Informasi Dunia Peternakan, Perikanan, Kehutanan, dan Konservasi

Tanaman Padi

Padi tumbuh baik di daerah tropis maupun sub tropis. Untuk padi sawah, ketersediaan air yang mampu menggenangi lahan tempat penanaman sangat penting. Oleh karena air menggenang terus-menerus maka tanah sawah harus memiliki kemampuan menahan air yang tinggi, seperti tanah lempung. Untuk kebutuhan air tersebut, diperlukan sumber mata air yang besar, kemudian ditampung dalam bentuk waduk. Dari waduk inilah sewaktu-waktu air dapat dialirkan selama peroide pertumbuhan padi sawah (Setyono dan Suparyono, 1997).

Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monotyledonae
Keluarga : Gramineae (Poaceae)
Genus : Oryza
Spesies : Oryza spp.

Terdapat 25 spesies Oryza, yang dikenal adalah O. sativa dengan dua subspesies yaitu Indica (padi bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi cere). Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di dataran tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan.

Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 mdpl dengan temperature 19-270C , memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan. Padi menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm dan pH tanah 4 - 7.

Padi membutuhkan persediaan hara yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hasil yang tinggi pada tanaman yang sedang tumbuh. Kebanyakan unsur hara berasal dari tanah dan bahan organik, seperti sisa-sisa tanaman dan pupuk kandang; akan tetapi untuk mendapatkan hasil yang tinggi masih membutuhkan hara tambahan dari pupuk. Rekomendasi pemupukan padi yang ada sering menganjurkan dosis dan waktu pemupukan N, P, dan K yang tetap dan untuk area produksi padi yang luas. Rekomendasi tersebut mengasumsikan bahwa kebutuhan hara tanaman padi adalah tetap sepanjang waktu dan untuk areal yang luas. Akan tetapi pertumbuhan tanaman dan kebutuhan tanaman terhadap unsur hara sangat dipengaruhi oleh kondisi pertumbuhan tanaman, pengelolaan tanaman dan tanah, dan iklim, yang dapat sangat bervariasi antar lahan, desa, musim, dan tahun.

Varitas unggul nasional berasal dari Bogor: Pelita I/1, Pelita I/2, Adil dan Makmur (dataran tinggi), Gemar, Gati, GH 19, GH 34 dan GH 120 (dataran rendah). Varitas unggul introduksi dari International Rice Research Institute (IRRI) Filipina adalah jenis IR atau PB yaitu IR 22, IR 14, IR 46 dan IR 54 (dataran rendah); PB32, PB 34, PB 36 dan PB 48 (dataran rendah). Tanaman padi dapat tumbuh di daerah beriklim panas yang lembab. Tanaman padi memerlukan curah hujan rata-rata 200 mm/bulan dengan distribusi selama 4 bulan, sedangkan pertahun sekitar 1500-2000 mm. Suhu yang panas merupakan temperatur yang sesuai bagi tanaman padi yaitu pada suhu 230C dimana pengaruhnya adalah kehampaan pada biji. Daerah dengan ketinggian 0-1500 meter masih cocok untuk tanaman padi (AAK, 1990).

Tanaman padi membutuhkan air yang volumenya bebeda untuk setiap vase pertumbuhannya. Variasi kebutuhan air tergantung juga pada varietas padi dan system pengolaan sawah. Ini berarti bahwa pengelolaan air di lahan sawah tidak hanya menyangkut system irigasi, tetapi juga sistem drainase pada saat tertentu dibutuhkan, baik untuk mengurangi kuantitas air maupun untuk mengganti air yang lama dengan air irigasi baru sehingga memberikan peluang terjadinya sirkulasi oksigen dan hara (Subagyono dkk., 2000)
Dalam suasana asam atau sangat masam pertumbuhan tanaman padi akan tertekan, hal ini disebabkan oleh: (1) pengaruh langsung yang merupaka akibat ion H+, (2) terganggunya absorpsi Ca dan Na, (3) meningkatnya kelarutan dan daya racun dari Al, Fe dan Mn, (4) berkurangnya ketersediaan P dan Mo, (5) berkurangnya kadar basa-basa yang terjadinya defisiensi Ca, Mg dan K, serta (6) tidak normalnya faktor-faktor biotik (Hakim, dkk, 1986).

Pada tanah sawah dituntut adanya lumpur, terutama untuk tanaman padi yang memerlukan tanah subur. Tanah sawah yang mempunyai persentase fraksi pasir dalam jumlah besar kurang baik untuk tanaman padi, sebab tekstur ini mudah meloloskan air. Pada lapisan atas untuk pertanian pada umumnya mempunyai ketebalan 10-30 cm (AAK, 1990).


Pada umumnya padi yang ditanam dalam keadaan tergenang lebih baik hasilnya daripada yang ditanam dalam keadaan kering. Tanah yang tergenang biasanya merupakan medium yang lebih baik untuk pertumbuhan padi karena (1) cekaman air ditiadakan, (2) pengendalian gulma lebih mudah, (3) tersedianya unsur hara tertentu, terutama fosfor, dan (4) meningkatkan pH mendekati netral (Sanchez, 1993).
Labels: Journal

Thanks for reading Tanaman Padi. Please share...!

0 Comment for "Tanaman Padi"

Back To Top