Sayuti
(1992) menyebutkan bahwa ada tiga hal pokok dalam proses pembuatan dadih yaitu
persiapan bambu, pemerahan dan proses terjadinya dadih. Bambu yang digunakan
adalah jenis bambu gombong (Gigantochioa verticilate) dan bambu ampel (Bambusa
vulgaris). Jenis bambu tersebut dipilih karena rasanya pahit sehingga tidak
disukai semut. Selanjutnya dadih ditutup daun talas, daun pisang, plastik
maupun tanpa penutup.
Bambu
yang umum digunakan untuk pembuatan dadih adalah bambu gombong (Gigantochloa
verticillata) dan bambu ampel (Bambusa vulgaris) (Azria, 1986).
Jenis bambu ini memiliki rasa pahit sehingga tidak disukai semut. Untuk menutup
bambu biasanya digunakan daun talas, daun pisang, plastik atau bahkan dibiarkan
tanpa penutup sesuai dengan kebiasaan masing-masing daerah (Suryono, 2003).
Bambu
gombong mempunyai buluh berwarna hijau kekuning-kuningan dengan garis-garis
kuning yang sejajar dengan buluhnya. Bambu ini memiliki keunggulan yaitu daya
serap airnya tinggi. Bambu ampel merupakan bambu yang umumnya dimiliki oleh
warga sehingga bambu ini juga sering dipakai dalam pembuatan dadih karena tidak
perlu membeli. Selain itu, keunggulan dari kedua jenis bambu ini adalah
keduanya memiliki rasa pahit sehingga dapat menghindarkan semut (Sayuti, 1992).
Mikroorganisme
diduga dari permukaan tabung bambu bagian dalam, permukaan daun penutup, dan
dari susu yang digunakan. Mikroorganisme tersebut adalah bakteri asam laktat
(BAL). Dari beberapa penelitian diketahui bahwa dadih mengandung bakteri baik
yaitu asam laktat (Lactobacilus casei) yang potensial sebagai probiotik.
Asam laktat didalam dadih berperan dalam pembentukan tekstur dan cita rasa
(Usmiati et al, 2011).
Labels:
bambu
Thanks for reading Bambu Gombong (Gigantochioa verticilate) dan Bambu Ampel (Bambusa vulgaris) . Please share...!
0 Comment for "Bambu Gombong (Gigantochioa verticilate) dan Bambu Ampel (Bambusa vulgaris) "