Di Indonesia ternak kelinci
mempunyai kemampuan kompetitif untuk bersaing dengan sumber daging lain dalam
memenuhi kebutuhan hidup manusia (kebutuhan gizi) dan merupakan alternatif
penyedia daging yang perlu dipertimbangkan pada masa yang akan datang, daging
kelinci merupakan salah satu daging yang berkualitas baik dan layak dikonsumsi
oleh berbagai kelas lapisan masyarakat. Bahkan dibandingkan dengan kondisi
daging ayam dilihat dari segi aroma, warna daging dan dalam berbagai bentuk
masakan tidak ditemukan perbedaan yang nyata (Dwiyanto et al., 1996).
Kelinci (Oryctolatuscuniculus)
merupakan hewan herbivora non ruminansia yang dapat merubah hijauan menjadi
bahan pangan secara efisien, hal ini dapat dilihat dari konsumsi hijauan yang
berprotein rendah atau bahan yang tidak dimanfaatkan oleh manusia (sebagai
bahan makanan) diubah menjadi protein hewani yang berprotein tinggi ( Lebas et
al., 1986).
Menurut Farrel dan Raharjo
(1984) kelinci mempunyai potensi besar sebagai penghasil daging. Secara teori
seekor induk dengan bobot tiga sampai empat kilogram dapat menghasilkan delapan
puluh kilogram karkas pertahun.
Daging kelinci memiliki kadar
gizi yang tinggi yaitu protein sebesar 20,8% dan lemak yang rendah sebesar
10,2%, dibandingkan ternak lain seperti sapi memiliki protein lebih rendah
sebesar 16,3% dan lemak tinggi sebesar 22% seperti yang tertera dalam Tabel 2.
Tabel 2. Kadar gizi daging
kelinci dibandingkan ternak lainnya
Jenis Ternak
|
Protein (%)
|
Lemak (%)
|
Kadar Air (%)
|
Kalori (%)
|
Kelinci
|
20,8
|
10,2
|
67,9
|
7,3
|
Ayam
|
20,0
|
11,0
|
76,6
|
7,5
|
Anak sapi
|
18,8
|
14,0
|
66,0
|
8,4
|
Kalkun
|
20,1
|
28,0
|
58,3
|
10,9
|
Sapi
|
16,3
|
22,0
|
55,0
|
13,3
|
Domba
|
15,7
|
27,7
|
55,8
|
13,1
|
Babi
|
11,9
|
40,0
|
42,0
|
18,9
|
Sumber
: Sarwono (2007)
Rex merupakan salah satu dari
berbagai macam jenis kelinci. Jenis Rex pertama kali ditemukan oleh seorang
petani bernama M. Caillon yang berasal dari Perancis, kemudian diteruskan oleh
Pat Abbe pada tahun 1919. Jenis Rex ini kemudian diketahui sebagai hasil dari
mutasi gen. mutasi gen ini menyebabkan bulu sebelah dalam sama panjang dengan
bulu luarnya, sehingga bulunya lebih padat dan panjangnya seragam (Sandford,
1980). Cheeke et al. (1987) menambahkan bahwa bulu kelinci Rex sifatnya
halus, panjangnya seragam dan mempunyai variasi warna bulu yang menarik dan
beragam sehingga sangat cocok untuk dijadikan fur (kulit bulu) seperti
yang terlihat pada Gambar 3. Kelinci Rex juga baik dan proporsional untuk
produksi daging. Jenis ini mempunyai panjang tubuh medium dan dalam, hips yang
bulat dan loin yang berisi, sehingga cocok pula untuk dijadikan sebagai kelinci
pedaging. Bobot badan ideal untuk kelinci Rex jantan adalah 3.6 kg, sedangkan
untuk betina adalah 4.08 kg (Arba, 1996). Kelinci Rex sangat bervariasi dengan
produksi daging berkualitas sangat baik (exellent), tetapi produktivitas
daging pada kelinci Rex lebih rendah dibandingkan dengan kelinci pedaging jenis
New Zealand (Raharjo,1994).
Sumber Artikel (Klik Here)
Labels:
Kelinci
Thanks for reading Karakteristik Ternak Kelinci . Please share...!
0 Comment for "Karakteristik Ternak Kelinci "