Indonesia
memiliki 40 spesies primata dari keseluruhan jumlah spesies satwa primata di dunia
yaitu sekitar 195 spesies (Supriatna dan Wahyono 2000), 24 spesies diantaranya
endemik di Indonesia, artinya satwa primata tersebut hanya terdapat di kawasan
Indonesia tidak terdapat dikawasan negara yang lain. Sebanyak 12 spesies satwa
primata dari famili Hylobatidae tersebar di Asia Tenggara (Geissmann 2002).
Enam spesies tersebar di Indonesia bagian kawasan barat. Lima spesies termasuk
kedalam genus Hylobates yaitu ungko, Dark Handed gibbon (Hylobates agilis F.
Cuvier), siamang kerdil, kloss’s gibbon (Hylobates klosii Miller), ungko lengan
putih, white handed gibbon (Hylobates lar Linnaeus), owa jawa, silvery gibbon (Hylobates
moloch Audebert), kelawat, gray gibbon, (Hylobates muelleri Martin) dan satu
termasuk ke dalam genus Symphalangus yaitu siamang (Symphalangus syndactylus Raffles)
(Geissmann 2007).
Owa
jawa (Hylobates moloch Audebert, 1798) adalah kera kecil yang memiliki status
endemik di pulau Jawa (Geissmann & Nijman 2006). Wilayah penyebaran owa
jawa dari Jawa Barat sampai Jawa Tengah (Supriatna 2006). Populasi owa jawa
berkisar 2.400 – 7.900 individu (Keppeler 1981), 4.000 4.500 individu (Nijman 2004), 2.700 individu
(Asquith et al. 1995), 2.600 – 5.304 individu (Djanubudiman et al. 2004) yang
tersebar di beberapa habitat di pulau Jawa. Owa jawa merupakan salah satu satwa
primata Indonesia yang terancam. Berdasarkan kategori IUCN (Internasional Union
for the Conservation of Nature and Natural Resources) tahun 2008, status owa
jawa berubah dari kategori kritis (critically endangered) menjadi kategori
genting (endangered). Perubahan status ini jumlah populasi owa jawa betina
dewasa di atas 2500 individu dan jumlah subspesies owa jawa di atas 250
individu. Walaupun demikian dalam daftar CITES (Convention on International
Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) dikategorikan ke dalam
Appendiks I (Nijman 2006; Geissmann 2007).
Owa
jawa adalah satwa primata arboreal, hidupnya sangat tergantung pada keberadaan
hutan. Keberadaan owa jawa di hutan dapat dijadikan sebagai indikator bagi
keutuhan hutan. Keutuhan vegetasi yang alami dijadikan sebagai tempat mencari
pakan dan tempat tidur bagi owa jawa. Habitat owa jawa merupakan kawasan hutan
tropika dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 0 – 1.600 m di
atas permukaan laut (dpl) (CI Indonesia 2000). Beberapa penelitian terdahulu
(Kappeler 1994; Asquith et al. 1995; Nijman & Sozer 1995; Nijman & van
Balen 1998; CI Indonesia 2000; Rinaldi 2003; Djanubudiman 2004; Nijman 2004)
telah mengidentifikasi beberapa kawasan hutan di Jawa Barat dan Jawa Tengah
yang merupakan habitat alami owa jawa, sebagian besar merupakan kawasan
konservasi.
Labels:
Owa Jawa
Thanks for reading Owa Jawa (Hylobates moloch AUDEBERT 1797). Please share...!
0 Comment for "Owa Jawa (Hylobates moloch AUDEBERT 1797)"