Definisi pertumbuhan yang paling
sederhana adalah perubahan ukuran yang meliputi perubahan berat hidup, bentuk,
dimensi, linier dan komposisi tubuh, termasuk perubahan komponen-komponen tubuh
seperti otot, lemak, tulang dan organ serta komponen-komponen kimia, terutama
air, lemak, protein dan abu pada karkas. Pertumbuhan seekor ternak merupakan
kumpulan dari pertumbuhan bagian-bagian komponennya. Pertumbuhan
komponen-komponen tersebut berlangsung dengan kadar laju yang berbeda, sehingga
perubahan ukuran komponen menghasilkan diferensiasi atau pembedaan
karakteristik individual sel dan organ. Diferensiasi menghasilkan perbedaan
morfologis atau kimiawi, misalnya perubahan sel-sel embrio menjadi sel-sel
otot, tulang, hati, jantung, ginjal, otak, saluran pencernaan, organ
reproduksi, dan alat pernafasan (Soeparno, 2005).
Kecepatan pertumbuhan otot, tulang,
dan lemak berbeda-beda. Otot dan tulang mempunyai kecepatan pertumbuhan yang
tetap. Sejalan dengan meningkatnya bobot karkas, pertumbuhan tulang berjalan
dengan kecepatan lambat, sementara otot tumbuh lebih cepat. Lemak mempunyai
pola pertumbuhan yang berbeda, awalnya pertumbuhan lemak sangat lambat tetapi
pada saat memasuki fase penggemukan, pertumbuhannya meningkat dengan cepat.
Tulang tumbuh lebih dulu, kemudian diikuti otot dan terkahir lemak. Persentase
otot awalnya meningkat, kemudian saat fase penggemukan dimulai, persentase otot
menurun, persentase lemak terus meningkat dan persentase tulang terus menurun
(Berg dan Butterfield, 1968).
Faktor nutrisi, jenis kelamin dan
bangsa dapat mempengaruhi laju pertumbuhan. Jenis, komposisi kimia dan konsumsi
pakan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan. Konsumsi protein dan
energi yang lebih tinggi akan menghasilkan laju pertumbuhan yang lebih tinggi.
Pengeruh nutrisi akan lebih besar bila perlakuannya dimulai sejak awal periode
pertumbuhan. Jadi pertumbuhan dapat dimanipulasi dengan perlakuan nutrisi yang
berbeda (Soeparno, 2005).
Pertambahan bobot badan yang dimaksud
normal (untuk Bos taurus) adalah antara 0,33 sampai 0,75 kg/ekor/hari,
tergantung pada umur dan bangsa ternak. Pertambahan bobot badan sangat cepat
pada hewan yang relatif masih muda, kemudian menurun dengan bertambahnya umur.
Pada umur dua tahun, makanan yang dibutuhkan untuk hidup pokok amat banyak.
Oleh karena itu, ongkos pertambahan bobot badan yang sedikit atau lamban pada
fase itu akan menjadi lebih mahal. Diketahui bahwa hampir semua program dalam
usaha sapi atau kerbau pedaging (kecuali program finish) tidak memaksimumkan
tingkat pertumbuhan, relatif terhadap potensi genetiknya. Pembatasan tingkat
pertumbuhan ini paling sedikit pada anak sapi yang diberi creep-feed pada waktu
menyusu yang langsung disambung dengan program finish setelah disapih dengan
100 persen konsentrat (Parakkasi, 1999).
Menurut Ngadiono (1995),
pertumbuhan dapat dilihat pada pertambahan bobot badan per unit waktu.
Pertambahan bobot badan harian sapi Sumba Ongole (SO), Australian Commercial
Cross (ACC), dan Brahmann Cross (BX) yang dipelihara secara intensif
berturut-turut adalah 0,85; 0,82 dan 0,78. Secara statistik pertambahan bobot
badan harian sapi ACC tidak berbeda dengan sapi BX, tetapi sapi BX berbeda
dengan sapi SO. perbedaan ini kemungkinan disebabkan adanya perbedaaan faktor
genetik, kamampuan mengkonsumsi baham kering pakan dan kemampuan beradaptasi
terhadap pakan yang tersedia. Rendahnya pertambahan bobot badan harian sapi BX
(asal Pare-pare) dibandingkan sapi SO dan ACC, kemungkinan karena pengaruh
inbreeding, disamping pengaruh darah sapi lokal seperti Peranakan Ongole dan
Bali, yang pada umumnya mempunyai pertumbuhan yang lambat dan kapasitas tubuh
relatif kecil. Pada waktu digemukkan kemungkinan sapi BX sudah mencapai
kapasitas maksimal, sehingga pertumbuhan mulai lambat dan pertambahan bobot
badannya menjadi rendah. Sapi SO merupakan sapi yang masak lambat dibandingkan
dengan BX dan ACC, sehingga dengan pemberian pakan konsentrat tinggi selama
penggemukan masih menunjukkan adanya laju pertumbuhan yang cenderung meningkat.
Daftar Pustaka
Berg, R. T. and R. M. Butterfield. Growth patterns of bovine muscle,
fat and bone. J Anim Sci. 1968. 27:611-619. American Society of Animal Science.
Ngadiono, N. 1995. Pertumbuhan serta sifat-sifat karkas dan daging
sapi Sumba Ongole, Brahman Cross dan Australian Commercial Cross yang
dipelihara secara intensif pada berbagai bobot potong. Disertasi. Program
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Parakkasi, Aminuddin. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan.
Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan keempat.
Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.
Labels:
Performa
Thanks for reading Pertumbuhan dan Perkembangan Ternak . Please share...!
0 Comment for "Pertumbuhan dan Perkembangan Ternak "