Bangsa
kelinci mempunyai klasifikasi taksonomi sebagai berikut : Kingdom : Animalia,
Filum : Chordata, Subfilum : Vertebrata, Kelas : Mamalia,
Ordo : Lagomorpha, Famili : Leporidae, Subfamili : Leporine,
Genus : Lepus, Orictolagus, Spesies : Lepus sp, Orictolagus sp
(Susilorini, 2008).
Kelinci
merupakan ternak pseudo-ruminant yaitu herbivora yang tidak dapat
mencerna serat kasar dengan baik. Menurut Tillman et al., (1991),
kelinci mampu mencerna serat kasar dari 10-12% dari berat kering pakan.
Kemampuan kelinci mencerna serat kasar dan lemak bertambah setelah kelinci
berumur 5-12 minggu. Kelinci memfermentasikan pakan di usus belakangnya.
Fermentasi hanya terjadi di caecum (bagian pertama usus besar), yang
kurang lebih merupakan 50% dari seluruh kapasitas saluran pencernaannya
(Sarwono, 2001).
Kelinci
merupakan ternak yang cocok dipelihara di negara berkembang dan mulai
memanfaatkan kelinci sebagai sumber daging. Selain itu, kelinci juga memiliki
potensi: 1)ukuran tubuh yang kecil, sehingga tidak memerlukan banyak ruang, 2)
tidak memerlukan biaya yang besar dalam investasi ternak dan kandang, 3) umur
dewasa yang singkat (4-5 bulan), 4) kemampuan berkembang biak yang tinggi, 5)
masa penggemukan yang singkat (kurang dari 2 bulan sejak sapih) (El-Raffa,
2004).
Kelinci
memiliki tabiat menarik sekali dan juga sangat penting yaitu makan tinjanya
(proses ini disebut Coprophagy). Kelinci mengeluarkan 2 macam tinja.
Pada siang hari, butir tinja keras dan kering. Akan tetapi pada malam hari dan
pagi hari, tinja lembek dan berlendir. Komposisi kotoran lunak yang dikeluarkan
sangat berbeda dari kotoran keras. Kotoran lunak diselaputi mukosa, mengandung
sedikit bahan kering (31%) tetapi tinggi dalam protein (28,5%) kalau
dibandingkan dengan kotoran keras yang mengandung 53% bahan kering dan 9,2%
protein. Kotoran lunak juga mengandung banyak vitamin B (Smith dan
Mangoewidjojo, 1988). Daging kelinci memiliki kadar gizi yang tinggi yaitu
protein sebesar 20,8% dan lemak yang rendah sebesar 10,2%, dibandingkan ternak
lain seperti sapi memiliki protein lebih rendah sebesar 16,3% dan lemak tinggi
sebesar 22% seperti yang tertera dalam Tabel 1.
Tabel
1. Kadar gizi daging kelinci dibandingkan ternak lainnya
Jenis
Ternak
|
Protein
(%)
|
Lemak
(%)
|
Kadar
Air (%)
|
Kalori
(%)
|
Kelinci
|
20,8
|
10,2
|
67,9
|
7,3
|
Ayam
|
20,0
|
11,0
|
76,6
|
7,5
|
Anak
sapi
|
18,8
|
14,0
|
66,0
|
8,4
|
Kalkun
|
20,1
|
28,0
|
58,3
|
10,9
|
Sapi
|
16,3
|
22,0
|
55,0
|
13,3
|
Domba
|
15,7
|
27,7
|
55,8
|
13,1
|
Babi
|
11,9
|
40,0
|
42,0
|
18,9
|
Sumber
: Sarwono (2001)
Kelinci
mempunyai konversi daging yang cukup tinggi dibandingkan ternak lain yaitu 29%.
Tabel
2. Perbandingan Hasil Daging Beberapa Hewan Ternak
Jenis
Ternak
|
Bobot
Induk Dewasa (Kg)
|
Total
bobot karkas/tahun (Kg)
|
Sapi
|
500
|
173
|
Domba
|
60
|
38
|
Kambing
|
45
|
24
|
Kelinci
antensif
|
4
|
117
|
Kelinci
hybrid
|
4
|
144
|
Konsumsi
daging sangat ditentukan oleh kandungan nutrisinya. Saat ini kalangan tertentu
menghendaki daging dengan kandungan kolesterol rendah. Selera konsumen sudah
mengarah pada memilih daging yang kurang beresiko terhadap kesehatan konsumen.
Kadar kolesterol daging kelinci lebih rendah (39%) dibandingkan daging ternak
lain seperti sapi (50%) dan kambing (61%) (Masanto dan Agus, 2010).
Labels:
Kelinci
Thanks for reading Karasteristik dan Potensi Ternak Kelinci . Please share...!
0 Comment for "Karasteristik dan Potensi Ternak Kelinci "