Kopi termasuk kelompok tanaman
semak dengan genus Coffea. Kopi termasuk ke dalam famili Rubiaceae. Beberapa
jenis kopi yang banyak dijumpai adalah kopi Arabika (Coffea arabica), kopi
Robusta (Coffea canephora), dan kopi Liberika ( Coffea liberica). Di Indonesia
jenis kopi yang paling banyak ditanam adalah jenis Robusta dan Arabika. Kopi
Arabika sangat baik ditanam di daerah yang berketinggian 1.000-2.100 meter di
atas permukaan laut (dpl). Semakin tinggi lokasi perkebunan kopi, cita rasa
yang dihasilkan akan semakin baik. Kopi Robusta memiliki adaptasi yang lebih
baik dibandingkan kopi Arabika. Sebagian besar kopi Indonesia merupakan kopi
jenis Robusta karena lebih mudah ditanam dibandingkan kopi Arabika serta
tingkat produktivitas yang tinggi. Kopi Arabika memiliki kelebihan tersendiri
dibandingkan dengan kopi jenis lainnya. Kopi Arabika memiliki cita rasa yang
khas dengan kandungan kafein yang tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan kopi
Robusta. Kopi jenis Liberika sudah tidak ditanam lagi oleh petani Indonesia
karena rendemen biji kopi yang dihasilkan hanya 10% dari bobot kopi basah
(Panggabean 2011).
Tanaman kopi dapat tumbuh
dengan baik apabila faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat dioptimalkan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kopi terdiri atas, tanah, curah
hujan, ketinggian tempat, dan pemeliharaan. Untuk dapat tumbuh dengan baik kopi
harus ditanam pada tanah yang subur dan memiliki pH berkisar 5-7. Curah hujan
yang masih dapat ditolerir oleh tanaman kopi adalah 2.000-3.000 mm/tahun. Curah
hujan mempengaruhi pembentukan bunga sampai menjadi buah. Berbeda jenis kopi
yang ditanam berbeda pula ketingian tempat yang dipersyaratkan, kopi Arabika
tumbuh pada ketinggian diatas 1000 meter dpl sedangkan kopi Robusta dapat
tumbuh pada ketinggian 800 meter dpl (Ridwansyah 2003).
Pemanenan kopi dilakukan
ketika buah kopi sudah berwarna merah hingga merah tua. Kopi mulai menghasilkan
buah ketika berumur empat tahun. Proses pemanenan dilakukan secara manual. Kopi
dipetik satu persatu menggunakan tangan. Kopi kering yang luluh ke tanah
dipanen secara terpisah yang disebut dengan panen lelesan. Pada akhir masa
panen, semua buah dipanen sampai habis yang disebut dengan panen rampasan untuk
memutus daur hidup hama (Panggabean 2011). Menurut Ridwansyah (2003), buah kopi
atau sering juga disebut kopi gelondongan basah adalah buah kopi hasil panen
dari kebun, kadar airnya masih berkisar antara 60-65 % dan biji kopinya masih
terlindung oleh kulit buah, daging buah, lapisan lendir, kulit tanduk dan kulit
ari. Buah kopi tediri atas tiga bagian, yaitu lapisan kulit luar (excocarp),
lapisan daging (mesocarp), dan lapisan kulit tanduk (endoscarp).
Suatu jenis kopi dapat dibedakan
dengan melihat bentuk bijinya. Kopi Arabika memiliki karakteristik biji
bentuknya agak memanjang, bidang cembung tidak terlalu tinggi, lebih bercahaya
dari jenis lainnya, dan celah tengah (center cut) di bagian datar tidak lurus
memanjang ke bawah, tetapi berlekuk. Kopi Robusta memiliki karakteritik biji
bentuknya agak bulat, lengkungan biji lebih tebal dibandingkan jenis Arabika,
dan garis tengah (parit) dari atas ke bawah hampir rata atau lurus (Panggabean
2011). Perbedaan kenampakan Robusta dan Arabika dapat dilihat pada Gambar 2
Menurut Leonard et al. (1996),
komposisi kimia biji kopi berbeda-beda, tergantung tipe kopi, tanah tempat
tumbuh dan pengolahan kopi. Dalam biji kopi terkadung lebih dari 500 senyawa
kimia, tetapi komponen kimia yang terpenting tedapat di dalam kopi adalah
kafein dan kafeol. Kafein yang menstimuli kerja saraf dan kafeol memberikan
flavor dan aroma yang baik. Selama proses penyangraian biji kopi beberapa
bagian kafein berubah menjadi kafeol dengan jalan sublimasi. Kandungan kafein
dalam kopi memiliki efek positif dan efek negatif pada tubuh. Kafein kopi
bermanfaat dalam stimulasi otak dan sistem syaraf serta mempertinggi denyut
jantung, karena itu setelah meminum kopi akan terasa sensasi kesegaran psikis.
Kandungan kafein yang tinggi dapat menyebabkan jantung berdebar, pusing, dan
tekanan darah meningkat serta menyebabkan susah tidur. Menurut Winarno (1992),
kafein dapat meningkatkan sekresi asam lambung, memperbanyak produksi urine,
memperlebar pembuluh darah, dan meningkatkan kerja otot. Kopi bubuk murni
mengandung 100 mg kafein. Kadar kafein yang mulai membahayakan kesehatan bila
konsumsinya 1000 mg/hari atau konsumsi kopi lebih dari 5 cangkir per hari.
Bentuk murni kafein dijumpai sebagai kristal berbentuk tepung putih atau
berbentuk seperti benang sutera yang panjang dan kusut. Bentuk kristal benang
itu berkelompok akan terlihat seperti bulu domba. Kristal kafein mengikat satu
molekul air, dapat larut dalam air mendidih. Kafein mencair pada suhu 235-237°C
dan akan menyublim pada suhu 1760oC di dalam ruangan terbuka. Kafein
mengeluarkan bau yang wangi, mempunyai rasa yang sangat pahit dan mengembang di
dalam air (Randi 2006). Kafein sangat penting dalam aspek psikologis peminum
kopi dan merupakan faktor penting pemberi rasa pahit. Semakin kecil kandungan
kafein dalam biji kopi, semakin enak rasa kopi yang dihasilkan.
Kandungan kopi selain kafein
berupa asam klorogenat, trigonelin, senyawa mudah menguap, asam amino, dan
karbohidrat mempengaruhi cita rasa kopi yang dihasilkan. Perbedaan komposisi
pada masing-masing jenis kopi akan menghasilkan cita rasa kopi yang berbeda
sehingga setiap jenis kopi bersifat unik. Masing-masing senyawa kimia dalam
kopi memiliki andil dalam pembentukan cita rasa dan aroma seduhan kopi. Rasa
pahit pada ekstrak kopi disebabkan oleh kandungan mineral bersama dengan
pecahan serat kasar, asam klorogenat, kafein, tanin, dan beberapa senyawa
organik dan anorganik lainnya (Varnam dan Sutherland 1994).
Labels:
Kopi
Thanks for reading Tanaman Kopi. Please share...!
0 Comment for "Tanaman Kopi"