Upaya meningkatkan kecernaan pakan
serat diperlukan teknologi seperti amoniasi dengan menggunakan urea (Van Soest,
2006). Proses amoniasi dengan menggunakan urea lebih mudah, murah dan lebih
aman dibandingkan proses alkali lainnya dan dapat meningkatkan kadar N
(nitrogen). Gransin dan Dryden (2003) melaporkan bahwa perlakuan amoniasi
dengan urea pada pakan berserat selain mampu melonggarkan ikatan lignoselulosa
sehingga lebih mudah dicerna oleh bakteri rumen, juga mampu meningkatkan
kandungan protein untuk memenuhi kebutuhan nitrogen bagi pertumbuhan bakteri
rumen.
Amoniasi adalah cara pengolahan pakan
secara kimia menggunakan amonia (NH3), dimana dosis amoniak yang biasa digunakan secara optimal
adalah 4 – 6 % NH3
dari berat kering. Amoniasi bertujuan untuk meningkatkan daya cerna dari bahan
pakan berserat sekaligus meningkatkan kadar N (nitrogennya) (Direktorat
Jenderal Peternakan, 2011)
Amoniasi mampu meningkatkan nilai
nutrisi pakan kasar melalui peningkatan daya cerna, konsumsi, kandungan protein
kasar dan memungkinkan penyimpanan bahan pakan berkadar air tinggi dengan
menghambat pertumbuhan jamur. Sumber amonia yang digunakan dapat berupa gas
amonia, amonia cair, urea maupun urin. Daya kerja amonia dalam perlakuan amoniasi
diantaranya sebagai bahan pengawet terhadap bakteri dan fungi yang berkembang
pada bahan selama proses, sumber nitrogen yang berfiksasi dengan jaringan
tanaman dan pemecahan ikatan lignin dan karbohidrat (Anonim, 2009). Selanjutnya
bahwa selama proses amoniasi, 4 – 6% dari amonia yang digunakan akan terserap
oleh bagian lembab jaringan pakan. Amonia terserap akan berikatan dengan
gugusan asetat dan membentuk garam ammonium asetat yang mengandung nitrogen.
Fermentasi merupakan suatu cara untuk
mengubah substrat menjadi produk tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan
bantuan mikroba. Teknologi fermentasi dengan memanfaatkan kemampuan mikroba
berhasil merubah pakan berkualitas rendah menjadi suatu produk yang lebih
berkualitas (Amalia, 2004)
Dalam memfermentasikan bahan pakan
berserat tinggi biasa digunakan starbio. Proses fermentasi menggunakan starbio
membutuhkan waktu selama 21 hari. Proses fermentasi tersebut menghasilkan bahan
pakan yang memiliki tingkat palatabilitas yang lebih tinggi dibanding sebelum
difermentasikan (Abidin, 2002). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Syamsu
(2001) dengan menggunakan starbio 0.6% pada jerami padi menunjukkan bahwa
komposisi nutrient jerami padi mengalami peningkatan kualitas dibanding jerami
yang tidak difermentasi. Komposisi serat jerami padi tanpa fermentasi nyata
lebih tinggi dibanding jerami yang difermentasi dengan menggunakan starbio.
Jerami yang difermentasi dengan starbio juga mengalami peningkatan kandungan
protein kasar.
Proses fermentasi bahan pakan oleh
mikroorganisme menyebabkan perubahan-perubahan yang menguntungkan seperti
memperbaiki mutu bahan pakan baik dari aspek gizi maupun daya cerna serta
meningkatkan daya simpannya. Produk fermentasi biasanya mempunyai nilai nutrisi
yang lebih tinggi daripada bahan aslinya karena adanya enzim yang dihasilkan
dari mikroba itu sendiri (Winarno dan Fardiaz, 1980).
Labels:
Bahan Pakan
Thanks for reading Prinsip pengolahan Bahan Pakan . Please share...!
0 Comment for "Prinsip pengolahan Bahan Pakan "