Ayam Legund pada umumnya dihubungkan dengan Turkens, Transilvania
Naked Neck, Bare Necks, Hackleness, dan Rubber Necks, yang seluruhnya
memilki karakteristik sifat leher gundul (Somes, 1993). Gen Na merupakan gen
dominan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan bulu (lambat) pada bagian leher
(Jull, 1949; Hutt, 1949).
Touchburn et al. (1980) mengemukakan bahwa pengurangan bulu
penutup tubuh akibat adanya gen Na sebesar 40% pada ayam Legund komplit dominan
dan 30% pada ayam Legund tidak komplit. Kondisi tersebut dapat meningkatkan
fleksibilitas dalam pengaturan suhu tubuh pada suhu lingkungan panas.
Pengurangan jumlah bulu penutup tubuh pada ternak ayam menurut Horts dan Mathur
(1994) berhubungan secara langsung dengan peningkatan suhu permukaan tubuh.
Lebih lanjut dikemukakan bahwa peningkatan suhu permukaan tubuh tersebut sangat
membantu proses adaptasi terhadap cekaman panas melalui peningkatan pembuangan
panas (sensible heat loss) melalui permukaan tubuh.
Bulu penutup tubuh (feather coverage) pada ternak unggas merupakan
bahan pelindung yang baik terhadap pengaruh lingkungan terutama pada saat
temperatur rendah, tetapi akan menyulitkan atau menghambat pembuangan panas
melalui kulit pada saat temperatur lingkungan tinggi. Namun demikian, dengan
cara merentangkan sayapnya maka ayam dapat meningkatkan pembuangan panas
(Peguri dan Coon, 1993).
Prinsipnya, kehilangan panas tubuh pada ternak unggas dapat terjadi
secara sensible (sensible heat loss) melalui radiasi, konveksi, konduksi dan
evaporasi, hal tersebut dipegaruhi oleh bulu penutup tubuh sehingga efisiensi
di dalam pengguanaan energi, tetapi pembuangan panas secara evaporasi ternyata
membutuhkan energi sehingga pada gilirannya akan meningkatkan laju metabolisme.
Merat (1993) menggolongkan gen leher gundul (Na) sebagai gen Pliotropy,
yaitu gen yang berpengaruh terhadap dua sifat atau lebih, atau karena memiliki
keterkaitan dengan gen-gen lain. Digolongkan demikian karena gen tersebut
memberikan pengaruh baik terhadap transfer atau pembuangan panas ke luar tubuh
(lingkungan) dan memperbaiki efisiensi pakan. Oleh karena itu gen tersebut
banyak manfaatnya bagi ayam petelur maupun ayam broiler dalam kaitannya dengan
pembentukan strain ayam yang cocok untuk kondisi daerah beriklim tropis.
Telah dikemukakan bahwa dengan berkurangnya sebagian bulu penutup tubuh
pada ayam Legund, sangat membantu proses adaptasi terhadap cekaman panas
melalui peningkatan pembuangan panas (sensible heat loss) melalui permukaan
tubuh. Adanya hubungan positif antara pengurangan bulu penutup tubuh pada ayam
Legund dengan pembuangan panas berperan terhadap metabolisme tubuh yang pada
akhirnya berpengaruh pula terhadap sifat produksi ayam, terutama di daerah
tropis dengan kondisi panas yang ekstrim (Sidadolog, 1991).
Untuk tujuan produksi telur di daerah bersuhu tinggi, Merat (1993)
berpendapat bahwa pemanfaatan Legund dianggap sangat penting, hal tersebut
didasarkan pada mortalitas induk ayam Legund yang lebih rendah, rata-rata berat
telur lebih tinggi, kerabang telur lebih kuat, dan masa bertelur berlangsung
lebih lama jika dibandingkan dengan ayam berbulu normal. Hasil penelitian
Cahaner et al. (1993) menunjukan bahwa gen Na berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan dan produksi daging pada ayam broiler, baik yang
dipelihara pada suhu normal maupun pada suhu tinggi (320C). Pertambahan berat badan ayam Legund umur
4 sampai dengan 5 minggu pada suhu normal meningkat 4,6-10%, sedangkan pada
suhu tinggi pertambahan berat badan ayam Legund mencapai 7,1%-22,8%. Introduksi
gen Na pada ayam broiler dapat meningkatkan bobot badan ayam broiler
dibandingkan dengan bobot badan ayam broiler yang berbulu normal (Yunis dan
Cahaner, 1999).
Daftar Pustaka
Cahaner,
A., N. Deep and M. Gotman. 1993. Effect of the plumage-reducing naked neck (Na)
gene on the performance of fast-growing broilers at normal and high ambient
temperatures. Poultry Sci. 72: 767-775.
Horst,
P. and P. K. Mathur. 1994. Feathering and adaptation to tropical climates.
Proc. 9th
European
Poultry Conference, Agustus 7-12th., glasgow, Uk.
Hutt,
T. B. 1949. Genetics of The Fowl. Hill Book Company, Inc., New York.
Jull,
M. A. 1951. Poultry Disease. 3rd Ed. Mc Graw-Hill Book
Company, Inc., New York.
Merat,
P. 1993. Pleiotropic and associated effects of major genes. in: Poultry
Breeding and Genetics. R. D. Crawfond, ed. Elsevier Scientific Publishers,
Amsterdam. The Netherlands.
Peguri,
A. and C. Coon. 1993. Effect of feather coverage and temperatur on Layer
Performance. Poultry Sci. 72: 1318-1329.
Sidadolog,
J.HP. 1991. Pengaruh gen Na (Nacked Neck) terhadap pertumbuhan ayam Kampung.
Jurnal Ilmiah Penelitian Ternak Grati. Vol 2. No. 1 :41-48.
Somes,
R. G. 1993. Mutations and Major Variant of Plumage and skin in chicken. In:
Poultry Breeding and Genetic. R. D. Crawford, ed. Elsevier Scientific
Publishers. Amisterdam. The Netherlands.
Touchburn,
S. P., J. Guilaume, B. Lecleicd, and J. C. Blom. 1980. Lipid and energy
metabolism in chicks affected by dwarfism (dw) and naked neck (Na) gene. Pultry
Sci. 59 : 2189-2197.
Yunis.
R., and A. Cahaner. 1999. The Effects of the Naked Neck (Na) and Frizzel (F)
genes on growth and meat yield of broilers and their interactions with ambient
temperatures and potential growth rate. International Journal of Poultry
Science 78:1347-1352.
Labels:
Ayam Kampung,
Ayam Lokal,
Plasma Nutfah
Thanks for reading Karakteristik dan Produktivitas Ayam Leher Gundul. Please share...!
0 Comment for "Karakteristik dan Produktivitas Ayam Leher Gundul"