Konsumsi pakan merupakan
jumlah pakan yang dimakan oleh ternak yang akan digunakan untuk mencukupi
kebutuhan hidup pokok dan proses produksi (Tillman et al., 1998).
Tingkat konsumsi adalah jumlah makanan yang terkonsumsi oleh ternak bila konsumsi makanan tersebut diberikan ad libitum.
Konsumsi merupakan faktor esensial sebagai dasar untuk hidup pokok dan untuk
produksi. Aktivitas konsumsi meliputi proses mencari pakan, mengenal dan
mendekati, proses bekerjanya indra ternak terhadap pakan, proses memilih pakan,
dan proses menghentikan pakan. Konsumsi bahan kering merupakan hal yang penting
untuk diketahui karena dengan mengetahui jumlah konsumsi bahan kering yang
dikonsumsi, maka akan diketahui pula kebutuhan seekor ternak akan zat-zat
makanan yang diperlukan untuk hidup pokok dan produksi. Peningkatan konsumsi
pakan biasanya akan meningkatkan kecepatan aliran pakan, hal ini berhubungan
dengan ukuran partikel pakan yaitu ukuran partikel pakan yang kecil akan
meningkatkan konsumsi pakan (Arora, 1989).
Menurut
Church dan Pond (1988), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi pakan
adalah jenis kelamin, bobot badan, keaktifan tahap pertumbuhan, kondisi
fisiologis ternak dan kondisi lingkungan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Ensminger et al. (1990) yang menyatakan bahwa tingkat konsumsi pakan
dipengaruhi oleh jenis kelamin. Parakkasi (1999) menambahkan bahwa ternak
jantan butuh lebih banyak makanan untuk hidup pokok dan aktifitas hidupnya
dibandingkan dengan ternak betina. Konsumsi pakan juga dipengaruhi oleh
palatabilitas yang tergantung pada beberapa hal antara lain penampilan dan
bentuk pakan bau, rasa, dan tekstur pakan (Church dan Pond, 1988). Sifat bahan
pakan yang dicerminkan oleh organoleptik seperti penampakan, bau, rasa,
tekstur, dan temperaturnya dapat menimbukan rangsangan dan daya tarik ternak
untuk mengkonsumsinya (Yusmadi et al., 2008). Konsumsi pakan secara umum
akan meningkat seiring dengan peningkatan berat badan, karena pada umumnya
kapasitas saluran pencernaan meningkat dengan peningkatan bobot badan (Parakassi,
1999).
Kebutuhan
bahan kering untuk domba yang memiliki bobot hidup 15 – 30 kg adalah 450 – 830
g/ekor/hari (Kearl, 1982). Rataan konsumsi bahan kering ransum harian domba
yang sedang tumbuh adalah 677,6 - 718,68 g/ekor/hari (Tarmidi, 2004). Menurut
hasil penelitian Velez et al. (1993), rataan konsumsi bahan kering
ransum dengan komposisi 100 % jerami jagung adalah 644 g/ekor/hari. Konsumsi
bahan kering pada domba yang diberi pakan berupa rumput lapang yaitu sebesar
53,73 g/ekor/hari (Martawidjaja, 2003).
Sugana
dan Duldjaman (1986) menyatakan bahwa pemberian hijauan yang berkualitas rendah
merupakan faktor pembatas terhadap ketersediaan protein dalam pakan, sehingga
pada pemberian hijauan perlu dilakukan penambahan bahan makanan sumber protein
untuk memperbaiki ketersediaan protein. Protein merupakan zat makanan yang
dibutuhkan ternak dalam bentuk protein kasar dan protein dapat dicerna
(Anggorodi, 1990). Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi
tubuh yang berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh, zat pembangun, dan
pengatur. Protein berfungsi sebagai zat pembangun karena protein merupakan
bahan pembentuk jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh. Menurut
NRC (1985), ternak ruminansia membutuhkan pakan berkadar protein lebih rendah
dibandingkan ternak monogastrik. Protein yang dibutuhkan domba yang sedang
dalam masa pertumbuhan sebesar 16% dari bahan kering ransum (NRC, 1985).
Haryanto (2009) yang melaporkan bahwa kebutuhan protein domba pada bobot badan
10-20 kg dengan pertambahan bobot badan 100g/hari berkisar antara 102,7 – 135,8
g/hari.
Total Digestible Nutrien (TDN)
merupakan nilai yang menunjukkan jumlah dari zat-zat makanan yang dapat dicerna
oleh hewan, yang merupakan jumlah dari semua zat-zat makanan organik yang dapat
dicerna seperti protein, lemak, serat kasar, dan BETN (Anggorodi, 1990). Faktor
yang mempengaruhi daya cerna perlu diketahui guna mempertinggi efisiensi pakan.
Faktor-faktor tersebut adalah suhu lingkungan, laju perjalanan pakan melalui
alat pencernaan, bentuk fisik bahan pakan, komposisi ransum, dan pengaruh
terhadap perbandingan dari zat makanan lainnya. Kadar TDN bahan pakan umumnya
berbanding terbalik dengan serat kasarnya (Anggorodi, 1990). Aboenawan (1991)
menyatakan bahwa TDN merupakan salah satu cara untuk mengetahui energi pakan.
Semakin tinggi nilai TDN suatu pakan maka pakan tersebut akan semakin baik
karena semakin banyak zat-zat makanan yang dapat digunakan. Menurut NRC (1985),
kebutuhan TDN domba dengan bobot badan 10-20 kg dan pertambahan bobot badan
sebesar 200-250g/hari yaitu 0,4-0,8 kg
Daftar
Pustaka
Aboenawan, L. 1991.
Pertambahan berat badan, konsumsi ransum, dan total digestible nutrient (TDN)
pellet isi rumen dibanding pellet rumput pada domba jantan, Laporan Penelitian.
Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Anggorodi, R. 1979. Ilmu Makanan
Ternak Umum. Proyek Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Anggorodi, R. 1990. Ilmu Makanan
Ternak. Penerbit PT Gramedia, Jakarta.
Arora, S. P. 1989.
Pencernaan Mikroba pada Ruminansia. Terjemahan : Retno Muwarni. Universitas
Gadjah Mada Press, Yogyakarta.
Church, D.C. & W. G. Pond. 1988.
Basic Animal and Feeding. John Willey and Son. New York. Singapore.
Ensminger. M. E., J . E., Oldfield
& W. W. Heinemann. 1990. Feed and Nutrition. The Ensminger Publishing
Company, California.
Haryanto, B. 2009. Inovasi
teknologi pakan ternak dalam sistem integrasi tanaman-ternak bebas limbah
mendukung upaya peningkatan produksi daging. Jurnal Pengembangan Inovasi
Pertanian 2(3) : 163-176.
Kearl, L. C. 1982. Nutrient of
Ruminant on Developing Countries. International Feedstuffs Institute, Utah
Agricultural Experiment Station, Utah State University. Logan Utah.
Martawidjaja, M. 2003. Pemanfaatan
jerami padi sebagai pengganti rumput untuk ternak ruminansia kecil. Wartazoa
13(3): 119-127.
National Research Council. 1985.
Nutrient Requirement of Sheep. 6th Revised Edition. National Academy Press, Washington
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan
Makanan Ternak Ruminan. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan
Makanan Ternak Ruminan. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Sugana, N. & M. Duldjaman. 1986.
Mempelajari kemungkinan penggunaan ampas tahu dalam ransum ternak domba.
Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Tarmidi, A. R. 2004.
Pengaruh pemberian ransum yang mengandung ampas tebu hasil biokonversi oleh
Jamur Tirarn putih (Pleurotus ostreatus) terhadap performans dornba
Priangan. JITV 9(3): l57-163.
Tillman, E., H. Hartadi, S. Reksohadiprajdo & S. Labdosoehardjo.
1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Yusmadi, Nahrowi, & M. Ridla.
2008. Kajian mutu dan palatabilitas silase dan hay ransum komplit berbasis
sampah organik primer pada kambing Peranakan Etawah. Jurnal Agripet 8 (1) :
31-38.
0 Comment for "Konsumsi Pakan Domba"