Amrullah (2004), menyatakan bahwa
untuk menduga besarnya konsumsi ransum ternak unggas dengan mempergunakan data sebelumnya dan memperhitungkan perubahan suhu lingkungan serta adanya faktor
lain yang mempengaruhi pada minggu berikutnya. Konsumsi minggu ini diketahui
dari jumlah ransum yang dikonsumsi selama minggu sekarang atau dengan cara
menimbang jumlah ransum yang diberikan dengan dikurangi sisa ransum.
Beberapa faktor yang mempengaruhi
konsumsi ransum itik adalah kesehatan itik, kandungan energi dalam ransum,
macam bahan makanan dan kondisi ransum yang diberikan, kebutuhan produksi dan
hidup itik berdasarkan tingkat pertumbuhannya serta selera dan metode pemberian
pakan yang dipergunakan peternak (Rasyaf, 1993). Amrullah (2004) menyatakan
bahwa terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap konsumsi harian
ransum yaitu kandungan kalori ransum dan suhu lingkungan.
Pemberian
ransum dibagi menjadi tiga tingkatan usia, yaitu anak itik, itik remaja dan
itik yang sedang bertelur. Selama masa anak, itik mengkonsumsi ransum sebesar 58,3 gram/ekor/hari, dimasa remaja menjadi 80
dan pada masa petelur sebanyak 180 gram/ekor/hari (Rasyaf, 1993).
Produktivitas
itik meliputi umur dewasa kelamin, kecepatan pertumbuhan badan, produksi telur,
ketahanan itik untuk terus bertelur dan kualitas telur (Muslim, 1992). Ransum
dengan kualitas baik akan menghasilkan produksi yang tinggi dan dapat
dipertahankan sampai akhir masa produksi. Keadaan ini dapat dicapai bila
terjadi keseimbangan antara energi dan protein serta zat-zat makanan lainnya
seperti lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Itik umumnya mengalami usia
masak kelamin pada umur 20-22 minggu dan lama produksi selama 15 bulan. Itik
mengalami puncak produksi tertinggi pada umur 27-32 minggu (Muslim, 1992).
Produksi telur dipengaruhi oleh dua faktor penting yaitu faktor genetik dan
lingkungan. Faktor genetik yang mempengaruhi produksi telur adalah umur masak
kelamin, sedangkan faktor lingkungan adalah pakan, pemeliharaan, suhu
lingkungan dan kesehatan (Muslim, 1992).
Penilaian
produktivitas telur dari sekelompok itik adalah dengan menghitung produksi
harian atau PTH (Produksi Telur Harian). Produktivitas telur baik bila nilai
PTH tersebut lebih dari 60%. Itik mempunyai nilai PTH tinggi bila dipelihara
tidak lebih dari umur 18 bulan (Hardjosworo dan Rukmiasih, 1999).
Daftar Pustaka
Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Petelur. Cetakan ke
3. Lembaga Satu Gunungbudi, Bogor.
Hardjosworo, P. dan Rukmiasih. 1999. Itik Permasalahan
dan Pemecahan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Muslim, D. A. 1992. Budidaya Mina Itik. Cetakan
Pertama. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Rasyaf, M. 1993. Beternak Itik Komersial. Penerbit
Kanisius, Yogyakarta.
0 Comment for "Konsumsi Ransum dan Produksi Telur Itik Telur"