Pada herbivora terestrial,
konstruksi skelet tubuh merupakan adaptasi untuk menahan berat tubuh terhadap
gaya gravitasi serta memberikan kekuatan untuk pergerakan. Skelet tubuh terdiri
atas beberapa rangkaian tulang yang saling berhubungan dan dapat membentuk
bermacam-macam lengkungan. Skelet tubuh terdiri atas collumna vertebralis, ossa
costales dan os sternum. Collumna vertebralis merupakan rangkaian tulang
belakang yang terpisah tetapi kokoh dan kuat, yang memanjang dari tulang
tengkorak kepala sampai ke tulang ekor. Ossa collumna vertebrales berperan
sebagai sumbu tubuh yang dapat digerakkan secara fleksio, ekstensio, dan terkadang
torsio oleh otot-otot punggung.
Selain itu, collumna
vertebralis berfungsi melindungi medulla spinalis dan struktur lainnya pada
canalis vertebralis (Dyce et al. 2010). Menurut Vaughan (1986), kekuatan untuk
melangkah bagi seekor hewan sangat dipengaruhi oleh gerakan fleksio dan
ekstensio dari collumna vertebralis. Selain itu, modifikasi bentuk collumna
vertebralis juga mempengaruhi kemampuan gerak hewan. Collumna vertebralis
dikelompokkan menjadi lima daerah yaitu daerah cervical (leher), thoracal
(dada), lumbal (pinggang), sacral (pinggul), dan caudal (ekor). Jumlah tulang
belakang yang menyusun kelima daerah ini bervariasi berdasarkan spesiesnya
(Dyce et al. 2010).
Os vertebrae memiliki struktur
yang khas yang terdiri atas corpus (badan), foramen (lubang), dan processus
(penjuluran). Os vertebrae satu dengan lainnya dihubungkan oleh bantalan yang
disebut discus intervertebralis yang terdapat di anterior dan posterior corpus.
Foramen vertebrae pada ossa vertebrae saling bersambung membentuk canalis
vertebralis. Secara umum terdapat beberapa bentuk penjuluran yaitu dua pasang
processus articularis (cranial dan caudal), sebuah processus spinosus mengarah
ke dorsal, sepasang processus transversus mengarah ke lateral, dan processus
mamillaris yang terletak di antara processus transversus dan processus
articularis cranialis. Semua mamalia memiliki tujuh buah ossa vertebrae
cervicales. Rangkaian ossa vertebrae memiliki panjang yang berbeda-beda pada
setiap spesies. Sapi memiliki rangkaian ossa vertebrae cervicales yang lebih
pendek dan kecil dibanding pada kuda, sedangkan pada babi lebih lebar. Ossa
vertebrae cervicales pertama dan kedua masing-masing os atlas dan os axis
memiliki bentuk yang unik sehingga mudah dibedakan dari ossa vertebrae cervicales
lainnya (Dyce et al. 2010).
Os atlas mengadakan persendian
dengan skelet kepala dengan ciri khas tidak memiliki processus spinosus, tetapi
memiliki dua massa lateral yang dinamakan ala atlantis. Menurut Budras et al.
(2009), dibagian dorsal ala atlantis kuda terdapat foramen vertebrale laterale,
foramen alare dan foramen transversarium. Pemamah biak tidak memiliki foramen
transversarium, sedangkan pada anjing, foramen alare berubah menjadi suatu
takik yang disebut incisura alaris (Dyce et al. 2010). Badak sumatera tidak
memiliki foramen transversarium tetapi hanya memiliki foramen vertebrale laterale
dan incisura alaris (Nisa’ et al. 2014).
Os axis merupakan os vertebrae
yang memiliki corpus terpanjang dengan karakteristik utama yaitu memiliki dens
axis (Dyce et al. 2010). Processus spinosus dari os axis berukuran lebar dan
kuat, tetapi processus transversus-nya berukuran kecil dan tidak subur.
Processus spinosus memiliki ukuran yang semakin memanjang mendekati os
vertebrae cervicalis VII. Pada beberapa hewan piara seperti kuda, sapi dan
anjing, ossa vertebrae cervicales memiliki foramen transversarium di kedua sisi
kecuali os vertebrae cervicalis VII. Foramen ini berfungsi sebagai tempat
lewatnya pembuluh darah ke kepala (Getty 1975). Ossa vertebrae thoracicae
merupakan rangkaian tulang yang mengadakan persendian dengan tulang rusuk pada
bagian kranial (fovea costalis cranialis) dan bagian kaudal (fovea costalis
caudalis). Corpus dari tulang ini lebih pendek dibandingkan dengan ossa
vertebrae cervicales tetapi memiliki processus spinosus yang berkembang baik
pada berbagai spesies hewan piara (Dyce et al. 2010).
Ossa vertebrae
thoracicae bersama-sama ossa costales dan os sternum membentuk tulang dada yang
berfungsi untuk melindungi organ vital yang terdapat di rongga dada (Leach 1961).
Ossa vertebrae lumbales merupakan rangkaian tulang lanjutan dari ossa vertebrae
thoracicae. Corpus dari tulang ini lebih panjang dibandingkan dengan ossa
vertebrae thoracicae dan memiliki processus transversus yang berkembang baik.
Anjing memiliki tujuh buah ossa vertebrae lumbales dengan corpus yang panjang
(Evans & de Lahunta 2013). Badak sumatera memiliki empat buah ossa vertebrae
lumbales dengan bentuk yang hampir sama dan memiliki processus transversus yang
panjang dan menyerupai sayap (Nisa’ et al. 2014). Ossa vertebrae sacrales
merupakan rangkaian tulang-tulang pinggul yang memiliki basis yang lebar di
kranial dan apex yang menyempit di kaudal sehingga menyerupai segitiga, kecuali
pada anjing yang berbentuk segiempat. Pada bagian dorsal dan ventral dari ossa
vertebrae sacrales terdapat foramina sacralia dorsalia et ventralia (Dyce et
al. 2010). Processus transversus dari ossa vertebrae sacrales menyatu menjadi
pars lateralis dengan bentuk yang tipis pada pemamah biak. Bagian anterior dari
pars lateralis melebar seperti sayap dan disebut ala
sacralis.
Ossa vertebrae caudales
memiliki jumlah yang sangat bervariasi pada beberapa spesies, bahkan dapat
memiliki jumlah yang berbeda dalam spesies hewan yang sama. Beberapa tulang
bagian depan dan tengah memiliki bentuk yang menyerupai os vertebrae lumbalis
dan kemudian bagian belakang berbentuk sederhana seperti batang. Ossa vertebrae
caudales bagian paling cranial pada beberapa spesies memberikan perlindungan
untuk arteri caudalis (Dyce et al. 2010).
Labels:
Anatomi Fisiologi
Thanks for reading Skelet Tubuh Mamalia . Please share...!
0 Comment for "Skelet Tubuh Mamalia "