Gangguan reproduksi dapat
terjadi pada semua bangsa ternak, baik jantan maupun betina. Diantara hewan
ternak, sapi perah betina paling sering menderita gangguan reproduksi, karena
sapi perah telah mengalami seleksi yang paling lanjut. Seleksi pada ternak
dapat menyebabkan lemahnya fungsi faal berbagai alat tubuh, termasuk alat
reproduksi yang mengakibatkan banyak terjadi gangguan reproduksi
(Hardjopranjoto, 1995). Gangguan reproduksi pada ternak khususnya sapi perah
akan menyebabkan kerugian ekonomi yang besar bagi peternak berupa Conception
Rate (CR) yang rendah, Service per Conception (S/C) yang tinggi dan Calving
Interval (CI) yang panjang. Salah satu bentuk lain dari gangguan reproduksi
adalah kawin berulang (repeat breeding) yaitu dimana seekor betina kembali
minta kawin berulang-ulang setelah dikawinkan dengan pejantan fertil dengan
menunjukkan tanda-tanda birahi yang normal tiap 18-24 hari tetapi membutuhkan
lebih dari tiga kali perkawinan untuk menjadi bunting (Hafez, 2000).
Menurut Hardjopranjoto (1995),
secara umum kawin berulang disebabkan oleh dua faktor utama yaitu kegagalan
pembuahan dan kematian embrio dini. Hafez (2000), menyatakan bahwa penyebab
kawin berulang pada sapi perah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat
dikelompokan menjadi lima kelompok yaitu faktor lingkungan, fungsi ovari,
perlakuan IB, faktor genetik dan insfeksi serta perubahan biokimia uterus.
Labels:
Sapi Perah
Thanks for reading Gangguan Reproduksi Sapi Perah . Please share...!
0 Comment for "Gangguan Reproduksi Sapi Perah "