Proses utama dari pencernaan adalah secara mekanik,
fermentatif dan hidrolisis. Proses mekanik terdiri dari mastikasi atau
pengunyahan dalam mulut dan gerakan-gerakan saluran pencernaan yang dihasilkan
oleh konstraksi otot sepanjang usus. Pencernaan secara fermentatif dilakukan
oleh mikroorganisme rumen sedangkan secara hidrolisis dilakuakan oleh jasad
renik dengan cara penguraian dalam rumen (Tillman et al., 1991).
Bagian-bagian sistem pencernaan adalah mulut, parinks, (pada ruminansia
terdapat rumen retikulum, omasum, abumasum). Usus halus, usus besar serta
glandula aksesoris yaitu glandula saliva, hati dan pankreas (Frandson, 1992).
Ruminansia berasal dari kata latin “ruminate” yang berarti
“mengunyah berulang-ulang”. Proses ini disebut proses ruminansi yaitu suatu
proses pencernaan pakan yang dimulai dari pakan dimasukkan ke dalam rongga
mulut dan masuk ke rumen setelah menjadi bolus-bolus dimuntahkan kembali
(regurgitasi), dikunyah kembali (remastikasi), lalu penelanan kembali
(redeglutasi) dan dilanjutkan proses fermentasi di rumen dan ke saluran
berikutnya. Proses ruminansi berjalan kira – kira 15 kali sehari, dimana setiap
ruminansi berlangsung 1 menit sampai 2 jam (Prawirokusumo, 1994).
Menurut Maynard and Loosi (1969) desirtasi Suryadi dan Pilliang (1993)
pencernaan adalah rangkaian proses yang terjadi dalam alat pencernaan sampai
memungkinkan terjadinya penyerapan. Frandson (1992) menyatakan bagian– bagian
dari saluran pencernaan adalah mulut, parinks, oesofagus (pada ruminansia
merupakan perut depan atau forestimach), perut grandular, usus halus,
usus besar serta glandula aksesoris yang terdiri dari glandula saliva, hati dan
pankreas.
Proses utama dari pencernaan adalah secara mekanik,
enzimatik ataupun mikrobial. Proses mekanik terdiri dari mastikasi ataupun
pengunyahan dalam mulut dan gerakan – gerakan saluran pencernaan yang
dihasilkan oleh kontraksi-kontraksi otot sepanjang usus. Pencernaan secara
enzimatik atau kimiawi dilakukan oleh enzim yang dihasilkan oleh sel – sel
dalam tubuh hewan yang berupa getah – getah pencenaan. Mikroorganisme hidup
dalam beberapa bagian dari saluran pencernaan yang sangat penting dalam
pencernaan ruminansia.
Pencernaan oleh mikroorganisme ini juga dilakukan secara enzimatik yang
enzimnya dihasilkan oleh sel – sel mikroorganisme (Tillman et. al.,1991).
Pertumbuhan dan aktivitas mikroba selulolitik yang efisien, sama halnya
dengan mikroba rumen lain, membutuhkan sejumlah energi, nitrogen, mineral dan
faktor lain (misalnya vitamin). Selanjutnya dinyatakan pula bahwa energi
merupakan faktor essensial utama yang digunakan untuk pertumbuhan mikroba
rumen. Mikroba rumen menggunakan energi untuk hidup pokok, teristimewa untuk
melakukan transport aktif (Bamualim,1994).
Menurut Rangkuti et al. (1985) ruminansia mempunyai empat
lambung yaitu rumen, retikulum, omasum dan abomasum. Smith dan Mangkoewidjojo
(1988) menyatakan bahwa pada waktu lahir abomasum merupakan bagian utama,
tetapi begitu susu diganti dengan rumput, rumen tumbuh sampai 80% kapasitas
lambung. Retikulum dan omasum berkembang pada waktu yang sama (Tillman et al.,
1991).
Tingkat perbedaan konsumsi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
faktor ternak (bobot badan, umur, tingkat kecernaan pakan, kualitas pakan dan
palatabilitas) (Parakkasi, 1995).
Kemampuan mencerna bahan makanan ditentukan oleh
beberapa faktor seperti jenis ternak, komposisi kimia makanan dan penyiapan
makanan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa daya cerna suatu bahan makanan
tergantung pada keserasian zat-zat makanan yang terkandung didalamnya (Tillman et
al., 1991).
Protein merupakan suatu zat makanan yang essensial
bagi tubuh ternak dan tersediaan protein yang cukup menyebabkan aktivitas dan
pertumbuhan mikoorganisme meningkat sehingga proses pencernaan dan konsumsi
juga meningkat (Bamualim, 1994).
Sumber Artikel (Klik Here)
Labels:
Pencernaan,
Ruminansia
Thanks for reading Sistem Pencernan Ternak Rumansia . Please share...!
0 Comment for "Sistem Pencernan Ternak Rumansia "