Semenanjung Ujung Kulon merupakan satu-satunya
habitat bagi populasi badak jawa yang “viable” di dunia. Komponen yang paling
mempengaruhi frekuensi kehadiran badak jawa pada suatu habitat di TNUK adalah
kandungan garam mineral (salinitas) dan pH tanah. Areal yang disukai oleh badak
jawa di TNUK adalah areal yang memiliki karakteristik kandungan garam mineral, sumber-sumber
air yang berkisar antara 0,25-0,35, pH tanah berkisar antara 4,3- 5,45, jarak
dari pantai berkisar antara 0-600 meter, dan kandungan garam mineral pada
permukaan dedaunan pakan badak adalah 0,35 % (Rahmat 2007).
Menurut TNUK (2013a), badak jawa merupakan hewan
yang soliter, tenang dan pemalu, akan tetapi dalam kondisi tertentu badak jawa
bisa hidup dan melakukan aktifitas secara bersama-sama seperti mengasuh anak
dan saat musim kawin. Oleh karena itu, badak hidup di dalam hutan dengan jarak
yang jauh dari jangkauan manusia. Pengamatan perilaku, pola makan, serta
penelitian mengenai resiko dan ancaman wabah penyakit dengan menggunakan kamera
trap agar tidak mengganggu kenyamanan badak (WWF 2011). Perilaku berkubang atau
mandi merupakan salah satu aktivitas yang sangat penting bagi badak jawa untuk menurunkan
suhu tubuh, serta membersihkan tubuh dari kotoran, parasit, dan penyakit.
Hoogerwerf (1970) menyatakan bahwa badak juga minum dan membuang air seni di
kubangan. Perilaku membuang air seni dan kotoran berfungsi untuk menandai
daerah jelajahnya dan dilakukan setelah puas berkubang (Rahmat 2007).
Badak jawa memakan pucuk daun, daun-daun muda,
sebagian ranting muda dan juga buah (Muntasib 2001). Mereka juga merobohkan
pohon untuk memperoleh makanan dengan cara mendorong pohon tersebut menggunakan
tubuhnya yang besar (Hoogerwerf 1970). Pohon yang roboh tadi tidak mati tetapi akan
tumbuh daun dan ranting yang baru dan akan menjadi sumber makanan baru bagi
badak.
Labels:
Badak Jawa
Thanks for reading Habitat dan Perilaku Badak Jawa . Please share...!
0 Comment for "Habitat dan Perilaku Badak Jawa "