Katuk
atau Sauropus androgynus (L.) Merr., merupakan tanaman yang dapat tumbuh
tinggi hingga mencapai 2-3 m, termasuk famili Euphorbiceae (Puspaningtyas
et al. 1997). Daun katuk berbentuk lonjong hingga bulat. Bagian daun dan
pucuk batang termasuk salah satu sayuran yang digemari dan dianjurkan untuk
dikonsumsi para ibu yang sedang menyusui.
Taksonomi
tanaman katuk menurut Hsuan (1989), dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klass : Dictyledoneae
Ordo : Geraniles
Famili : Euphorbiceae
Sub famili : Phyllonthoideae
Genus : Phyllanth
Spesies : Sauropus
Varietas : Sauropus androgynus L. Merr
Menurut
Muhlisah (2007), nama daerah untuk tanaman katuk adalah memata, mata-mata,
cekop, simasi (Sumatera); katu, babing, katukan (Jawa) dan kerakur (Madura).
Ciri fisik tanaman katuk yaitu tanaman dengan batang tumbuh tegak, warna
kehijauan saat muda, setelah tua berwarna kelabu keputihan, daunnya merupakan
daun majemuk yang berjumlah genap, bunganya berwarna putih semu kemerahan
dengan kelopak yang keras dan tumbuh di dataran rendah hingga 1.200 m dpl.
Tanaman ini banyak ditanam di kebun, ladang atau pekarangan dan digunakan
sebagai tanaman pagar.
Katuk
merupakan jenis tanaman tahunan yang setiap saat dapat dipetik, tidak
tergantung pada musim dan dapat dipanen lebih dari sepuluh kali selama
bertahun-tahun. Tanaman ini mudah ditanam, tahan gulma dan menghasilkan daun yang
banyak dalam waktu yang relatif singkat (Yuliani dan Mawarti, 1997).
Setyowati
(1997) melaporkan bahwa hasil pencatatan distribusi geografi pada material
herbarium yang ada di Balitbang, penyebaran katuk di Indonesia dijumpai di Jawa
(Banyuwangi, Pekalongan, Rembang, Semarang, Prwokerto, Kediri, Pasuruan,
Surakarta, Bogor, Situbondo, Malang, Jepara, Tulungagung, Madiun, Pulau Bawean,
Madura); Sumatera (Jambi, Palembang, Sibolangit, Padang, Lampung, Bangka, Pulau
Enggano); Kalimantan (Aramba, Natuna, Pulau Bunguran); Kepulauan Sumba
(Sumbawa, Timor) dan Moluccas (Maluku, Ternate, Ambon).
Daun
katuk berkhasiat dapat meningkatkan produksi dan kualitas air susu ibu (ASI).
Selain itu daun katuk juga bermanfaat sebagai pewarna makanan, sedangkan
akarnya dapat dipergunakan untuk obat demam, memperlancar air seni dan obat
luar frambusia (Sa’roni et al., 1997).
Daun katuk berkhasiat memperbanyak air susu, untuk demam, bisul, borok
dan darah kotor. Selain itu infus daun katuk dapat meningkatkan produksi air susu
pada mencit. Infus daun katuk dapat meningkatkan jumlah asi tiap lobulus
kelenjar susu mencit. Infus akar katuk mempunyai efek diuretik dengan dosis 72
mg/100 g bb. Konsumsi sayur katuk oleh ibu menyusui dapat memperlama waktu
menyusui bayi. Proses perebusan daun katuk dapat menghilangkan sifat anti
protozoa. Pemberian infus daun katuk kadar 20%, 40%, dan 80% pada mencit selama
periode organogenesis tidak menyebabkan cacat bawaan (teratogenik) dan tidak
menyebabkan resorbsi. Jus daun katuk mentah digunakan sebagai pelangsing di
Taiwan (Aziz dan Muktningsih, 2006).
Labels:
Bahan Pakan
Thanks for reading Manfaat dan Potensi Tanaman Katuk . Please share...!
0 Comment for "Manfaat dan Potensi Tanaman Katuk "