Pakan
sapi pada dasarnya merupakan sumber pembangun tubuh. Untuk memproduksi protein
tubuh, sumbernya adalah protein pakan, sedangkan energi yang diperlukan
bersumber dari pakan yang dikonsumsi, sehingga pakan merupakan kebutuhan utama
dalam pertumbuhan ternak. Pertumnbuhan ternak sangat tergantung dari imbangnan
protein energi yang bersumber dari pakan yang dikonsumsi (Yassin dan Dilaga,
1993).
Pakan
yang diberikan jangan sekedar dimaksukkan untuk mengatasi lapar atau sebagai
pengisi perut saja melainkan harus benar-benar bermanfaat untuk kebutuhan
hidup, membentuk sel-sel baru, mengganti sel-sel yang rusak dan untuk produksi
(Widayati dan Widalestari, 1994).
Pakan
adalah semua bahan yang biasa diberikan dan bermanfaaat bagi ternak serta tidak
menimbulkan pengaruh negatif terhadap tubuh ternak. Pakan yang diberikan harus
berkualitas tinggi yaitu mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh ternak
seperti air, karbohidrat, lemak, protein dan mineral (Parakkasi, 1995).
Untuk
penentuan kecernaan dari suatu pakan harus diketahui terlebih dahulu dua hal
yang penting yaitu jumlah nutrisi yang terdapat dalam pakan dan jumlah nutrisi
yang dapat dicerna dan dapat diketahui bila pakan telah mengalami proses
pencernaan (Tillman et al., 1991).
Limbah
sendiri memang menjadi masalah yang sangat serius. Berbagai penanganan telah
dilakukan tetapi tetap saja menjadi masalah. Bila ternak dapat memanfaatkan
limbah-limbah tersebut sebagai bahan pakan ternak tentunya sangat membantu
pemecahan masalah. Berbagai jenis limbah memiliki potensi besar sebgaian besar
sebagai bahan pakan ternak. Diantaranya adalah sampah-sampah sisa rumah tangga,
restoran, hotel, limbah pertanian, limbah peternakan, limbah industri makanan
dan limbah perikanan (Widalestari dan Widayati, 1994).
Teknologi
pengolahan limbah pertanian dan limbah agroindustri menjadi pakan lengkap
dengan metode processing yang terdiri dari :
1. Perlakuan pencacahan (Chupping) untuk
merubah ukuran partikel dan tekstur bahan agar konsumsi ternak lebih efisien.
2. Perlakuan pengeringan (Drying) dengan panas
matahari atau dengan alat pengeringan untuk menurunkan kadar air bahan.
3.
Proses pencampuran (Mixing) dengan menggunakan alat pencampuran (Mixer)
dan perlakuan penggilingan dengan alat giling Hammer mill dan terakhir
proses pengemasan. (Wahyono, 2000).
Wahyono
dan Hardianto (2004) menyatakan kebutuhan nutrisi pakan sapi untuk tujuan
produksi (pembibitan dan penggemukan) dapat dilihat pada Tabel 3 berikut :
Tabel
3. Kebutuhan nutrisi pakan sapi
Uraian Bahan ( %)
|
Tujuan Produksi
|
||
|
Pembibitan
|
Penggemukan
|
|
Kadar Air
|
12
|
12
|
|
Bahan Kering
|
88
|
88
|
|
Protein Kasar
|
10,4
|
12,7
|
|
Lemak Kasar
|
2,6
|
3,0
|
|
Serat Kasar
|
19,6
|
18,4
|
|
Kadar Abu
|
6,8
|
8,7
|
|
TDN
|
64,2
|
64,4
|
|
Sumber
: Wahyono dan Hardianto (2004).
Protein
pakan tertentu akan dimanfaatkan secara tidak langsung oleh ternak melalui
pertumbuhan mikroba rumen yang lebih dahulu memanfaatkan. Setelah sampai di
intestinal, protein akan dicerna dan diserap. Sebaiknya mikrobia itu tidak
langsung memanfaatkan protein pakan kualitas tinggi bernilai biologi tinggi dan
kecernaan protein tinggi, karena tidak ekonomis dan menjadi rendah. Sebaiknya,
pakan yang memiliki nilai biologi protein tinggi bisa diserap langsung di usus
kecil (konsep protein by pass).
Rumput
sebaiknya diberikan dalam bentuk cacahan sepanjang 10 cm, rumput bentuk cacahan
ini lebih disenangi ternak. Sedangkan legume sebaiknya diberikan tidak dalam
bentuk segar, tetapi harus dilayukan terlebih dahulu, pelayuan bisa mengurangi
ransum seperti mimosin pada leucaena (Murti, 2002).
1 Comment for "Pakan Ternak Sapi "
Situs Judi Online teraman & terpecaya 2020
Ayo Segera Daftar Akun Bermain Anda..Gratiss..
Klik >>>>>>> Daftar sekarang
Hubungi Segera:
WA: 087785425244
Cs 24 Jam Online