Pemupukan merupakan salah satu
faktor yang perlu diperhatikan dalam teknik budidaya tanaman. Tanaman
memanfaatkan pupuk untuk hidup, tumbuh, dan berkembang. Foth (1984) menyatakan
pupuk dalam arti luas adalah semua bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk
menyediakan unsur-unsur essensial bagi pertumbuhan tanaman. Gardiner dan Miller
(2004) menyatakan bahwa pupuk merupakan salah satu manajemen input yang paling
umum dilakukan. Pupuk menggantikan unsur hara yang hilang dari tanah. Jenis
Pupuk Berdasarkan bahan pembuatannya, pupuk digolongkan menjadi dua yaitu pupuk
anorganik (sering disebut pupuk kima) dan pupuk organik. Pupuk anorganik berasal
dari bahan kimia yang diubah melalui proses produksi. Salah 8 satu jenis pupuk
anorganik adalah pupuk majemuk (NPK). Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang
memberikan unsur N, P, dan K bagi tanaman (Lingga dan Marsono, 2009).
Pupuk organik merupakan pupuk
yang berasal dari pelapukan bahan organik. Bahan organik berfungsi sebagai
penyimpanan unsur hara yang secara perlahan akan dilepaskan ke dalam larutan
air tanah dan disediakan bagi tanaman (Reijntjes, 1999). Selama proses
pembusukan bahan organik, unsur-unsur hara dilepaskan secara bertahap dan
diubah menjadi bentuk yang dapat tersedia bagi tanaman. Pupuk organik juga
dikenal lebih ramah lingkungan daripada pupuk anorganik. Aminah (2003)
menambahkan bahwa pupuk organik mampu menahan erosi, kemampuan tanah untuk
mengikat air tinggi, menciptakan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan mikroba
tanah. Hasil penelitian
Harnani (2008) menunjukkan
bahwa penambahan pupuk kandang sapi meningkatkan pertumbuhan vegetatif cabe
jawa panjat. Hal tersebut diduga karena penambahan hara dengan pupuk kandang
sapi dapat meningkatkan kandungan hara dalam tanah dan dapat mencukupi
kebutuhan hara tanaman. Selain itu pengaruh pupuk kandang cenderung lebih baik
dibandingkan dengan pengaruh pupuk buatan terhadap pertumbuhan bibit cabe jawa
karena pupuk kandang memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah, sehingga
terjadi perbaikan perakaran dan serapan hara. Namun kelemahan pupuk organik
menurut Sanchez (1992) adalah dibutuhkan dalam jumlah yang besar, kandungan
unsur hara yang dikandung rendah, dan membutuhkan banyak tenaga dalam
pengaplikasiannya.
Metode Pemupukan
Terdapat berbagai cara
pemberian pupuk antara lain ditabur atau disebar, diletakkan di antara barisan
atau larikan, dan ditempatkan dalam lubang (Lingga dan Marsono, 2009). Metode
pemupukan akan mempengaruhi keefesienan dari pupuk yang diberikan. Salah satu
contoh adalah waktu pemberian pupuk. Gardiner dan Miller (2004) menyatakan
bahwa pemberian pupuk nitrogen akan lebih efektif apabila aplikasinya dengan
cara di-split, sedangkan untuk fosfor dan 9 kalium aplikasi dengan cara
di-split akan menurunkan efisiensi karena pupuk tersebut tidak bersifat mobil
dalam tanah.
Cabe jamu (cabe jawa) termasuk
tanaman yang rakus hara, yaitu tanaman yang memerlukan unsur hara yang sangat
banyak agar dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik (Djauhariya dan Rosman,
2008). Wahid dalam Melati et al. (2009) mengemukakan bahwa lada perdu yang satu
family dengan cabe jawa sangat rakus hara dengan kebutuhan pupuk lada perdu 600
kg NPKMg/tanaman/tahun karena sistem perakarannya yang dangkal. Oleh karena itu
Januwati dan Yuhono (2003) menyatakan pemupukan sangat diperlukan supaya
hasilnya dapat optimal.
0 Comment for "Pemupukan Cabai "