Informasi Dunia Peternakan, Perikanan, Kehutanan, dan Konservasi

Zat Aktif Daun Katuk

Katuk merupakan sayuran yang bergizi dengan kandungan protein sekitar 33,68% per 100 gram katuk kering (Aziz dan Muktningsih, 2006). Penapisan fitokimia daun katuk mengandung sterol, alkaloid, flavonoid dan tanin. Analisis dengan kromatografi gas dan spektrometri massa, ekstrak daun katuk mengandung monometil suksinat, siklopentonal asetat, asam benzoat, asam fenil malonat, 2-pirolidinon dan metil piroglutamat (Sa’roni et al., 1997). Menurut hasil analisis yang dilakukan oleh Aziz dan Muktiningsih, (2006) dalam 100 g daun katuk terkandung: energi 59 kal, protein 6,4 g, lemak 1,0 g, hidrat arang 9,9 g, serat 1,5 g, abu 1,7 g, kalsium 233 mg, fosfor 98 mg, besi 3,5 mg, karoten 10.020 mcg (vitamin A), B, dan C 164 mg, serta air 81 g. Tanaman katuk dapat meningkatkan produksi ASI diduga berdasarkan efek hormonal dari kandungan kimia sterol yang bersifat estrogenik.

Penelitian yang pernah dilakukan di Instansi dan Perguruan Tinggi di Indonesia antara lain mencakup penelitian daun katuk untuk memperlancar air susu dan pengaruh daun katuk terhadap gambaran histologi kelenjar susu pada mencit; penelitian efek antipiretik akar katuk pada burung merpati; penelitian terhadap senyawa kimia daun katuk serta keamanan infus daun katuk (Sa’roni et al., 1997). Daun katuk mengandung saponin, flavonoid dan tanin (Juana, 2008).

Suprayogi (2000a) melaporkan bahwa terdapat tujuh senyawa aktif utama di dalam daun katuk dan pengaruhnya terhadap fungsi fisiologis, senyawa-senyawa tersebut bekerja secara langsung maupun tidak langsung yaitu di dalam jaringan dan secara bersamaan berkhasiat sebagai, pemacu produksi air susu, meningkatkan fungsi pencernaan, meningkatkan pertumbuhan badan, pemicu jumlah darah, mengatasi kelelahan, mengatasi penyakit pembuluh darah dan jantung serta mengatasi gangguan reproduksi pada pria dan wanita. Senyawa aktif daun katuk tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.Suprayogi (2000b) menyatakan bahwa keracunan yang terjadi di Taiwan sebagai akibat konsumsi daun katuk yang berlebih dalam bentuk jus pada penggunaan jangka waktu yang lama. Hal ini terjadi karena adanya senyawa kimia papaverine-like compound yang dikonsumsi dalam jumlah yang berlebih.

Sumber :
Aziz, S. dan S. R. Muktingsih. 2006. Studi manfaat daun katuk (Sauropus androgynus). Cermin Dunia Kedokteran 151 (50) : 48-50.
Juana, S. Manusia dan tumbuhan : Daun dalam Kehidupan. http://www.geocities.com/ Hearthland /Oaks/8964. [14 Januari 2008].
Sa’roni, Adjirni dan Y. Astuti. 1997. Tinjauan penelitian katuk yang telah dilakukan di Indonesia. The Journal on Indonesia Medicine Plants. 3 (3) : 44-45.
Suprayogi, A. 2000a. Studies on The Biological Effect of Sauropus androgynus (L) Merr: Effect on Milk Production and The Possibilities of Induced Pulmonary Disorder In Lactating Sheep. Cuviller Verlag Gottingen.
Suprayogi, A. 2000b. Manfaat dan konsekuensi mengkonsumsi daun katuk (Sauropus androgynus L. Merr). Makalah Seminar. Laboratorium Nutrisi dan Biologi, Radiasi, Studi Ilmu Hayati. Institut Pertanian Bogor, Bogor.


Labels: Bahan Pakan

Thanks for reading Zat Aktif Daun Katuk . Please share...!

0 Comment for "Zat Aktif Daun Katuk "

Back To Top