Ayam
potong atau ayam jenis pedaging yang lebih populer disebut broiler adalah ayam
ras yang produksi utamanya adalah daging. Ayam-ayam ini khusus
untuk dipotong diambil dagingnya, karena ayam ini cepat pertumbuhanya
dan penuh dengan timbunan daging terutama di bagian dada (Fuad, 1992).
Menurut
Rasyaf (2004), ayam pedaging adalah ayam jantan dan betina muda yang berumur di
bawah 8 minggu ketika dijual dengan bobot tubuh tertentu, mempunyai pertumbuhan
yang cepat serta mempunyai dada yang lebar dengan timbunan daging yang baik dan
banyak. Kelebihan broiler sebagai ayam
pedaging adalah broiler yang berusia 6 minggu sudah sama besarnya dengan ayam
kampung dewasa dan bila dipelihara hingga berusia 8 bulan, bobotnya dapat
mencapai 2 kg. Berat sebesar itu sulit
dicapai oleh ayam kampung dewasa maupun ayam ras afkir usia 1,5 tahun. Selain itu masyarakat juga mengenal broiler
karena mempunyai rasa yang khas, empuk dan dagingnya banyak.
Secara
genetik ayam broiler mampu mengolah makanan dengan cepat begitu makanan dikomsumsi olehnya. Sifat
pertumbuhan yang sangat cepat ini dicerminkan dari tingkah laku makannya yang
sangat lahap. Frekuensi makan ayam broiler lebih tinggi dibandingkan dengan ayam
petelur, apalagi dimasa akhir pemeliharaan (Amrullah, 2002).
Menurut
Kartadisastra (1994) bahwa sesuai dengan
tujuan pemeliharaanya yaitu memproduksi daging sebanyak-banyaknya dalam waktu
yang singkat, maka jumlah pemberian pakan tidak dibatasi (ad-libitum). Selanjutnya Rasyaf (2004) menyatakan bahwa ayam
broiler dipasarkan pada bobot hiup antara 1,3-1,6 kg per ekor ayam.
Kebutuhan
nutrisi broiler periode starter sesuai Standar Nasional Indonesia (2006) dapat
dilihat pada Tabel 1 dan 2, sebagai berikut :
Tabel.
Kebutuhan Nutrisi Broiler Periode Starter menurut Standar Nasional Indonesia
(2006)a
No.
|
Parameter
|
Satuan
|
Persyaratan
|
1.
|
Kadar air
|
%
|
Maks. 14,0
|
2.
|
Protein kasar
|
%
|
Min. 19,0
|
3.
|
Lemak kasar
|
%
|
Maks. 7,4
|
4.
|
Serat kasar
|
%
|
Maks. 6,0
|
5.
|
Abu
|
%
|
Maks. 8,0
|
6.
|
Kalsium (Ca)
|
%
|
0,90 – 1,20
|
7.
|
Fosfor (P) total
|
%
|
0,60 – 1,00
|
8.
|
Energi Termetabolis (EM)
|
Kkal/Kg
|
Min. 2900
|
Tabel.
Kebutuhan Nutrisi Broiler Periode Finisher menurut Standar Nasional Indonesia
(2006)b
No.
|
Parameter
|
Satuan
|
Persyaratan
|
1.
|
Kadar air
|
%
|
Maks. 14,0
|
2.
|
Protein kasar
|
%
|
Min. 18,0
|
3.
|
Lemak kasar
|
%
|
Maks. 8,0
|
4.
|
Serat kasar
|
%
|
Maks. 6,0
|
5.
|
Abu
|
%
|
Maks. 8,0
|
6.
|
Kalsium (Ca)
|
%
|
0,90 – 1,20
|
7.
|
Fosfor (P) total
|
%
|
0,60 – 1,00
|
8.
|
Energi Termetabolis (EM)
|
Kkal/Kg
|
Min. 2900
|
Daftar Pustaka
Amrullah, I.K. 2002. Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor.
Fuad,
Y. 1992. Usaha Peternakan Ayam Potong
Memproduksi Daging Ayam.Akademika Pressindo.Jakarta
Kartadisastra,
H.R. 1994. Pengelolaan Pakan Ayam Kiat
Meningkatkan Keuntungan dalam Agribisnis Unggas. Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.
Rasyaf. 2004.
Beternak Ayam Pedaging. Penebar
Sawadaya, Jakarta.
SNIa..
2006. Pakan Ayam Ras Pedaging
(Broiler Starter).
http://ditjennak.go.id.Tanggal akses 16 Oktober 2011.
SNIb. 2006. Pakan Ayam Ras Pedaging Masa Akhir (Broiler Finisher). http://ditjennak.go.id.
Tanggal akses 16 Oktober 2011.
0 Comment for "Gambaran Umum Ayam Pedaging"