Tekstur
dan keempukan mempunyai tingkatan utama menurut konsumen dan rupanya dicari
walaupun mengorbankan flavor dan warna (Lawrie, 2003). Keempukan daging banyak
ditentukan setidak-tidaknya oleh tiga komponen daging, yaitu struktur
miofibrilar dan status kontraksinya, kandungan jaringan ikat dan jaringan
silangnya, daya ikat air oleh protein daging serta juiceness daging
(Soeparno, 1992). Kesan secara keseluruhan keempukan daging meliputi tekstur
dan melibatkan tiga aspek. Pertama, mudah tidaknya gigi berpenetrasi awal
kedalam daging. Kedua, mudah tidaknya daging tersebut dipecah menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil. Ketiga, jumlah residu tertinggal setelah
dikunyah (Lawrie, 2003).
Kealotan
daging juga dipengaruhi oleh kandungan protein kolagen dalam daging. Kolagen
adalah protein utama jaringan ikat. Jaringan ikat terdapat hampir di semua
komponen tubuh. Kolagen jaringan ikat mempunyai peranan yang penting terhadap
kualitas daging terutama terhadap kealotan daging. Kadar kolagen daging berbeda
diantara jenis daging, umur dan diantara daging pada karkas yang sama. Kadar
kolagen daging dipengaruhi oleh kandungan lemaknya. Kadar lemak yang relatif
tinggi akan melarutkan atau menurunkan kandungan kolagen (Soeparno, 1992).
Keempukan
daging adalah kualitas daging setelah dimasak yang didasarkan pada kemudahan
waktu mengunyah tanpa menghilangkan sifat-sifat jaringan yang layak. Salah satu
faktor penilaian mutu daging adalah sifat keempukannya yang dipengaruhi oleh
banyak faktor. Faktor yang mempengaruhi keempukan daging ada hubungannya dengan
komposisi daging itu sendiri, yaitu berupa tenunan pengikat, serabut daging,
sel-sel lemak yang ada diantara serabut daging (Reny, 2009).
Aberle
et al., (1981) menyatakan bahwa pengaturan ransum sebelum ternak
dipotong mempengaruhi secara langsung variasi sifat urat daging setelah
pemotongan dan ternak – ternak yang digemukkan di dalam kandang akan
menghasilkan daging yang lebih empuk dibandingkan dengan ternak yang
digembalakan.
Bouton
et al., (1978) menyatakan bahwa umur dalam kondisi tertentu tidak
mempengaruhi keempukan daging yang dihasilkan. Ternak yang lebih tua namun
mendapatkan ransum dengan nutrisi dan penanganan yang baik dapat menghasilkan
daging yang lebih empuk dibandingkan dengan daging yang dihasilkan dari ternak
muda namun mendapatkan nutrisi ransum dan penanganan yang kurang baik. Otot
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik jika mendapatkan nutrisi dan penanganan
yang baik. Otot yang baik mempunyai jumlah kolagen per satuan luas otot yang
lebih kecil dibandingkan dengan otot dari ternak yang mendapat nutrisi dan
penanganan yang kurang baik, dengan demikian daging yang dihasikan akan lebih
empuk.
Labels:
daging
Thanks for reading Nilai Tekstur Daging . Please share...!
0 Comment for "Nilai Tekstur Daging "