Grey
Warna
abu-abu pada kuda dapat ditemukan pada tipe kuda poni sampai dengan kuda berat.
Kuda berumur muda memiliki alel abu-abu progresif (G) yang pada saat dilahirkan
dapat memiliki warna selain warna abu-abu. Hal tersebut tergantung pada gen
warna bulu lain yang menempati lokus pengendali warna bulu. Anak kuda segera
setelah dilahirkan, seiring dengan pertambahan umur mulai menunjukkan
pencampuran warna bulu putih pada warna abu-abu terutama pada bagian kepala.
Proporsi warna abu-abu terhadap warna putih, meningkat seiring dengan
pertambahan usia. Warna bulu kuda berubah menjadi abu-abu atau abu-abu dengan
berwarna bintik-bintik pada saat dewasa kelamin. Bercak kecil nampak pada dasar
kulit yang berwarna hitam karena gen G. Pigmen berwarna gelap ditemukan pada
kulit dan mata bahkan ketika warna rambut benar-benar putih. Warna kuda selain
abu-abu terjadi karena pengaruh pasangan alel resesif (gg) (Bowling dan
Ruvinsky, 2000). Menurut Eckstrom (2002), alel G dan g menempati lokus G. Kuda
grey memiliki warna mulai dari putih sampai dengan abu-abu gelap seiring dengan
pertambahan umur.
Bay
atau Black
Kuda
dengan warna bay adalah kuda yang memiliki surai, ekor dan kaki berwarna hitam.
Warna dasar bay terdiri atas tiga macam yaitu bay terang atau light bay yaitu
coklat kemerahan atau coklat; bay cerah atau bright bay yaitu warna
chesnut dan bay gelap atau dark bay yang cenderung berwarna coklat gelap
(Brown dan Sarah, 1994). Menurut Bowling dan Ruvinsky (2000), bay adalah pigmen
hitam yang menyebar dan membentuk pola pada surai, ekor dan kaki pada bagian
lutut ke bawah. Lokus yang mengatur warna ini adalah agouti. Warna bay atau
black dikendalikan lokus agouti (A) yang dapat ditempati dua alel yaitu A untuk
sifat bay dan a untuk sifat black. Eckstrom (2002) menyatakan bahwa kuda yang
memiliki gen agouti dalam kondisi genotip AA atau Aa (A_) disebut bay, yaitu
warna hitam hanya pada bagian ujung tubuh (surai, ekor, kaki dan ujung
telinga); sedangkan bila genotipe kuda tersebut aa, maka ekspresi gen agouti
tidak tampil. Kuda nampak berwarna hitam pada keseluruhan tubuh. Nozawa et
al. (1981) menyatakan pola warna bay (ka-ge) dipengaruhi oleh lokus A dan
genotip warna bay adalah A_B_dd.
Chesnut
Chesnut
merupakan warna coklat kemerahan pada bulu dan yang juga menjadi warna pada
ekor dan surai (Vogel, 1995). Pigmen hitam yang mengendalikan sifat warna
black, brown dan bay bersifat dominan terhadap pigmen merah. Chesnut merupakan
bagian dari pigmen merah, seperti ditemukan pada kuda berwarna sorrel, palomino
dan red duns. Dijelaskan oleh Bowling dan Ruvinsky (2000) menjelaskan
bahwa warna chesnut dikendalikan lokus Extension (E) yang dapat ditempati dua
alel, yaitu E untuk sifat eumelanin dan e untuk sifat phaeomelanin. Nozawa et
al. (1981) menyatakan pola warna chestnut (kuri-ge) memiliki genotipe.
Gen
Warna Dilusi
Cream
merupakan warna dilusi pada kuda berwarna gelap dan bulu berwarna keemasan
seperti pada kuda palomino dan bucksin. Kuda palomino memiliki warna surai dan
ekor berwarna putih, sedangkan buckskin memiliki warna hitam pada surai, ekor
dan kaki. Contoh lain warna cream adalah cremello dan perlino. Kuda cremello
memiliki kulit berwarna merah muda, mata biru dan bulu berwarna gading (ivory).
Kuda perlino memiliki warna yang sama kecuali pada bagian surai dan ekor yang
berwarna lebih gelap daripada warna bulu badan. Pigmen eumelanin dan
phameomelanin pada kuda dengan homozigot dominan CcrCcr akan didilusikan
menjadi warna gading (ivory) yang dikenal dengan warna cremello dan perlino.
Gen cream ini banyak ditemukan, tapi tidak semua bangsa kuda memiliki gen ini
(Bowling dan Ruvinsky, 2000). Gen cream merupakan sifat dominan yang tidak
optimal. Kuda yang memiliki gen CC mempunyai pigmen warna yang terekspresi
dengan sempurna. Menurut Eckstrom (2002), kuda yang memiliki gen Ccr merupakan
dilusi tunggal yang menghasilkan warna palomino, buckskin atau smoky black.
Pigmen merah didilusikan menjadi warna emas dengan warna cream pada surai dan
ekor. Kuda yang memiliki gen Ccr Ccr merupakan dilusi ganda (double dilution)
yang menghasilkan warna cremello dan perlino. Nozawa et all. (1981)
menyatakan kuda yang berwarna palomino atau chestnut-cream (tsuki-ge) memiliki
dan dipengaruhi oleh lokus D dan genotipe warna bay adalah _ _bbDd. Seiring
dengan perkembangan teknologi biologi molekuler, fenotipe dari gen cream ini
adalah warna albino. Gen tirosinase (Tyr) dan khususnya gen pendilusi mata
merah muda (pink eye dilution), memiliki alel yang mempengaruhi
pigmentasi pada mamalia lain seperti pada tikus dan manusia (Bowling dan
Ruvinsky, 2000).
Dun
Kuda
yang memiliki gen dun akan menghasilkan pola warna bulu dengan ciri-ciri surai,
ekor dan kaki berwarna hitam serta pada punggung ditemukan garis berwarna
hitam. Gen D atau gen dun melunturkan pigmen phaeomelanin menjadi pinkish-red,
yellowish-red atau yellow, tetapi tidak melunturkan warna pada surai dan ekor.
Gen D melunturkan pigmen eumelanin menjadi mouse-grey, sedangkan gen Ccr tidak
mempengaruhi eumelanin seperti gen D (Bowling dan Ruvinsky, 2000). Eckstrom
(2002) menyatakan bahwa lokus D ditempati alel D dan d yang dikenal sebagai gen
dun atau gen dilusi. Kuda bergenotip DD atau Dd memiliki warna tubuh luntur
atau terdilusi sampai berwarna pinkish-red, yellow-red atau coklat muda. Kuda
tersebut memiliki ujung-ujung tubuh berwarna gelap termasuk garis-garis pada
bagian dorsal, pada punggung dan kaki. Nozawa et al. (1981) menyatakan
pola warna dun atau bay-cream (kawara-ge) dipengaruhi oleh lokus D dan genotipe
warna bay-cream.
Champagne
Kuda
dengan pigmen champagne akan menghasilkan warna yang hampir sama dengan
palomino atau buckskin (Bowling dan Ruvinsky, 2000). Gen dilusi ini bersifat
dominan yang jarang terjadi. Gen ini menghasilkan pumpkin-colored freckled
skin, amber, greenish atau mata biru dan memberikan bronze-cast pada bulu
(Eckstrom, 2002).
Silver
(Dapple) Gen silver atau dapple memberikan pengaruh yang mencolok pada warna
bulu. Kuda dengan genotip AAE_ (hitam) akan dilunturkan menjadi coklat atau
hitam-coklat, dan surai dan ekor menjadi abu-abu silver (silver gray) atau
kuning muda (flaxen). Gen ini memiliki pengaruh yang kecil terhadap warna
chesnut (phaeomelanin), selain menghasilkan warna perak (kuning muda) pada
surai dan ekor. Warna ini disebut juga silver sorrel yang secara visual sulit
dibedakan antara warna sorrel dengan silver, karena surai dan ekor berwarna
kuning muda sehingga sering dinyatakan sebagai kuda palomino (Bowling dan
Ruvinsky, 2000).
Putih
dan Gen Bintik
Putih
Pola putih pada kuda ditemukan dalam bentuk bintik putih atau satu areal
campuran putih. Bintik putih dapat melebar yang meliputi areal campuran bulu
putih dan berwarna (roan) atau dapat juga tampil sebagai bintik-bintik putih
yang terpisah yang meluas atau dibatasi pada suatu areal. Warna kuda seperti
demikian ditemukan pada kuda tobiano, overo, leopard spotting atau kuda berbulu
pola totol seperti macan (Bowling dan Ruvinsky, 2000). Nozawa et al. (1981)
menyatakan pola warna spotted (buchi) dipengaruhi oleh lokus S dan genotip
warna spotted adalah putih.
Kuda
berwarna putih tidak memiliki pigmen warna di kulit dan bulu tetapi memiliki
pigmen warna coklat tua pada mata. Kuda berwarna putih memiliki genotipe
heterozigot, sedangkan dalam kondisi homozigot kuda tersebut letal (Bowling dan
Ruvinsky, 2000). Kuda putih bermata hitam (dark eyed) belum tentu berasal dari
tetua yang berwarna bulu gelap (bukan berwarna putih). Anak kuda yang baru
dilahirkan berwarna putih dan memiliki bulu berpigmen di telinga, surai dan
punggung. Pigmen ini mulai menghilang seiring dengan pertambahan umur. Kuda
putih yang berasal dari tetua berwarna gelap mewariskan warna putih sebagai
sifat dominan (Bowling dan Ruvinsky, 2000). Menurut Brown dan Sarah (1994),
kuda putih adalah kuda yang memiliki kulit berwarna merah muda dan bulu
berwarna light cream serta mata yang berwarna kebiruan (bluish). Nozawa et
all. (1981) menyatakan pola warna white (same-ge) dipengaruhi oleh lokus D
dan genotipe warna white adalah DD.
Roan
Bowling
dan Ruvinsky (2000) menyatakan bahwa kuda roan memiliki warna campuran antara
bintik putih dan warna lain. Fenotipe kuda roan sama dengan kuda abu-abu muda,
tetapi warna bulu roan tidak semakin memutih seiring dengan pertambahan umur
seperti halnya pada kuda abu-abu. Kuda roan memiliki campuran warna 50% warna
putih dan warna lain, tetapi kepala dan kaki memiliki warna polos (hitam atau
chesnut). Menurut Eckstrom (2002), kuda roan memiliki pola percampuran warna
putih dengan warna dasar, sedangkan menurut Brown dan Sarah (1994), kuda roan memiliki
percampuran warna putih dengan warna lain sehingga memperlihatkan warna seperti
strawberry roan (chesnut), red roan (bay) atau blue roan. Nozawa et al. (1981)
menyatakan pola warna roan (kasu-ge) dipengaruhi oleh lokus R dan genotipe
warna roan adalah Rr. Kuda dengan genotipe RR akan mengalami lethal.
Tobiano
Kuda
Tobiano
adalah pola dominan yang mewariskan warna putih sebagai pola. Simbol alelik
atau genotipe kuda tobiano adalah TOTO dengan alel resesif to. Sifat tobiano
memiliki dua fitur genetik. Bercak sekunder ditemukan pada daerah yang paling
putih, yaitu di daerah paling putih pada kondisi homozigot dan bercak sekunder
yang juga dalam kondisi homozigot disebut dengan spot tinta peternak atau cakar
cetakan. Karakteristik khas kondisi homozigot pada kuda tobiano adalah kuda ini
memiliki kelompok warna bintik-bintik kecil pada warna bulu putih tubuh kuda
(Bowling dan Ruvinsky, 2000). Kuda tobiano memiliki pola pinto yaitu warna
putih berorientasi vertikal. Warna putih meluas di daerah punggung, kaki ke
bawah, pada muka, sedangkan ekor biasanya berwarna hitam (Eckstrom, 2002).
Overo
Kuda
overo adalah kuda yang memiliki pola warna putih yang bukan tobiano atau leopard
spotting. Kuda overo adalah kuda yang terlahir dengan tanda putih yang
meluas pada bagian perut terutama pada wajah. Bercak putih asimetris kuda overo
ditemukan pada sisi leher dan barel. Kuda overo juga memiliki kaki berwarna
putih. Kuda overo memiliki genotipe heterozigot (Bowling dan Ruvinsky, 2000).
Eckstrom (2002) menyatakan bahwa kuda overo memiliki pola kuda pinto yang
membentuk bingkai kokoh di sekitar bercak putih horisontal dengan tepi
bergerigi dengan warna polos melintasi bagian belakang dan kaki. Wajah kuda
overo kebanyakan berwarna putih. Kuda overo yang homozigot dominan akan mati
karena memiliki usus besar yang tidak lengkap sehingga kuda ini tidak mampu
melakukan defekasi sehingga berakhir dengan kematian segera setelah dilahirkan.
Labels:
Kuda
Thanks for reading Warna bulu badan Kuda di Sumatera Utara . Please share...!
0 Comment for "Warna bulu badan Kuda di Sumatera Utara "