Pengolahan Bahan Pakan Pelepah Kelapa Sawit
Dengan
melakukan pengolahan secara amoniasi dan silase, dapat memberikan keuntungan
dan lebih aman serta meningkatkan nilai nutrisi yang lebih baik serta
mengawetkan limbah pertanian (Hassan dan Ishida, 1992).
Beberapa
pengolahan yang dapat meningkatkan kecernaan serat kasar. Peningkatan kuantitas
bagian yang dapat dicerna pada kualitas rendah dapat dilakuakan melalui proses
fisik (pencacahan), kimia (amoniasi), dan biologis (fermentasi).
Terolah
Fisik
Merupakan
proses yang diberikan pada bahan pakan sumber energi alternatif. Seperti
memotong, mencincang, menggiling atau membuat pelet untuk meningkatkan daya
cerna bahan pakan tersebut. Proses fisik yang dilakukan disesuaikan dengan
spesies hewan ternak dan jumlah yang akan diberikan (Piliang, 1997).Perlakuan
fisik yang dilakukan pada pelepah kelapa sawit adalah pencacahan dengan
menggunakan mesin chopper hingga mencapai ukuran1-2 cm. Pencacahan
dilakukan dengan mencacah semua bagian pelepah kelapa sawit (Hanafi, 2004).
Terolah
Amoniasi
Ada
tiga sumber amoniak yang dapat dipergunakan dalam proses amoniasi yaitu : NH3 dalam bentuk
gas cair, NH4OH dalam bentuk larutan, dan urea dalam bentuk padat.
Penggunaan NH3 gas yang dicairkan biasanya relatif mahal. Selain
harganya mahal juga memerlukan tangki khusus yang tahan tekanan tinggi minimum
(Minimum 10 bar). Demikian pula hal nya dengan larutan amoniak NH4OH selain
harganya relatif mahal juga sukar diperoleh, sehingga pemakaian NH4OH terbatas
dilaboratorium (Hanafi, 2004).
Satu-satunya
sumber NH3 yang murah dan mudah diperoleh adalah urea.Urea yang banyak beredar
untuk pupuk tanaman pangan.Menurut Siregar (1995) urea dengan rumus molekul CO
(NH2)2 banyak
digunakan dalam ransum ternak ruminansia karena mudah diperoleh, harga murah
dan sedikit keracunan yang diakibatkannya. Secara fisik urea berbentuk kristal
padat berwarna putih dan higroskopis. Urea mengandung nitrogen sebanyak 42 –
45% atau setara dengan potein kasar antara 262 – 281%.
Perlakuan
amoniasi dengan urea telah terbukti mempunyai pengaruh yang baik terhadap
pakan. Proses amoniasi lebih lajut akan memberikan keuntungan yaitu
meningkatkan kecernaan pakan. Setelah terurai menjadi NH3 akan mengalami
hidrolis menjadi NH4+ dan OH. NH3 mempunyai pKa = 9,26, berarti bahwa dalam suasana
netral (pH=7) akan lebih banyak terdapat sebagai NH+ (Hanafi, 2004).
Terolah
Fermentasi
Fermentasi
adalah segala macam proses metabolik dengan bantuan enzim dari mikroba (jasad
renik) untuk melakukan oksidasi, reduksi, hidrolisa dan reaksi kimia lainnya,
sehingga terjadi perubahan kimia pada suatu substrat organik dengan
menghasilkan produk tertentu dan menyebabkan terjadinya perubahan sifat bahan
tersebut (Winarno et al., 1980). Fermentasi dilakukan dengan cara
menambahkan bahan mengandung mikroba proteolitik, lignolitik, selulolitik,
lipolitik, dan bersifat fiksasi nitrogen non simbiotik (contohnya: starbio,
starbioplus, EM-4, dan lain-lain) (Yunilas, 2009).
Keberhasilan
suatu produk fermentasi secara nyata dapat ditentukan melalui kecernaan.Prinsip
penentuan kecernaan zat-zat makanan adalah menghitung banyaknya zat-zat makanan
yang dikonsumsi dikurangi dengan banyaknya zat makanan yang dikeluarkan melalui
feses. Upaya fermentasi akan bernilai guna apabila diketahui nilai kecernaannya
(Sukaryana et al., 2011).