Pada umumnya ayam lokal
Indonesia merupakan ayam yang sudah didomestikasi, tetapi belum diseleksi
secara intensif dan dikembangkan lebih lanjut menjadi suatu rumpun yang khas
untuk suatu tujuan produk tertentu. Ayam lokal mempunyai keanekaragaman sifat
genetik yang dimunculkan secara nyata dalam penampilan fenotipenya, seperti
warna bulu, kulit, paruh dan daging, bentuk tubuh, jengger, bulu penutup,
penampilan produksi, pertumbuhan dan reproduksinya (Sidadolog dan Sasongko,
1990). Keragaman karakteristik ayam lokal ditujukan untuk memberikan informasi
dalam membangun tatalaksana pemeliharaan secara umum dan secara khusus
(Iskandar, 1998).
Ayam Kampung merupakan
keturunan ayam hutan (Gallus-gallus) yang berasal dari Asia Tenggara yang
sebagian telah didomestikasi (Kingston, 1979). Menurut Mansjoer (1985) ayam
Kampung mempunyai jarak genetik yang lebih dekat terhadap ayam Hutan Merah Jawa
(Gallus-gallus bankiva) dibandingkan jarak kegenetikannya terhadap ayam Hutan
Hijau (Gallus varius shaw). Hardjosubroto dan Astuti (1980) menyatakan bahwa
ayam Kampung dianggap sebagai keturunan dari Red Jungle Fowl melalui
domestikasi yang panjang. Ayam Kampung adalah salah satu spesies unggas lokal
yang telah lolos seleksi alami, sehingga secara genetik mempunyai keunggulan
beradaptasi dengan lingkungan Indonesia, terutama di pedesaan (Hardjosworo,
1995).
Menurut Martojo et al. (1995),
sebagai ayam lokal Indonesia, ayam Kampung dikenal mempunyai potensi sebagai
penghasil telur dan daging. Walaupun produktivitas ayam Kampung sebagai
penghasil daging masih lebih rendah dibandingkan ayam Ras, namun dari harga
daging dan telur ayam Kampung masih dapat bersaing. Peranan ayam Kampung
khususnya bila ditinjau dari aspek ekonomi, sosial dan budaya cukup besar. Dari
segi ekonomi ayam Kampung merupakan simpanan (tabungan) yang cukup berharga
yang sewaktu-waktu diperlukan dapat disediakan dalam waktu singkat (Mansjoer,
1989).
Labels:
Ayam Kampung
Thanks for reading Ayam Kampung . Please share...!
0 Comment for "Ayam Kampung "