Silase adalah pakan hasil produk
fermentasi hijauan, hasil samping pertanian dan agroindustri dengan kadar air
tinggi yang diawetkan dalam kondisi anaerob (McDonald dan Woolford dalam Yunus, 2009).
Keadaan anaerob ini harus tetap dipertahankan, sebab udara adalah musuh
besar silase (Anonim, 2013a). Proses kimiawi atau fermentasi
yang terjadi selama penyimpanan silase disebut ensilase, sedangkan tempatnya
disebut silo (McDonald dan Woolford dalam Yunus, 2009).
Tujuan utama pembuatan silase adalah
untuk mengawetkan dan mengurangi kehilangan zat makanan suatu hijauan untuk
dimanfaatkan pada musim kemarau. Memacu
terciptanya kondisi anaerob dan asam dalam waktu singkat merupakan
prinsip dasar pembuatan silase. Menurut Coblentz (dalam Hendrik, 2011)
bahwa ada tiga hal
penting agar diperoleh kondisi anaerob yaitu menghilangkan udara dengan
cepat, menghasilkan asam laktat yang membantu menurunkan pH, mencegah masuknya
oksigen ke dalam silo dan menghambat pertumbuhan jamur selama penyimpanan.
Secara umum kualitas silase
dipengaruhi oleh tingkat kematangan hijauan, kadar air, ukuran partikel bahan,
penyimpanan pada saat ensilase dan pemakaian aditif. Komposisi kimia silase beberapa
jenis rumput terdapat pada Tabel.
Tabel. Komposisi Kimia Silase
Beberapa jenis Rumput
Jenis Rumput
|
BK (%)
|
WSC (%)
|
pH
|
BAL
|
Brachiaria humidicola1)
|
20,85
|
2,35
|
5,32
|
1,26
|
Penisetum
purpureum1)
|
15,77
|
9,88
|
3,96
|
2,53
|
Panicum
maximum2)
|
19,35
|
3,03
|
4,71
|
1,84
|
Pennisetum
purputhypoides1)
|
16,0
|
7,56
|
5,90
|
2,00
|
Sumber : Aminah
dan Santoso dalam Anonim, 2013b
Keterangan : WSC (Water Soluble
Carbohydrate), BK (Bahan Kering), BAL (Bakteri
Asam Laktat
Menurut
Hendrik (2011) produksi hijauan di kebun rumput baik itu rumput Gajah ataupun
rumput Raja bila melebihi atau melewati umur potong akan mengurangi kulitas
hijauan tesebut, untuk mengoptimalkan produksi dan menjaga kualitas, pemotongan
dilakukan harus tepat waktu. Umur potong rumput yang optimal pada 7 minggu atau
50 hari. Bila produksi rumput berlebih dan akan dibuat silase untuk stok perlu
pengurangan kadar air rumput dengan cara disimpan berdiri jangan di tidurkan
atau ditumpuk untuk menghidarkan dari kerusakan selama 2-3
hari, dan harus disimpan terlindung atau di bawah atap.Setelah disimpan selama
2-3hari dan kandungan air berkurang rumput tersebut dicacah dengan panjang
cacahan 10-50 mm. Diperlukan dedak murni untuk bahan starter dalam pembuatan
silase rumput raja dan rumput gajah, kualitas dedak ini dapat menentukan baik
tidaknya kualitas silase yang akan dihasilkan.
Daftar Pustaka
Anonim. 2013a.
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Jenis
Rumput Unggul Bernutrisi Tinggi Tahan Kering .http://bbppkupang.com/.html. Diunduh
pada tanggal 20 September 2013.
Anonim. 2013b. Kualitas Fermentasi dan
Kandungan Nutrisi Beberapa Jenis Rumput. http://repository.ipb.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/47257/D11rya_BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf. Diunduh pada tanggal 7 Januari 2014.
Kaprawi, Hendrik. 2011. Teknik Pembuatan Silase dan Fermentasi Silase Rumput Gajah. http://hedrikkaprawi.wordpress.com/about/. Diunduh pada tanggal 3 Desember 2013.
Yunus,
M. 2009. Pengaruh Pemberian Daun Lantoro
(Leucaena leophala) terhadap Kualitas Silase Rumput Gajah (Pennisetum
purpereum) yang diberi Molasses. http://www.agripet/vol9/index.pdf. Diunduh
pada tanggal 4 Desember 2013.
Labels:
Bahan Pakan,
Fermentasi,
Hijauan,
Teknologi Pakan
Thanks for reading Kualitas Silase Hijaun dan Faktor Yang Mempengaruhinya . Please share...!
0 Comment for "Kualitas Silase Hijaun dan Faktor Yang Mempengaruhinya "