Sapi perah dipelihara untuk
menghasilkan produksi susu, ini berarti produktivitas sapi perah ditentukan
oleh jumlah air susu yang dihasilkan. Susu adalah sumber makanan utama bagi
semua hewan mamalia yang baru lahir dan dapat pula menjadi bagian penting dari
bahan makanan manusia berapapun umurnya. Komposisinya yang mudah dicerna dengan
kandungan protein, mineral dan vitamin yang tinggi menjadikan susu sebagai
sumber bahan makanan yang essensial. Susu juga merupakan sumber makanan yang
fleksibel yang dapat diukur kadar lemaknya, sehingga dapat memenuhi keinginan
dan selera konsumen (Blakely dan Bade, 1991). Produksi susu di Indonesia masih
sangat rendah, di Jawa Timur susu sapi perah yang dihasilkan hanya sebesar 6-10
liter per ekor sapi per hari, padahal idealnya menghasilkan 15-20 liter per
ekor sapi per hari (Hartutik, 2006).
Pernyataan tersebut didukung
oleh Yusdja (2005), bibit sapi perah yang unggul mampu berproduksi sebanyak
15-20 liter per ekor per hari. Menurut Bappenas (2008), standar normal produksi
susu sapi perah yaitu 12 liter per ekor per hari. Produksi susu biasanya cukup
tinggi segera setelah sampai enam minggu sampai tercapai tingkat produksi
maksimum. Mulai saat ini lalu terjadi penurunan produksi susu secara bertahap
sampai pada akhir atau ujung laktasi. Penurunan produksi setelah mencapai
puncak laktasi kira-kira besarnya 6% tiap bulan (Blakely dan Bade, 1991).
Masa laktasi adalah masa sapi
sedang menghasilkan susu, yakni selama 10 bulan antara saat beranak dan masa
kering (Sudono et al., 2004). Lamanya masa laktasi yang normal adalah 305 hari
dengan 60 hari masa kering (Blakely dan Bade, 1991). Masa kering yaitu periode
atau lamanya sapi berhenti diperah hingga beranak dan masa kering mempengaruhi
produksi susu pada laktasi kedua dan laktasi berikutnya (Sudono et al., 2004).
Juga dikatakan oleh Sudono et al. (2004), produksi susu akan naik dengan
bertambahnya masa kering 7-8 minggu. Catatan tentang tingkat produksi juga
bervariasi tergantung umur sapi. Sapi yang beranak pada umur 2 tahun dapat
diharapkan produksi susunya meningkat sebesar 25% untuk mencapai tingkat
produksi maksimum. Kebanyakan sapi mencapai tingkat produksi maksimum pada umur
6 sampai 8 tahun atau pada laktasi yang keempat sampai keenam setelah itu
produksi tiap tahunnya menurun (Blakely dan Bade, 1991).
Menurut Ensminger (1971), umur
sapi yang semakin bertambah menyebabkan penurunan produksi secara perlahan.
Produksi susu pada laktasi pertama adalah 70%, laktasi kedua 80%, laktasi
ketiga 90%, laktasi keempat 95% dari produksi susu pada umur dewasa dengan
selang beranak 12 bulan dan beranak pertama pada umur 2 tahun. Blakely dan Bade
(1991), mengatakan bahwa induk yang mengalami penurunan produksi setelah puncak
produksi berarti mempunyai persistensi yang rendah. Persistensi produksi adalah
kemampuan sapi induk untuk mempertahankan produksi tinggi selama masa laktasi,
persistensi ini dipengaruhi oleh umur sapi, kondisi sapi waktu beranak, lama
masa kering sebelumnya dan banyaknya makanan yang diberikan pada sapi. Menurut
Kurnianto dan Gorde (1992), sebaiknya catatan produksi susu harus dibuat dalam
basis baku, basis baku yang biasa digunakan adalah catatan produksi susu 305
hari, dua kali pemerahan dan umur setara dewasa.
Sumber Artikel (Klik Disini)
0 Comment for "Produksi Susu Sapi Perah "