Habitat merupakan tempat yang berfungsi untuk dapat memenuhi segala kebutuhan satwa. Kebutuhan tersebut diantaranya sebagai tempat makan, minum, berlindung dan berkembangbiak (Alikodra 1990). Habitat yang disukai rusa timor adalah hutan terbuka, padang rumput, savana, semak dan bahkan rusa dapat dijumpai pada aliran sungai (sumber air) serta daerah yang berawa Garsetiasih (1996). Namun menurut Hoogerwerf (1970), rusa dapat pula hidup dengan baik pada daerah yang kering, bahkan rusa timor yang hidup pada daerah kering lebih baik pertumbuhannya jika dibandingkan dengan rusa yang hidup pada daerah hujan. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan rusa akan air relatif sangat sedikit atau minimum. Berdasarkan habitatnya inilah, terkadang rusa memiliki perilaku makan yang terlihat berbeda, yakni apabila rusa berada di padang rumput atau savana, rusa termasuk grasser. Sedangkan jika berada di daerah hutan dan semak, rusa cenderung browser, situasi ini disesuaikan dengan habitat tempat rusa tersebut tumbuh.
Cover merupakan komponen habitat yang berfungsi untuk memberikan perlindungan dari cuaca, predator atau kondisi yang lebih baik dan menguntungkan. Menurut Takandjandji (2009), vegetasi adalah cover penting dalam kehidupan satwa, karena bukan hanya pakan saja yang termasuk didalamnya tetapi perlindungan terhadap cuaca serta predator merupakan bagian dari fungsi vegetasi. Selain vegetasi, air merupakan salah satu komponen habitat yang dibutuhkan oleh satwa untuk proses metabolisme dalam tubuh. Kebutuhan satwa akan air tergantung kondisi habitat. Sedangkan ruang digunakan satwa untuk dapat melakukan aktivitas alaminya, seperti makan, minum, berlindung dan bahkan berkembangbiak. Luas ruang dalam habitat tergantung pada besarnya jenis satwa. Semakin besar ukuran satwa maka semakin besar pula ruang yang dibutuhkan oleh satwa tersebut.
Perilaku satwa adalah ekspresi satwa yang disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik faktor dari dalam satwa itu sendiri yakni faktor fisiologis seperti sekresi hormon dan motivasi maupun dari luar seperti suara, pandangan, tenaga mekanis dan rangsangan kimia (Suratmo, 1979). Faktor yang mempengaruhi perilaku satwa umunya disebut sebagai rangsangan. Sedangkan aktivitas yang disebabkan oleh rangsangan tersebut merupakan respon. Aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan satwa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti makan, minum, reproduksi dan istirahat.
Rusa timor merupakan satwa berkelompok. Rusa ini menyukai daerah terbuka untuk dapat merumput pada siang hari, dimana daerah terbuka tersebut merupakan tempat yang mereka anggap aman. Hal ini yang menyebabkan rusa termasuk satwa diurnal yaitu satwa yang aktif di siang hari. Namun pada kondisi tertentu, rusa timor dapat aktif di malam hari (Hoogerwerf 1970). Kondisi seperti ini merupakan salah satu perilaku adaptasi rusa. Rusa timor merupakan satwa yang memiliki kemampuan adaptasi tinggi dengan lingkungannya. Hal inilah yang menyebabkan rusa mudah untuk bereproduksi sehingga mudah diintroduksi ke luar habitat alaminya.
Rusa merupakan satwa yang memiliki perilaku sosial, terlihat dari cara hidup rusa yaitu berkelompok. Rusa timor hidup secara berkelompok dengan setiap kelompoknya terdiri dari 5-6 ekor rusa timor (Samsudewa & Susanti 2008). Menurut Basuni (2004), struktur sosial pada rusa sangat menentukan umur awal berbiak. Dalam kelompok-kelompok (herds) yang besar, rusa-rusa betina muda (umur 1-2 tahun) harus dipisahkan dari betina-betina yang lebih tua jika saat musim kawin tiba karena kondisi fisik rusa-rusa betina pada saat umur awal berbiak dapat diperburuk oleh adanya kompetisi dengan rusa-rusa betina yang lebih tua.
Perilaku harian rusa timor dihabitat alaminya terdiri dari aktivitas ingesti atau makan-minum, beristirahat, bergerak, investigative dan grooming (Masy’ud et al. 2007). Aktivitas ingesti atau makan-minum merupakan aktivitas utama yang paling banyak dilakukan rusa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sedangkan aktivitas istirahat pada umumnya dilakukan rusa untuk menyelingi aktivitas makan. Aktivitas beristirahat dilakukan rusa dengan berbaring di bawah pohon, semak atau hutan dengan memamahbiak. Aktivitas ini juga dilakukan rusa untuk berlindung dari teriknya panas matahari pada siang hari dan untuk menjaga kestabilan suhu tubuh. Sedangkan aktivitas bergerak biasa dilakukan rusa untuk berpindah dari satu tempat ke tenpat lain guna mencari makan dan berlindung di tempat yang lebih aman.
Daftar Pustaka
Alikodra HS. 1990. Pengelolaan Satwaliar. Jilid 1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor.
Basuni S. 2004. Manajemen Perkembangbiakan dalam Usaha Penangkaran Rusa (Cervus spp) Ditinjuan dari Aspek Perilakunya. Media Konservasi 1 (4) : 11-16.
Garsetiasih R. 1996. Studi habitat dan pemanfaatannya bagi rusa (Cervus timorensis) di Taman Wisata Alam Pulau Menipo Nusa Tenggara Timur [Tesis]. Yogyakarta : Program Pasca Sarjana. Universitas Gajah Mada.
Hoogerwerf A. 1970. Ujung Kulon The Land of The Lost Rhinoceros. Leiden. Holand.
Masy’ud B, Wijaya R, Santoso IB. 2007. Pola Distribusi, Populasi Dan Aktivitas Harian Rusa Timor (Cervus Timorensis, De Blainville 1822) Di Taman Nasional Bali Barat (Distribution, Population and Daily Activities of Timor Deer - Cervus timorensis, de Blainville 1822 in Bali Barat National Park). Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Samsudewa D, Susanti S. 2008. Studi Tingkah Laku Reproduksi Rusa Timor (Cervus timorensis) di Kepulauan Karimun Jawa. Agromedia 26 (2).
Suratmo F G. 1979. Prinsip Dasar Tingkah Laku Satwa Liar. Kerjasama antara Training School for Animal Management (ATA 190) dan Fakultas Kehutanan. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Takandjandji M. 2009. Desain Penangkaran Rusa Timor Berdasarkan Analisis Komponen Bio-Ekologi dan Fisik di Hutan Penelitian Dramaga, Bogor [Tesis]. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Labels:
Plasma Nutfah,
Rusa,
Ternak Potensial
Thanks for reading Habitat dan Prilaku Rusa Timor . Please share...!
1 Comment for "Habitat dan Prilaku Rusa Timor "
yang nulis ini siapa ya? dna editornya? boleh saya tahu?