Kompos sebagai salah satu
bentuk bahan organik memiliki peran utama sebagai pembenah struktur tanah
sehingga menjadi gembur dan menjadi tempat tumbuh yang baik bagi akar tanaman
dan organisme tanah yang diperlukan dalam proses penyediaan unsur hara bagi tanaman
(Suiatna, 2010).
Sisa tanaman, hewan, atau
kotoran hewan, juga sisa jutaan makhluk kecil yang berupa bakteri jamur,
ganggang, hewan satu sel, maupun banyak sel merupakan sumber bahan organik yang
sangat potensial bagi tanah, karena perannya yang sangat penting terhadap
perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah, namun bila sisa hasil
tanamantidak dikelola dengan baik maka akan berdampak negatif terhadap
lingkungan, seperti mengakibatkan rendahnya keberhasilan pertumbuhan benih
karena imobilisasi hara, allelopati, atau sebagai tempat berkembangbiaknya
patogen tanaman. Bahan-bahan ini menjadi lapuk dan
busuk bila berada dalam
keadaan basah dan lembap, seperti halnya daun daun menjadi lapuk bila jatuh ke
tanah dan menyatu dengan tanah. Selama proses perubahan dan peruraian bahan
organik, unsur hara akan bebas menjadi bentuk yang larut dan dapat diserap
tanaman. Sebelum mengalami proses perubahan, sisa hewan dan tumbuhan ini tidak
berguna bagi tanaman, karena unsur hara masih dalam bentuk terikat yang tidak
dapat diserap oleh tanaman (Anwar et al, 2006)
Di lingkungan alam terbuka,
proses pengomposan bisa terjadi dengan sendirinya. Lewat proses alami, rumput,
daun-daunan dan kotoran hewan serta sampah lainnya lama kelamaan membusuk
karena adanya kerja sama antara mikroorganisme dengan cuaca. Proses tersebut
bisa dipercepat oleh perlakuanmanusia, yaitu dengan menambahkanmikroorganisme
pengurai sehingga dalam waktu singkat akan diperoleh kompos yang berkualitas
baik (Anwar et al, 2006)
Dalam proses pengomposan
terjadi perubahan seperti 1) karbohidrat, selulosa, hemiselulosa, lemak, dan
lilin menjadi dan air, 2) zat putih telurmenjadi amonia, , dan air, 3)
peruraian senyawa organik menjadi senyawa yang dapat diserap tanaman. Dengan
perubahan tersebut kadar karbohidrat akan hilang atau turun dan senyawa N yang
larut (amonia) meningkat. Dengan demikian C/N semakin rendah dan relatif stabil
mendekati C/N tanah (Indriani, 2007).
Ada dua mekanisme proses
pengomposan berdasarkan ketersediaan oksigen bebas, yakni pengomposan secara
aerobik dan anaerobik.
Labels:
Limbah Pertanian
Thanks for reading Kompos . Please share...!
0 Comment for "Kompos "