi yang kemudian dimanfaatkan
oleh petani untuk dibuat menjadi kopi (Mudappa et al. 2010; Panggabean
2011). Selain itu musang juga memakan katak, tikus, reptil, telur, dan serangga
(Joshi et al. 1995). Masa dewasa kelamin musang luwak adalah sekitar
umur 11-12 bulan. Musang dapat hidup hingga 22 tahun dan biasanya melahirkan
2-5 anak per siklus masa subur (Weigl 2005). Musang dapat beranak sepanjang
tahun, walaupun terdapat catatan bahwa anak musang lebih sering ditemukan
antara bulan Oktober hingga Desember. Biasanya anak-anak musang diletakkan di
dalam lubang pohon (Grassman 1998).
Labels:
Luwak
Thanks for reading Luwak (Paradoxurus hermaphroditus) . Please share...!
0 Comment for "Luwak (Paradoxurus hermaphroditus) "