Menurut Hassen.,et al (2004)
ukuran bobot badan merupakan salah satu representasi ekonomi yang penting dalam
peternakan sapi potong. Selain itu, bobot badan juga sangat berkaitan erat
dengan aspek ekonomi lainnya meliputi produksi dan reproduksi. Djagra (2001)
menyatakan bahwa pertumbuhan tubuh secara keseluruhan umumnya diukur dengan
bertambahnya berat badan sedangkan besarnya badan dapat diketahui melalui
pengukuran pada tinggi badan, panjang badan dan lingkar dada.
Taylor (1995) menambahkan
bahwa berdasarkan curva sigmoid pertumbuhan sapi, pertumbuhan yang konstan
dimulai pada saat ternak berumur 22 bulan atau lebih kurang 1 tahun. Bobot
badan memegang peranan penting dalam pola pemeliharaan yang baik selain untuk
menentukan kebutuhan nutrisi, jumlah pemberian pakan juga dapat digunakan untuk
menentukan nilai jual ternak tersebut.
Di lapangan masih banyak
dijumpai peternak yang memberikan pakan tidak mempertimbangkan jumlah kebutuhan
berdasarkan bobot badan. Kurangnya pengetahuan peternak tentang cara penentuan
jumlah pakan serta penentuan harga jual yang tidak lepas dari pengaruh bobot
badan dan minimnya fasilitas untuk mengetahui bobot badan yang tepat menjadi
salah satu alasan.
Parameter tubuh adalah
nilai-nilai yang dapat diukur dari bagian tubuh ternak termasuk ukuran-ukuran
yang dapat diukur bagian tubuh ternak sapi, antara lain ukuran kepala, tinggi,
panjang, lebar dan lingkar. Indikator penilaian digunakan dalam menilai
produktivitas antara lain lingkar dada, tinggi badan dan panjang badan. Berat
badan juga merupakan indikator penilaian produktivitas dan keberhasilan
menejemen peternakan (Saladin, 1981).
Bahan pertimbangan untuk
memilih ternak adalah bobot lahir, karena ada kecenderungan bahwa bobot lahir
yang tinggi akan mengalami pertambahan bobot badan yang lebih baik dan cepat
dari pada ternak yang mempunyai bobot lahir rendah. Bobot badan dapat digunakan
oleh seseorang yang terlah berpengalaman beberapa tahun (Ensminger, 1968),
sedangkan tingkat keberadaannya sangat subjektif.
Hal ini mengakibatkan bahwa tidak
mudah sembarangan orang menduga bobot badan ternak, lagi pula sering berbias
besar. Demikian pula halnya dengan menduga bobot lahir ternak. Pendugaan bobot
badan memakai pita ukur buatan Dalton,Inggris, terutama digunakan untuk ternak
sapi. Jelas bahwa pita ukur ini kurang tepat apabila dipergunakan untuk kerbau
yang berbeda keadaan dan bangsanya. Jumlah zat makanan yang dibutuhkan untuk
hidup pokok sapi didasarkan pada bobot badan.
Bobot badan sapi maupun ternak
lainnya akan dapat diketahui dengan tepat, apabila sapi itu ditimbang dengan
menggunakan timbangan sapi. Namun, harganya cukup mahal sehingga besar
kemungkinan tidak terdapat dipeternak. Oleh karena itu, diperlukan alat
pengukur lain selain timbangan tersebut meskipun hasilnya tidak setepat timbangan
sapi. Alat yang biasa digunakan adalah tongkat ukur dan pita ukur. Keduanya
untuk mengukur lingkar dada sapi. Hasil pengukuran dituangkan dalam persamaan
regresi. Lingkar dada memiliki hubungan erat dengan bobot badan
(http://www.docstoc.com/pendugaan-bobot-sapi, 2015)
Untuk mencari alternatif lain
dalam pendugaan bobot hidup seekor ternak, digunakan ukuran-ukuran tubuh.
Sesuai dengan pendapat Anderson dan Kisser (1963) dirujuk oleh Setiawati (2007)
bahwa ukuran-ukuran tubuh seekor ternak mempunyaui hubungan yang erat dengan
bobot hidup. Ukuran-ukuran tubuh ini dapat memberikan gambaran bobot hidup dari
ternak tersebut. Dengan mengetahui ukuran ukuran tubuh diketahui apakah ternak
itu berproduksi baik atau tidak.bobot hidup dari seekor ternak juga berguna
dalam menentukan jumlah makanan yang akan diperlukan pada seekor ternak sapi
Labels:
Produk Peternakan
Thanks for reading Bobot Badan Sebagai Media Representasi Ekonomi . Please share...!
0 Comment for "Bobot Badan Sebagai Media Representasi Ekonomi "