Klasifikasi harimau
berdasarkan Nowak & Paradiso (1983) adalah sebagai berikut: Kingdom Animal,
Filum Chordata, Subfilum Vertebrata, Kelas Mammalia, Subkelas Placentalia, Ordo
Carnivora, Familia Falidae, Genus Panthera, Spesies Panthera tigris.
Asal usul harimau berdasarkan
bukti fosil yang ditemukan, diduga berasal dari daerah China Utara pada masa Pleistocene
awal (± 1,3 juta-2,1 juta tahun yang lalu) yang kemudian menyebar ke berbagai
daerah (Kitchener 1999). Lou et al. (2004) menjelaskan bahwa berdasarkan daerah
penyebaran dan morfologinya terdapat sembilan subspesies harimau di seluruh
dunia. Enam subspesies harimau yang keberadaanya masih ada sampai sekarang
adalah (1) Panthera tigris altaica (Harimau Siberia), (2) P. t. amoyensis (Harimau
China Selatan), (3) P. t. tigris (Harimau India atau Benggala), (4) P. t.
corbetti (Harimau Indo-China), (5) P. t. jacksoni (Harimau Malayan), dan (6) P.
t. Sumatrae (Harimau Sumatera). Sedangkan tiga subspesies harimau yang saat ini
keberadaannya sudah punah adalah (1) P. t. virgata (Harimau Kaspia), (2) P. t.
sondaica (Harimau Jawa), dan (3) P. t. balica (Harimau Bali). Gambar sembilan
subspesies harimau di dunia dan daerah penyebarannya ditunjukkan pada Gambar 1
dan 2.
Selain berdasarkan daerah
penyebarannya, harimau di dunia dapat dibedakan berdasarkan perbedaan morfologi
harimau seperti pada Tabel 1.
Tabel 1 Perbedaan morfologi
sembilan subspesies harimau di dunia
No
|
Subspesies
|
Morfologi Umum
|
1
|
P. t. altaica
(Harimau Siberia)
|
• Ukuran panjang
jantan 2,70-3,30 m dan betina 2,40-2,75 m.
• Ukuran berat
jantan 180-306 kg dan betina 100-167 kg.
• Merupakan harimau
terbesar di antara subspesies harimau. Dengan tubuh yang besar dan berlemak
berguna untuk menahan panas tubuh.
• Mempuyai rambut
yang panjang dan tebal dan berwarna kuning terang dan putih hal ini merupakan
adaptasi terhadap lingkungan yang dingin dan bersalju.
• Terdapat rambut
ekstra pada telapak kaki untuk menahan dingin.
• Mempunyai sedikit
loreng pada tubuh, berwarna kecoklatan.
• Hampir tidak
mempunyai loreng pada kaki depan.
• Bentuk muka
besar/lebar
|
2
|
P. t. amoyensis (Harimau
China Selatan)
|
• Ukuran panjang jantan
2,30-2,60 m dan betina 2,20-2,40 m.
• Ukuran berat jantan 130-175
kg dan betina 100-115 kg.
• Rambut pada tubuh berwarna
kuning gelap.
• Jarak antar loreng
berdekatan.
• Ujung ekor tidak meruncing.
|
3
|
P. t. tigris
(Harimau Benggala)
|
• Ukuran panjang jantan
2,70-3,10 m dan betina 2,40-2,65 m.
• Ukuran berat jantan 180-258
kg dan betina 100-160 kg.
• Ukuran tubuh No. 2 terbesar
setelah Harimau Siberia.
• Mempunyai rambut tubuh yang
bervariasi warnanya, ada yang kuning dan putih dengan loreng berwarna hitam
atau kecoklatan.
• Harimau putih mempunyai mata
berwarna biru, hidung merah muda, dan loreng berwarna gelap.
|
4
|
P. t. corbetti
(Harimau Indo
China)
|
• Ukuran panjang jantan
2,57-2,84 m dan betina 2,31-2,64 m.
• Ukuran berat jantan 150-195
kg dan betina 100-130 kg.
• Rambut pada tubuh berwarna
kuning gelap, tapi lebih terang daripada Harimau Sumatera.
• Mempunyai loreng berwarna
kehitaman.
• Kaki bagian dalam, perut,
leher, dan pipi mempunyai warna dominan putih.
• Jantan mempunyai kumis lebih
banyak daripada betina.
|
5
|
P. t. jacksoni (Harimau
Malayan)
|
• Ukuran panjang jantan
2,20-2,55 m dan betina 2,15-2,30 m.
• Ukuran berat jantan ± 120 kg
dan betina ± 110 kg.
• Rambut pada tubuh berwarna
kuning gelap, tapi lebih terang daripada Harimau Sumatera.
• Mempunyai loreng berwarna
kehitaman.
• Kaki bagian dalam, perut,
leher, pipi mempunyai warna dominan putih.
• Jantan mempunyai kumis lebih
banyak daripada betina.
|
6
|
P. t. sumatrae (Harimau
Sumatera)
|
• Ukuran panjang jantan
2,20-2,55 m dan betina 2,15-2,30 m.
• Ukuran berat jantan 100-140
kg dan betina 75-110 kg.
• Merupakan harimau terkecil di
antara subspesies harimau yang ada saat ini.
• Rambut tubuh berwarna
kekuningan dan putih serta mempunyai banyak loreng berwarna hitam yang
jaraknya berdekatan.
• Pada bagian kaki mempunyai
belang, telapak kaki berambut dan mempunyai bantalan, cakar tajam dapat
ditarik masuk.
• Rambut tengkuk pendek.
• Mempuyai kumis yang panjang
berfungsi sebagai sensor.
• Mempunyai gigi taring yang
besar.
• Mata bulat besar, iris
berwarna kuning, penglihatan tajam..
• Panjang ekor ½ dari panjang
tubuh berfungsi untuk keseimbangan
|
7
|
P. t. virgata
(Harimau Kaspia)
|
• Ukuran panjang jantan
2,64-2,95 m dan betina 2,41-2,59 m.
• Ukuran berat jantan 169-240
kg dan betina 85-135 kg.
• Mempunyai badan yang besar
dan panjang dengan kaki yang kuat dan cakar yang besar.
• Saat musim dingin, rambut
pada badan tebal dan panjang, pendek pada bagian leher.
• Rambut berwarna kuning dengan
loreng kuning kehitaman.
• Telinga pendek dan kecil tanpa
rambut di ujungnya.
• Bagian muka banyak ditumbuhi
rambut
|
8
|
P. t. sondaica (Harimau
Jawa)
|
• Ukuran panjang jantan sekitar
2,46 m
• Ukuran berat jantan 100-141
kg dan betina 75-115 kg.
• Morfologi mirip dengan
Harimau Sumatra tapi loreng lebih banyak dan mempunyai warna lebih gelap.
• Mempunyai kumis yang sangat
panjang dibanding subspesies harimau yang lain.
|
9
|
P. t. balica
(Harimau Bali)
|
• Ukuran panjang jantan
2,20-2,31 m dan betina 1,91-2,11 m.
• Ukuran berat jantan 90-100 kg
dan betina 65-80 kg.
• Merupakan harimau yang
terkecil dibanding subspesies harimau yang lain.
• Rambut pada tubuh pendek tapi
tebal dengan warna kuning gelap dan berloreng hitam.
|
Indonesia mempunyai tiga
subspesies harimau endemik. Harimau Jawa dan Harimau Bali sudah dinyatakan
punah, hanya Harimau Sumatera yang keberadaannya masih ada sampai sekarang. Di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong-Bogor, terdapat koleksi
spesimen awetan satu ekor Harimau Bali dan lima ekor Harimau Jawa berupa
tengkorak dan kulit.
Harimau Sumatera hidup soliter
dan dapat ditemukan pada berbagai tipe habitat mulai ketinggian 0-2000 m dpl
(di atas permukaan laut) seperti di dataran pantai berawa, daerah payau, hutan
primer, hutan sekunder, padang rumput, lahan pertanian, dan perkebunan
masyarakat (O’Brien et al. 2003). Secara umum, harimau memangsa babi hutan (Sus
scrofa), rusa sambar (Cervus unicolor), kijang (Muntiacus muntjak), kancil
(Tragulus javanicus), dan beruk (Macaca nemestrina) (O’Brien et al. 2003).
Saat
ini Harimau Sumatera semakin menurun jumlahnya sehingga dikhawatirkan mengalami
kelangkaan. Tumbelaka (2001) menjelaskan lima faktor yang menyebabkan Harimau
Sumatera dan satwa liar lainnya mengalami proses kelangkaan yaitu (1)
Penyebaran yang terbatas. Hal ini disebabkan adanya pengurangan lahan hutan dan
fragmentasi habitat sebagai hasil dari pembukaan hutan, perladangan dan
pemukiman. Dengan demikian terjadi pengkonsentrasian populasi pada wilayah
terbatas. Sebagai akibatnya adalah penurunan daya tampung dan peningkatan inbreeding
coefficient (perkawinan silang dalam) yang memungkinkan terjadinya
penurunan daya reproduksi dan daya tahan terhadap penyakit sehingga kepunahan
tidak dapat dihindari; (2) Ukuran tubuh yang besar. Harimau Sumatera dengan
tubuh yang besar memerlukan habitat yang relatif luas, sehingga dengan adanya
pengurangan tempat hidup maka ancaman kepunahan dapat terjadi; (3) Nilai
ekonomis yang tinggi. Perburuan satwa liar akan meningkat apabila satwa itu
banyak diminati pasar. Kulit harimau harganya mahal dan diminati untuk koleksi
atau pajangan, selain itu banyak anggota tubuh harimau yang dipercaya
bermanfaat sebagai obat sehingga Harimau Sumatera banyak diburu dan sekarang
menjadi langka; (4) Merupakan rantai makanan. Adanya perburuan terhadap
hewan-hewan yang menjadi mangsa Harimau Sumatera oleh manusia akan memberikan
dampak terus berkurangnnya sumber makanan bagi Harimau Sumatera; (5) Habitat
yang jenuh. Fragmentasi habitat menyebabkan semakin tingginya kepadatan satwa
yang ada di dalam wilayah tersebut. Hal ini dikarenakan berkurangnya kawasan
tempat hidup dan tempat menyebar, sehingga hanya ada di tempat tertentu saja.
Habitat yang jenuh akan berdampak pada peningkatan kompetisi intraspesies untuk
memenuhi kebutuhan hidup satwa di dalam kawasan tersebut.
Labels:
Harimau
Thanks for reading Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) . Please share...!
0 Comment for "Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) "