Perubahan pH sesudah ternak
mati pada dasarnya ditentukan oleh kandungan asam laktat yang tertimbun dalam
otot, selanjutnya oleh kandungan glikogen dan penanganan sebelum penyembelihan
(Buckle et al., 1987). Otot yang mengalami penurunan pH sangat cepat
akan menjadi pucat,daya ikat daging protein terhadap cairannya menjadi rendah
dan permukaannya tampak sangat basah. Disisi lain, otot yang mempunyuai pH
tinggi selama proses konversi otot menjadi daging dapat menjadi sangat gelap
warnanya dan sangat kering di permukaan potongan yang tampak (Aberle et al.,
2001).
Penurunan pH otot postmortem
banyak ditentukan oleh laju glikolisis postmortem serta cadangan glikogen
otot dan pH daging ultimat, normalnya adalah 5,4-5,8. Stres sebelum pemotongan,
pemberian suntikan hormon atau obat-obatan tertentu, spesies, individu ternak,
macam otot stimulasi listrik dan aktivitas enzim yang mempengaruhi gliokolisis
adalah faktor-faktor yang dapat menghasilkan variasi pH daging.
Penurunan pH karkas postmortem
mempunyai hubungan yang erat dengan temperatur lingkungan (penyimpanan).
Temperatur tinggi akan meningkatkan laju penurunan pH, sedangkan temperatur
rendah menghambat laju penurunan pH. Pengaruh termperatur terhadap perubahan pH
postmotem ini adalah sebagai akibat pengaruh langsung dari temperatur
terhadap laju glikolisis postmortem (Soeparno, 1992). Peningkatan pH
akan menyebabkan meningkatnya daya ikat air daging dan lapisan permukaan daging
akan semakin kering, sehingga kualitas daging akan semakin menurun. Ternak yang
mengalami cukup masa istirahat sesaat sebelum dipotong memiliki cadangan
glikogen dalam otot yang cukup tinggi (Lawrie, 2003). Dikemukakan juga bahwa
glikogen yang tinggi didalam otot akan diubah melalui proses glikolisis menjadi
asam laktat. Tingginya asam laktat yang terbentuk akan membuat pH daging
menjadi rendah.
Labels:
daging
Thanks for reading Nilai pH Daging . Please share...!
0 Comment for "Nilai pH Daging "