Ayam ras pedaging atau yang lebih dikenal dalam masyarakat kita
dengan sebutan ayam broiler, dewasa ini telah banyak diusahakan dan
dikembangkan (Cahyono, 2004). Menurut Rismarini et. al., (2006) ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan
jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki
produksi tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam.
Ayam broiler merupakan ayam yang telah mengalami seleksi genetik
(breeding) sebagai penghasil daging dengan pertumbuhan yang cepat sehingga
waktu pemeliharaannya lebih singkat, pakan lebih efisien dan produksi daging
tinggi (Ensminger, 1991). Menurut Amrullah (2004), ayam broiler adalah ayam
yang mempunyai ciri khas yaitu tingkat pertumbuhannya yang cepat sehingga dalam
waktu singkat sudah dapat dipasarkan kepada konsumen. Pada umur 4 minggu ayam sudah
dapat dipasarkan dengan bobot badan kira-kira 0,8-1,0 kg, bahkan terkadang bisa
lebih dari itu.
Keunggulan dari ayam broiler tersebut dipengaruhi oleh sifat genetik
dan keadaan lingkungan, meliputi pakan, temperatur lingkungan dan cara pemeliharaan
atau manajemen. Pertumbuhan yang paling cepat terjadi sejak menetas sampai umur
4-6 minggu, kemudian mengalami penurunan dan terhenti sampai mencapai dewasa
(Kartasudjana dan Suprijatna, 2006). Fadilah (2004) menyatakan bahwa kegiatan
pertama yang harus dilakukan ketika DOC datang adalah memperhatikan dan
memeriksa keadaan DOC secara keseluruhan, baik kualitas maupun kuantitasnya.
Kartasudjana dan Suprijatna (2006) menambahkan bahwa kualitas DOC yang
dipelihara harus yang terbaik, karena performa yang jelek bukan saja
dipengaruhi oleh faktor pemeliharaan tetapi juga oleh kualitas DOC pada saat diterima.
Menurut Cahyono (2004), ayam broiler yang dikembangkan di
Indonesia pada umumnya merupakan jenis ras unggul hasil persilangan dari
bangsa-bangsa ayam yang dikenal memiliki daya produktivitas tinggi, yang pembiakannya
dilakukan di negara-negara maju. Jenis yang dihasilkan dari pembiakan tersebut adalah
sudah merupakan final
stock. Sehingga bibit DOC (Day Old Chick) dari final stock
tersebut hanya diternakkan untuk
memproduksi atau menghasilkan daging saja, tidak bisa dikembangkan lebih lanjut
untuk menghasilkan telur-telur tetas atau bibit bibit baru. Selanjutnya
dikatakan bahwa pada umumnya tiap strain atau galur diberi nama tersendiri sesuai dengan perusahaan pembibitan
(breeding farm) yang membentuk atau memproduksi strain final
stock yang bersangkutan, sehingga dikenal berbagai
macam galur atau strain
ayam broiler yang beredar di pasaran. Jenis
strain
yang beredar memiliki daya produktivitas relatif
sama, artinya seandainya terdapat perbedaan, perbedaannya tidak signifikan atau
sangat kecil sekali.
Cahyono (2004) menyatakan bahwa besarnya keuntungan yang didapat
diperoleh dari beternak ayam broiler ini cukup besar antara lain adalah: (a)
ayam broiler mempunyai kemampuan tumbuh dan berkembang yang sangat cepat, sehingga
perputaran modal juga lebih cepat; (b) pada lahan yang tidak luas sudah bisa
untuk beternak ayam broiler dalam jumlah banyak dengan perolehan pendapatan yang
cukup tinggi; (c) ayam broiler memiliki daya produktivitas yang tinggi terhadap
pembentukan daging dengan konversi pakan yang kecil; (d) cara pemeliharaan ayam
broiler tidak sulit; (e) limbah berupa kotoran ayam merupakan tambahan
pendapatan; (f) jumlah tenaga kerja yang digunakan tidak banyak, satu orang
tenaga kerja mampu menangani sejumlah 2.000 ekor; dan (g) bulu ayam juga
merupakan nilai tambah bagi usaha peternakan ayam.
Menurut Saragih (2000), bisnis ayam broiler memiliki karakteristik
dasar sebagai berikut; (1) bisnis ayam broiler didasarkan pada pemanfaatan
pertumbuhan dan produksi ayam broiler memiliki sifat pertumbuhan yang tergolong
cepat; (2) produktivitas ayam broiler sangat tergantung pada pakan yang baik
secara teknis (pemberian pakan yang tepat) maupun ekonomis (penggunaan pakan
yang efisien); dan (3) produk akhir (final product) dari agribisnis ayam
broiler merupakan produk yang dihasilkan melalui tahapan-tahapan produksi mulai
dari hulu sampai ke hilir, dimana produk antara merupakan makhluk biologis bernilai
ekonomi tinggi berupa ayam broiler.
Daftar Pustaka
Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Cet. ke-2. Lembaga
Satu Gunung Budi, Bogor.
Cahyono, B. 2004. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging
(Broiler). Yayasan Pustaka Nusantar, Yogyakarta.
Ensminger, K. 1991. Animal Science. 11th Edition. Interstate
Publisher, USA.
Fadillah, R. 2004. Kunci Sukses Beternak Ayam Broiler di Daerah
Tropis. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Kartasudjana,
R & E. Suprijatna. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta
Saragih,
B. 2000. Kumpulan Pemikiran: Agribisnis Berbasis Peternakan. Cetakan Kedua.
Pustaka Wirausaha Muda. PT. Loji Grafika Griya Sarana, Bogor.
Labels:
Ayam,
Ayam Pedaging,
Broiler,
Ternak Unggas
Thanks for reading Karakteristik Ayam Broiler . Please share...!
0 Comment for "Karakteristik Ayam Broiler "