Tanah di daerah yang basah
bersifat masam karena pencucian kationkation (Ca2+, Mg2+, Na+ , K+ ) oleh air
hujan kemudian digantikan oleh ion-ion H+ , Al3+, dan Al(OH)+ . Sebagian besar
tanah yang menerima curah hujan lebih besar atau sama dengan 500 mm/tahun
cenderung bersifat asam contohnya tanah ultisol. Tanah ultisol merupakan tanah
dengan pencucian tinggi dan memiliki subsoil berupa liat. Selain itu penyebab tanah
masam antara lain pelepasan H+ oleh akar tanaman, pelepasan asam organik selama
proses dekomposisi (Gardiner dan Miller, 2004).
Teknik budidaya tanaman, untuk
tanah-tanah yang bersifat masam membutuhkan pengapuran untuk meningkatkan pH
terutama. Baik pemupukan maupun pengapuran untuk jenis tanah tersebut
dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang optimum (Gardiner dan Miller, 2004).
Pengapuran bertujuan untuk meningkatkan pH tanah dari tanah masam (pH<6 kemasaman="" memudahkan="" mencapai="" mendekati="" netral="" ph="7)." tanah="" unsur-="" untuk="" yang="">
unsur hara di dalam tanah terserap tanaman. Selain itu, penyakit-penyakit
terbawa tanah akan lebih terkendalikan. Pengapuran juga akan menambah unsur
hara kalsium yang diperlukan untuk pembentukan dinding sel tanaman (Prajnanta,
2004). 6>
Unsur-unsur kapur yang biasa
digunakan adalah kalsium dan magnesium karbonat, oksida, hidroksida, dan
silikat. Jenis kapur yang paling banyak digunakan adalah kalsium karbonat dan
kalsium karbonat ditambah dengan magnesium (dolomit). Dolomit (CaMg(CO3)2)
merupakan jenis kapur yang kandungan magnesiumnya tinggi. Rata-rata komposisi
yang terkandung dalam dolomit adalah 51% CaCO3, 34% MgCO3, 15% tanah dan
campuran lainnya (Gardiner dan Miller, 2004).
Sebagian besar tanaman tidak dapat mencapai
hasil yang optimum pada tanah yang sangat masam karena kerugian yang dapat
ditimbulkan oleh tanah masam antara lain: keracunan aluminium, mengurangi
aktivitas mikroorganisme, keracunan mangan, keracunan besi, kekurangan kalsium,
kekurangan magnesium, kekurangan Nitrogen, fosfor, dan sulfur yang disebabkan
oleh lambatnya dekomposisi bahan organik, dan lain-lain (Gardiner dan Miller,
2004).
Selain itu tanah asam
memperngaruhi keadaan tanah dan pertumbuhan tanaman. Tanaman yang tumbuh di
media masam akan menghasilkan perakaran yang sedikit dan pendek (Sari dan
Mattjik, 2004). Pengaruh kapur terhadap sifat fisik tanah sangat erat
hubungannya dengan sifat biologi tanah. Agregasi zarah tanah yang semakin baik
akibat pengaruh kapur akan mempengaruhi aerasi dan perkolasi di dalam tanah
sehingga aktivitas biologi tanah semakin baik. Keadaan ini menyebabkan proses
pelapukan bahan organik lebih cepat sehingga asam-asam organik banyak
dihasilkan yang kemudian mengikat Al-dd (Wahyudin, 2006).
Labels:
Cabai
Thanks for reading Pengapuran Tanaman Cabai . Please share...!
0 Comment for "Pengapuran Tanaman Cabai "