Roasting merupakan proses penyangraian biji kopi
yang tergantung pada waktu dan suhu yang ditandai dengan perubahan kimiawi yang
signifikan. Terjadi kehilangan berat kering terutama gas CO2 dan produk
pirolisis mudah menguap lainnya. Kebanyakan produk pirolisis ini sangat
menentukan cita rasa kopi. Kehilangan berat kering terkait erat dengan suhu
penyangraian. Berdasarkan suhu penyangraian yang digunakan kopi sangrai
dibedakan atas 3 golongan yaitu : ligh roast suhu yang digunakan 193-199°C, medium
roast suhu yang digunakan 204°C dan dark roast suhu yang digunakan 213-221°C.
Menurut Varnam dan Sutherland (1994): ligh roast menghilangkan kadar air 3-5%,
medium roast 5-8 % dan dark roast 8-14%.
Penyangraian sangat menentukan warna dan cita rasa
produk kopi yang akan dikonsumsi, perubahan warna biji dapat dijadikan dasar
untuk sistem klasifikasi sederhana. Perubahan fisik terjadi termasuk kehilangan
densitas ketika pecah. Penyangrai bisa berupa oven yang beroperasi secara batch
atau kontinu. Pemanasan dilakukan pada tekanan atmosfir dengan media udara
panas atau gas pembakaran. Pemanasan dapat juga dilakukan dengan melakukan
kontak dengan permukaan yang dipanaskan, pada beberapa disain pemanas, hal ini
merupakan faktor penentu pada pemanasan. Disain paling umum yang dapat
disesuikan baik untuk penyangraian secara batch maupun kontinu merupakan drum
horizontal yang dapat berputar. Umumnya, biji kopi dicurahkan sealiran dengan
udara panas melalui drum ini, kecuali pada beberapa roaster, dimana
dimungkinkan terjadi aliran silang dengan udara panas. Udara yang digunakan
langsung dipanaskan menggunakan gas atau bahan bakar, dan pada desain baru
digunakan sistem udara daur ulang yang dapat menurunkan polusi di atmosfir
serta menekan biaya operasional (Nasriati 2006).
Tahap awal roasting adalah membuang uap air pada
suhu penyangraian 100°C dan berikutnya tahap pirolisis pada suhu 180°C. Pada
tahap pirolisis terjadi perubahan-perubahan komposisi kimia dan pengurangan
berat sebanyak 10%. Perubahan sifat fisik dan kimia terjadi selama proses
penyangraian, seperti swelling, penguapan air, tebentuknya senyawa mudah
menguap, karamelisasi karbohidrat, pengurangan serat kasar, denaturasi protein,
terbentuknya gas CO2 sebagai hasil oksidasi dan terbentuknya aroma yang
karakteristik pada kopi. Swelling selama penyangraian disebabkan karena
terbentuknya gas-gas yang sebagian besar terdiri dari CO2 kemudian gas-gas ini
mengisi ruang dalam sel atau pori-pori kopi (Buffo dan Cardelli-Freire 2004).
Biji kopi secara alami mengandung cukup banyak
senyawa calon pembentuk cita rasa dan aroma khas kopi antara lain asam amino
dan gula. Selama penyangraian beberapa senyawa gula akan terkaramelisasi
menimbulkan aroma khas. Senyawa yang menyebabkan rasa sepat atau rasa asam
seperti tanin dan asam asetat akan hilang dan sebagian lainnya akan bereaksi dengan
asam amino membentuk senyawa melansidin yang memberikan warna cokelat. Perubahan komponen kimia biji kopi yang telah
melalui proses roasting dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Komponen kimia biji kopi Arabika dan Robusta sebelum dan
sesudah disangrai
Komponen
|
Arabika
|
Robusta
|
|||||||
Kopi Beras
|
Kopi Sangrai
|
Kopi Beras
|
Kopi Sangrai
|
||||||
Mineral (%b/b)
|
3,0-4,2
|
3,5-4,5
|
4,0-4,5
|
4,6-5,0
|
|||||
Kafein (%b/b)
|
0,9-1,2
|
1,0
|
1,6-2,4
|
2,0
|
|||||
Trigonelin (%b/b)
|
1,0-1,2
|
0,5-1,0
|
0,6-0,75
|
0,3-0,6
|
|||||
Lemak (%b/b)
|
12,0-18,0
|
14,5-20,0
|
9,0-13,0
|
11,0-16,0
|
|||||
Asam Klorogenat
(%b/b)
|
5,5-8,0
|
1,2-2,3
|
7,0-10,0
|
3,9-4,6
|
|||||
Asam Alifatis
(%b/b)
|
1,5-2,0
|
1,0-1,5
|
1,5-1,2
|
1,0-1,5
|
|||||
Oligosakarida (%b/b)
|
6,0-8,0
|
0-3,5
|
5,0-7,0
|
0-3,5
|
|||||
Polisakarida (%b/b)
|
50,0-55,0
|
24,0-39,0
|
37,0-47,0
|
-
|
|||||
Di dalam proses penyangraian sebagian kecil dari
kafein akan menguap dan terbentuk komponen-komponen lain yaitu aseton,
furfural, amonia, trimetilamin, asam formiat dan asam asetat. Kafein di dalam
kopi terdapat baik sebagai senyawa bebas maupun dalam bentuk kombinasi dengan
klorogenat sebagai senyawa kalium kafein klorogenat (Franca et al. 2005).
Perubahan kimiawi biji kopi selama penyangraian
dapat dimonitor dengan perubahan nilai pH. Biji kopi secara alami mengandung
berbagai jenis senyawa mudah menguap seperti aldehida, furfural, keton,
alkohol, ester, asam format, dan asam asetat yang mempunyai sifat mudah
menguap. Makin lama dan makin tinggi suhu penyangraian, jumlah ion H+ bebas di
dalam seduhan makin berkurang secara signifikan (Sulistyowati 2002).
Senyawa trigonelin dalam kopi akan mengalami
degradasi selama proses penyanggraian menjadi beberapa komponen heterosiklik
piridin yang menimbulkan aroma kopi yang telah disangrai. Namun, trigonelin
yang tidak terdegradasi sempurna menimbulkan rasa pahit yang mempengaruhi cita
rasa kopi. Kadar trigonelin pada biji Arabika 0,6–1,3 %, sedangkan Robusta
mencapai 0,3–0,9% (Panggabean 2011).
Senyawa mudah menguap yang menciptakan aroma kopi
terbentuk pada menit-menit terkahir penyangraian karena terjadinya pirolisis
gula, karbohidrat dan protein dalam struktur sel biji. Karbohidrat akan
mengalami degradasi menjadi senyawa yang lebih sederhana (Arya dan Rao 2007).
Selama proses pirolisis terbentuk karamelisasi gula dan karbohidrat, asetat dan
berbagai jenis asam lainnya, aldehida dan keton, furfural, ester, asam lemak,
CO2, sulfide, dan senyawa lainnya. Komponen mudah menguap pada biji Arabika dan
Robusta hampir sama, walaupun komponen turunannya dan aroma dari biji Arabika
mempunyai beberapa perbedaan terhadap biji Robusta. Pembentukan senyawa mudah
menguap melibatkan reaksi Mailard antara asam amino, protein, trigonelin,
serotonin dengan karbohidrat, asam-asam hidroksilat, fenol, dan lain-lain.
Reaksi-reaksi yang terjadi selama penyangraian akan mepengaruhi warna dan cita
rasa kopi (Blietz et al. 2009).
Karbohidrat di dalam biji kopi berupa senyawa larut
air atau tidak larut air. Jenis karbohidrat yang terdapat dalam kopi di
antaranya arabinosa, fruktosa, mannosa, galaktosa, dan glukosa. Polisakarida
berupa selulosa dan hemiselulosa dijumpai pada dinding sel biji kopi
(Panggabean, 2011). Kandungan karbohidrat pada Arabika adalah sekitar 6-8,3 %
basis kering dan Robusta 3,1-4,1%. Glukosa berkorelasi negatif dengan tingkat
aroma, tetapi berkorelasi positif dengan kemanisan. Karbohidrat berpengaruh
terhadap warna cokelat pada kopi yang sudah disangrai, membentuk cita rasa, dan
berperan kepada pembentukan senyawa mudah menguap. Selama penyangraian,
karbohidrat berubah menjadi polisakarida larut air, oligosakarida, melanoidin,
karamel dan senyawa mudah menguap (Varnam dan Sutherland 1994).
Labels:
Kopi
Thanks for reading Penyangraian / Roasting Kopi. Please share...!
0 Comment for "Penyangraian / Roasting Kopi"