Semua jenis puyuh berasal dari
jenis yang sama yaitu Coturnix coturnix, unggas liar yang
berpindah-pindah yang berasal dari Eropa, Asia, dan Afrika (Thear, 2005). Coturnix
Japonica berasal dari daerah Rusia, Asia Timur, dan India yang telah
didomestikasi sejak abad ke-13 (Pappas, 2002).
Puyuh (Cortunix cortunix
japonica) atau japanese quail telah tersebar luas di Eropa dan Asia.
Puyuh dapat dibedakan jenis kelaminnya pada umur 3 minggu berdasarkan warna
kulitnya. Puyuh jantan memiliki warna bulu coklat pada bagian leher dan dada
serta mencapai dewasa kelamin pada umur 5-6 minggu dengan bobot badan 100-140
gram. Puyuh betina dapat diidentifikasi dengan melihat bulu pada bagian leher
dan dada yang warnanya lebih cerah. Puyuh betina mulai bertelur pada umur 35
hari pada kondisi yang baik dan memproduksi sekitar 200-300 telur per tahun
(Varghese, 2007).
Puyuh memiliki kebiasaan hidup
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Sifat reproduksinya cepat,
dalam satu tahun mampu menghasilkan 3-4 generasi. Bobot badan puyuh betina
dewasa mencapai 143 g/ekor. Bobot telur yang dihasilkan puyuh 10 gram per butir
(Randall dan Bolla, 2008).
Puyuh merupakan
hewan yang memiliki saluran pencernaan yang dapat menyesuaikan diri terhadap
kondisi lingkungan. Gizzard dan usus halus puyuh memberikan respons yang
fleksibel terhadap ransum dengan kandungan serat kasar yang tinggi (Starck dan
Rahmaan, 2003).
Burung puyuh merupakan jenis burung
yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek, dan dapat
diadu. Adapun klasifikasi zoologi burung puyuh
menurut Pappas (2002) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Class : Aves
Family : Phasianidae
Sub family : Phasianidae
Genus : Cortunix
Species : Cortunix cortunix japonica
Beberapa keunggulan burung puyuh
diantaranya produksi telur dan dagingnya yang mempunyai nilai gizi serta
rasanya yang lezat, bulunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan aneka kerajinan
atau perabot rumah tangga lainnya, termasuk kotorannya yang dapat digunakan
sebagai pupuk kandang atau kompos untuk pupuk tanaman (Helsing, 2000). Puyuh
akan menghasilkan telur jika kandungan kolesterol di dalam darah tinggi yang
kemudian akan diubah dengan bantuan enzim spesifik menjadi hormon progesteron
untuk pembentukan telur dalam jumlah yang banyak.
Daftar Pustaka
Pappas, J. 2002. Coturnix japonica. Animal
diversity web. http: //animaldiversity.ummz.edu /site/accounts/information/Coturnix-japonica.html.
[4 Agustus 2010].
Varghese, S.K. 2007. The Japanese Quail. Feather
Francier Newspaper, Canada.
Randall, M & Bolla, G. 2008. Raising Japanese
quail. Ed ke-2. New South Wales: Primefact Home.
http://www.publish.csiro.au.html. [20 Maret 2011].
Starck, M. J. & G. H. A. Rahmaan. 2003.
Phenotypic flexibility of structure and function of the digestive system of
japanese quail. The Journal of Experimental Biology 206: 1887 – 1897.
Thear, K. 2005. Keeping Quail. Broad Leys Publishing
Ltd., United Kingdom.
0 Comment for "Karakteristik Puyuh Jepang"