Suhu
Pola temperatur air
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran
panas antara air dengan udara sekelilingnya, ketinggian geografis dan juga oleh
faktor kanopi (penutupan oleh vegetasi) dari pepohonan yang tumbuh di tepi
(Brehm dan Meijering, 1990).
Secara umum, laju fotosintesa
plankton meningkat dengan meningkatnya suhu perairan, tetapi akan menurun
drastis setelah mencapai titik suhu tertentu. Hal ini disebabkan karena setiap
spesies plankton selalu beradaptasi terhadap suatu kisaran suhu tertentu
(Aryawaty, 2007).
Menurut Fardiaz (1992)
kenaikan temperatur akan menimbulkan beberapa akibat sebagai berikut:
a. Jumlah oksigen terlarut di
dalam air menurun.
b. Kecepatan reaksi kimia
meningkat.
c. Kehidupan ikan dan hewan
air lainnya terganggu.
d. Jika batas suhu yang
mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya mungkin akan mati.
Kecerahan
Kecerahan merupakan ukuran
transparansi perairan yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchi
disk, yang nilai kecerahannya diungkapkan dalam satuan meter. Nilai kecerarahan
sangat dipengaruhi oleh padatan tersuspensi,
kekeruhan, partikel koloid, kepadatan plankton, waktu pengukuran, dan
ketelitian orang yang melakukan penelitian (Goldman and Home, 1983).
Kecerahan
dalam perairan sungai biasanya 3 - 4 meter atau lebih, relatif dengan kedalaman
sungai. Pengaruh ekologis dari kecerahan akan menyebabkan penurunan penetrasi
cahaya ke dalam perairan yang selanjutnya akan menurunkan fotosintesis dan
produktivitas primer (Nybakken, 1992).
Kecepatan Arus
Kecepatan
arus dapat berpengaruh pada beberapa hal, antara lain oksigen terlarut (DO),
pH, dan juga kadar bahan yang terlarut pada air. Kecepatan arus dapat
bervariasi sangat besar di tempat yang berbeda dari suatu aliran air yang sama
(membujur ataupun melintang dari poros arah aliran) dan dari waktu ke waktu. Di
dalam aliran yang besar atau sungai, arus dapat berkurang sedemikian rupa
sehingga menyerupai kondisi air yang tergenang (Odum, 1994).
Derajat Keasaman (pH)
Nilai
pH menyatakan nilai konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan. Organisme air
dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH netral dengan kisaran
toleransi antara asam lemah sampai basa lemah. Nilai pH yang ideal bagi
kehidupan organisme air pada umumnya terdapat antara 7 sampai 8,5. Kondisi
perairan dengan pH tertentu mempengaruhi metabolisme dan respirasi bagi
kelangsungan hidup organisme (Barus, 2004).
Fluktuasi
nilai pH pada air dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain bahan organik atau
limbah organik. Meningkatnya keasaman dipengaruhi oleh bahan organik yang
membebaskan CO2 jika mangalami proses penguraian, dan bahan anorganik atau
limbah anorganik. Air limbah industri bahan anorganik umumnya mengandung asam
mineral dalam jumlah tinggi sehingga keasamannya juga tinggi (Siradz dkk,
2008).
Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen)
Oksigen
terlarut merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam ekosistem air
terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi dalam air bagi sebagian besar
organisme air. Sumber utama oksigen terlarut adalah penyerapan oksigen dari
udara melalui kontak antara permukaan air dengan udara dan dari fotosintesis.
Nilai oksigen terlarut di perairan sebaiknya berkisar antara 6-8 mg/L (Barus,
2004).
Kadar
oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman,
tergantung pada pencampuran (mixing) dan pergerakan (turbulence)
massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dan limbah (effluent) yang
masuk ke badan air (Effendi, 2003).
Biological Oxygen Demand (BOD)
Nilai
BOD (Biochemical Oxygen Demand) menyatakan jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh mikroorganisme aerobi dalam proses penguraian senyawa organik,
yang diukur pada temperatur 20°C. Untuk menguraikan senyawa organik yang
terdapat di dalam limbah rumah tangga secara sempurna, mikroorganisme
membutuhkan waktu sekitar 20 hari lamanya. Mengingat bahwa waktu selama 20 hari
dianggap terlalu lama dalam proses pengukuran, sementara dari beberapa hasil
penelitian diketahui bahwa pengukuran 5 hari jumlah senyawa organik yang
diuraikan sudah mencapai kurang lebih 70%, maka pengukuran yang umum dilakukan
adalah setelah 5 hari (BOD5). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengukuran
BOD adalah jumlah senyawa organik yang akan diuraikan, tersedianya
mikroorganisme anaerob yang mampu menguraikan senyawa organik tersebut dan
tersedianya jumlah oksigen yang dibutuhkan dalam proses penguraian itu (Barus,
2004).
Fosfat
Fosfat
terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa ortofosfat, polifosfat
dan fosfat organis.Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk
terlarut, tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme dalam air.Di daerah
pertanian ortofosfat berasal dari bahan pupuk yang masuk ke dalam sungai
melalui drainase dan aliran air hujan.Polifosfat dapat memasuki sungai melaui
air buangan penduduk dan industri yang menggunakan bahan detergen yang
mengandung fosfat, seperti industri pencucian, industri logam dan
sebagainya.Fosfat organis terdapat dalam air buangan penduduk (tinja) dan sisa
makanan. Fosfat organis dapat pula terjadi dari ortofosfat yang terlarut
melalui proses biologis karena baik bakteri maupun tanaman menyerap fosfat
untuk pertumbuhannya (Winata dkk, 2000).
Fosfor
merupakan unsur penting dalam air, Fosfor terutama berasal dari sedimen yang
selanjutnya akan terfiltrasi dalam air tanah dan akhirnya masuk ke dalam sistem
perairan terbuka. Selain itu juga dapat berasal dari atmosfer bersama air hujan
masuk ke sistem perairan (Barus, 2004).
Nitrat (NH3)
Nitrat
merupakan produk akhir dari proses penguraian protein dan diketahui sebagai
senyawa yang kurang berbahaya, dibandingkan dengan amonium/amoniak atau nitrit.
Nitrat adalah zat nutrisi yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk dapat tumbuh
dan berkembang (Barus, 2004).
Bila
kadar nitrit dan fosfat terlalu tinggi dapat menyebabkan perairan bersangkutan eutrof
sehingga terjadi blooming dari salah satu jenis fitoplankton yang
mengeluarkan toksin. Kondisi seperti ini bias merugikan hasil kegiatan
perikanan pada daerah perairan tersebut (Wibisono, 2005).
Sumber
Artikel (Klik Here)
Labels:
Perairan
Thanks for reading Parameter Fisika dan Kimia Perairan . Please share...!
0 Comment for "Parameter Fisika dan Kimia Perairan "