Tujuan utama dari pemberian makanan
adalah untuk memberikan tingkat konsumsi yang optimum terhadap kalori dan
protein dengan harapan daging yang dihasilkan tidak berkurang, malah lebih
meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya serta tidak menyebabkan terjadinya
penimbunan lemak tubuh terutama lemak abdominal. Karena lemak tersebut dikaitkan dengan aspek
yang merugikan antara lain pemborosan energi, mengalami perubahan berat setelah
prosessing, banyak yang hilang pada saat dimasak dan kolestrol dapat mengganggu
kesehatan. Dikatakan pula, biasanya
berat lemak abdominal berkisar 2-2,5% dari berat karkas, bahkan dapat mencapai
5-6%, lemak ditimbun dalam tiga bagian pertama dalam rongga abdomen terutama sekeliling
tembolok, kedua pada kulit terutama pada pangkal bulu dan bagian belakang dekat
pangkal ekor dan ketiga pada organ tubuh lainnya (Waskito, 1981).
Soeharsono (1976) menyatakan, penimbunan
lemak abdominal merupakan penghamburan energi dan merugikan berat karkas, lemak
itu sendiri akhirnya dibuang waktu pengolahan (persyaratan komersil). Kadar lemak bebas abdominal maupun lemak
keseluruhan, sangat lebih tinggi pada broiler yang diberi ransum dengan tingkat
energi tinggi. Setelah ditinjau dari segi
kualitas, tingkat energi 3200 kkal/kg, ternyata menimbulkan timbunan lemak
(abdominal dan tubuh) yang sangat nyata lebih tinggi dan merugikan mutu karkas.
Anggorodi (1985) menyatakan, apabila
kandungan energi ransum ayam yang sedang bertumbuh turun dibawah tingkat
kritis, pertumbuhan berkurang dan lemak yang ditimbun dalam karkas menurun,
namun kelebihan energi dalam jumlah sedikit akan menimbun lemak tambahan dan
sedikit penurunan laju pertumbuhan.
Selanjutnya dinyatakan pula, bahwa dengan meningkatnya serat kasar pada
bahan makanan, maka berarti akan mengurangi pencernaan karbohidrat dalam tubuh
karena serat kasar tersebut sulit dicerna pada unggas. Dengan menurunnya pencernaan karbohidrat maka
glikogen yang disimpan dalam hati dan otot akan berkurang, selanjutnya akan
mengurangi pula penimbunan lemak tubuh.
Soeparno (1992) menyatakan, jika seekor
ternak mengkomsumsi energi melebihi kebutuhan untuk pemeliharaan tubuh pada
kondisi menguntungkan, maka dapat diharapkan bahwa ternak tersebut akan
menimbun energi dalam bentuk lemak di dalam tubuhnya.
Daftar Pustaka
Anggorodi, R. 1985.
Ilmu Makanan Ternak Umum.
Gramedia, Jakarta.
Soeharsono, 1976.
Respon broiler terhadap beberapa
kondisi lingkungan. Disertasi.
Universitas Padjajaran Bandung, Bandung.
Soeparno, 1992. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Waskito,
D.M. W. 1981. Pengaruh berbagai
faktor lingkungan
terhadap gala
tumbuhan ayam-ayam broiler.
Disertasi. Universitas Padjajaran, Bandung.
Labels:
Broiler,
Lemak Abdominal
Thanks for reading Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lemak Abdominal . Please share...!
0 Comment for "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lemak Abdominal "