Ternak
perah adalah ternak yang menghasilkan susu melebihi kebutuhan anaknya. Produksi
susu tersebut dapat dipertahankan sampai waktu tertentu atau selama masa
hidupnya walaupun anaknya sudah disapih atau tidak disusui lagi, dengan
demikian, susu yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh manusia. Jenis ternak
perah yang ada antara lain sapi perah, kambing perah, dan kerbau perah
dipelihara khusus untuk diproduksi susunya. Sapi perah Fries Holstein (FH)
berasal dari propinsi Belanda Utara dan propinsi Friesland Barat. Bangsa sapi
FH terbentuk dari nenek moyang sapi liar Bos Taurus typicus primigenius
yang ditemukan di negeri Belanda sekitar 2000 tahun yang lalu (Sudono dkk, 2003).
Secara
garis besar, bangsa-bangsa sapi (Bos) yang terdapat di dunia ada dua yaitu :
(1)
Kelompok yang berasal dari sapi Zebu (Bos indicus) atau jenis sapi yang
berpunuk, yang berasal dan tersebar di daerah tropis,
(2) Kelompok dari Bos Primigenius, yang tersebar
di daerah sub tropis atau lebih dikenal dengan Bos Taurus. Jenis sapi
perah yang unggul dan paling banyak dipelihara adalah sapi Shorhorn (dari Inggris),
Friesian Holstein (dari Belanda), Yersey (dari selat Channel
antara Inggris dan Perancis), Brown Swiss (dari Switzerland), Red
Danish (dari Denmark) dan Droughtmaster (dari Australia). Hasil survei
menunjukkan bahwa jenis sapi perah yang paling cocok dan menguntungkan
untuk dibudidayakan di Indonesia adalah Frisien Holstein (Nasrul, 2010).
Sapi Fries Holland. Sumber : http://ednadisnak.blogspot.com/ |
Sapi Fries Holland ini sering disingkat
dengan nama FH, namun ada juga yang menyebut dengan Fries Holland yang berasal
dari Belanda. Sapi FH menduduki populasi terbesar, bahkan hampir di seluruh
dunia, baik di negara - negara sub-tropis maupun tropis. Bangsa sapi ini mudah
beradaptasi ditempat baru. Di Indonesia populasi bangsa sapi FH ini juga yang
terbesar di antara bangsa-bangsa sapi perah yang lain. Di Indonesia, kecuali
menggunakan sapi FH murni sebagai sapi perah, khususnya di Jawa Timur, banyak
pula diternakkan sapi Grati, yakni hasil persilangan antara Friesian Holstein
dan sapi lokal Ongole. (Anonim, 1980).
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 1980. Beternak Sapi Perah. Aksi Agraris
Kanisius. Yogyakarta.
Nasrul, 2010. Pengembangan usaha sapi perah di Indonesia. Department of
International Bio-BusinessLaboratory of Bio-Business Management Tokyo
University of Agriculture. Sakuragaoka Dorm.Tokyo.
Sudono, A., R. F. Rosdiana, dan B. S. Setiawan.
2003. Beternak Sapi Perah Secara Intensif.
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Labels:
Sapi Perah
Thanks for reading Tinjauan Umum Sapi Perah. Please share...!
0 Comment for "Tinjauan Umum Sapi Perah"